"sini aku pijitin kakinya"
Jaemin menghampiri istrinya yang sedang bersandar di ranjang, tumitnya terasa sangat perih karena terlalu lama mengenakan heels.
"ada salep nggak sih? perih banget"
Jaemin mengibaskan selimut yang menutupi kaki istrinya, lantas meraih kaki itu dan ditumpukan di atas pahanya. Menelisik seberapa parah goresan heels yang melukai kaki istrinya.
Setelah acara resepsi berakhir mereka memilih singgah dahulu di hotel, tak langsung pulang karena terlalu kelelahan. Besok baru mereka akan pulang dan memboyong Reana untuk pindah ke rumahnya.
"aku minta tolong orang buat beliin dulu"
"laper nggak?"
"enggak"
"beneran? kalo laper sekalian ini aku order makanan"
"iyaaa beneran"
Perutnya sama sekali tak merasa lapar karena terlalu banyak menyicipi hidangan tadi, Reana tak menduga hidangan yang tersedia ada banyak macamnya. Dari hidangan pembuka, utama hingga hidangan penutup, semuanya tersedia dan semuanya enak.
Mereka berdua sama-sama tak merasa canggung, bukan berarti sudah terlalu sering berduaan. Tapi memang karena keduanya bisa mencairkan suasana, terlebih Reana lebih merasakan pegal di seluruh badannya ketimbang harus merasa malu atau canggung dengan suaminya sendiri. Memang agak terasa aneh karena mereka harus tidur satu kamar dan seranjang. Namun apa boleh buat, namanya juga sepasang suami istri.
"Jean gimana ih? nangis pasti"
"sama papa, sayang. Tenang aja"
"jahat, orang anaknya mau ikut juga"
"no no no, ini waktu buat kita berdua, bukan bertiga"
Lelaki itu kembali meniup kaki istrinya, namun sekarang ditambahi dengan pijatan lembut. Reana tak tahu jika Jaemin ternyata bisa melakukan hal kecil seperti ini. Suamiable sekali.
Bunyi bel kamar hotel mengintrupsi mereka berdua, Jaemin segera beranjak untuk menjemput salep pesanannya.
"makasih ya"
Salah seorang staff hotel itu sedikit membungkuk dan segera pergi dari sana setelah memberikan pesanan Jaemin.
"aku olesin ya"
"eh sini aku bisa sendiri"
"enggak, kamu mending tidur aja, istirahat"
"ihhh na, jangan gitu"
"apa sayang? kamu kan istri aku sendiri, lupa apa kata mama? jangan bantah suami, dosa"
Reana yang ingin merebut salep dari tangan Jaemin, terpaksa mengurungkan niatnya. Lalu kembali memposisikan dirinya dengan nyaman. Menikmati setiap sentuhan jemari suaminya.
"eh aku pengen buka kado"
"emang dapet?"
"dapet ih, dari Haechan, Nita terus dari eeh buket bunga dari Ale mana ya?"
"kenapa?"
"cantik tau, sayang banget kalau hilang"
"besok aku beliin satu truk, udah gak usah di cariin"
Reana tersenyum tengil saat melihat Jaemin memalingkan wajahnya, ekspresi lelaki itu juga ikut berubah sedikit kesal, sepertinya perempuan ini lupa jika sang suami mempunyai sifat yang sangat pencemburu. Bahkan dengan sang anak pun ia bisa cemburu.
"ngapain senyum tengil gitu? minta di cium?"
"dih, gak ada hubungannya! cemburu kan kamu???? ayo ngaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
papa || Na Jaemin [terbit]
Fanfiction"tante jadi bunda Jean yuk!" "eh?" ○ Sebagian bab dihapus ○ End - Book ver/ E-book avail on trakteer only started : september 26th 2021 finished : june 2022 written in bahasa ©hireaa, 2021 | papa