Bonus Chapter

474 47 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


DUA MINGGU KEMUDIAN.


Dihadapan cermin kali ini, ada seorang pengantin perempuan sedang memandangi pantulan dirinya sendiri, berkali-kali ia memuji kecantikannya, tubuhnya sangat cocok dibaluti gaun simple namun terkesan mewah. Tak lupa pula kedua tangannya setia menggenggam buket bunga sebagai pertanda kalau dia benar-benar pengantin. Senyum di wajah cantiknya tidak pernah luntur saking bahagianya, hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya telah terlaksana.

Setelah pemberkatan beberapa jam lalu disertai upacara pedang pora, si pengantin perempuan yaitu Kaila Lovata langsung berpamitan menuju ruang tunggu, ia tak bisa menahan rasa gugupnya. Bahkan sudah berkali-kali suami-nya mendatanginya untuk menenangkannya, tapi hasilnya nihil.

Kedua tangan Kaila tetap bergetar, padahal acara penting telah terlewatkan, kenapa pula dia harus bergetar terlalu lama? Sekarang Jeffrey benar-benar sendirian melayani para tamu yang datang, Kaila ingin sekali berdiri disamping Jeffrey, namun apa daya, dia masih dilanda kegugupannya.


CEKLEK


Saat mendengar suara pintu terbuka, ia langsung mendongakkan wajahnya dan mendapati keberadaan Mahendra serta Mora. Keduanya menghampiri Kaila lalu memandangi sang pengantin dengan lekat, namun tatapan Mora lebih mengarah ke khawatir. Mora takut kalau Kaila sedih, pernikahan yang ia nanti selama ini malah terkukung di ruang tunggu akibat melawan rasa gugupnya.


"Telapak tangannya masih keringat?" tanya Mahendra ke Mora saat melihat gadis itu menggenggam jemari Kaila.

"Iya, masih." jawab Mora.


Mahendra tahu betul segala hal tentang Kaila. Kaila itu demam panggung, seluruh tubuhnya akan bergetar jika ditatap oleh banyak orang atau berdiri dihadapan banyak orang. Keringatnya terus mengalir dari dahinya, telapak tangannya pun jadi basah karena keringat. Separah itu memang, tapi Kaila terus berusaha melawan rasa gugup itu. Semakin ia berusaha melawannya, maka semakin bergetar pula tubuhnya.

Detik berikutnya, Mahendra langsung berlutut dihadapan Kaila agar dapat memandangi wajah cantik gadis kesayangannya itu. Biasanya Mahendra berhasil membuat Kaila tenang, tapi sepertinya untuk sekarang ia akan gagal, terbukti wajah Kaila memerah bak kepiting rebus. Kalau dikatakan kepanasan, ruangan sangat dingin, bahkan saking dinginnya, cermin malah berembun.


"Hey, are you okay?" tanya Mark dengan nada pelannya.

"I'm okay." jawab Kaila.

"Kamu yang tenang aja. Ada aku, ada Mora, ada suami kamu juga. Kamu pasti ngerasa gugup banget sih sekarang, tapi gapapa, santai aja, La." ucap Mahendra.

"Enggak bisa, Hen," gumam Kaila.

"Suami kamu tunggu didepan loh, ayo kita keluar. Kasihan kalau Jeffrey layani tamu sendirian, masa pengantin perempuannya enggak muncul," balas Mahendra.


Jung Jaehyun : Kamu, Aku dan Cerita Kita [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang