***
Hari ini, Kaila berkunjung ketempat ia bekerja dahulu, disebuah perusahaan swasta yang mempunyai banyak kenangan bagi Kaila. Dalam ingatan Kaila, di kantor inilah ia menemukan dua orang sahabat yang benar-benar selalu ada untuknya, bahkan ketika Kaila memutuskan resign, mereka berdualah yang menangis kesetanan karena Kaila meninggalkan mereka.
Awalnya Kaila pun ragu untuk meninggalkan karirnya, namun mau bagaimana lagi, dia harus melakukannya. Sisa berhitung bulan hingga ia dan Jeffrey melangsungkan pernikahan, Kaila tak pernah menyangka jika inilah takdirnya. Setelah malam itu disaat bertengkar dengan Jeffrey, Jeffrey sama sekali tidak memperdulikan Kaila dan malah masuk kedalam rumah untuk membahas pernikahan. Lalu, Jeffrey merencanakan ingin tinggal disebuah apartement bersama Kaila, katanya mau mencoba hidup mandiri dan membangun keluarga kecilnya sendiri.
"KAILA!" Sang pemilik nama auto berbalik begitu mendengar suara cempreng menghiasi gendang telinganya, senyum Kaila merekah dan merentangkan kedua tangannya, bersiap menerima pelukan dari sang sahabat, Mora namanya.
Dibelakang Mora ada Mahendra yang ikut tersenyum melihat kedua gadis dihadapannya ini saling berpelukan erat untuk melepas rasa rindu, setelah dirasa puas saling memeluk, Kaila pun melepasnya lalu menatap Mahendra penuh kehangatan.
"How are you?" tanya Mahendra.
"Seperti yang kamu lihat, Dra. Oh iya, by the way, mau pesan apa? Biar aku yang traktir hari ini," ucap Kaila.
Otomatis Mahendra dan Mora saling berpandangan disertai senyum lebarnya, mereka memang sama sekali tidak pernah menolak gratisan. Karena menurut mereka jadi lebih hemat, uang bisa disimpan untuk jajan yang lain, contohnya beli baju di e-commerce. Begitu selesai memesan makanan serta minuman di kantin kantor, mereka bertiga pun mengambil tempat duduk dekat kaca jendela, agar bisa melihat pemandangan luar yang lumayan sepi.
"Sumpah, pas Mahendra bilang kamu mau kesini, aku enggak percaya sama dia. Ya, kali aja dia bohongin aku," kata Mora.
"Emangnya kapan kamu percaya sama aku, Ra?" rajuk Mahendra.
Disaat mereka sedang asyik adu mulut, Kaila hanya diam memandangi mereka berdua sembari tersenyum riang. Ini adalah moment yang patut Kaila nikmati, entah kapan mereka bisa berkumpul lagi, jadi Kaila sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk saling menyapa seperti biasanya.
"Udah sih, berantem mulu. Oh iya, kerjaan gimana? Lancar aja, 'kan?" tanya Kaila.
"Ya, gitu aja sih, La, lo tahu sendiri gimana Pak Tian. Kalau enggak selesai tepat waktu, kita disuruh lembur. Ngeselin." gerutu Mora.
"Aku kalau jadi Pak Tian juga bakal ngelakuin hal sama sih, apalagi kalau tahu karyawan di teamnya malah asyik gibah daripada kerja." sindir Mahendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Jaehyun : Kamu, Aku dan Cerita Kita [Completed]
FanfictionJeffrey tak pernah menyangka jika akhir jabatannya di IPDA, masa bujangnya pun ikut berakhir. Tepat setelah dua tahun dinas dan naik pangkat menjadi IPTU, ia menikah dengan seorang gadis pilihan kedua orangtuanya yang bernama Kaila Lovata. Keseharia...