Lovin (Part 4)

5 3 0
                                    

     Resto Caste Bogenville.
     Nayesa tergesa turun dari mobil. "Thank you, Mike," ucapnya sebelum beranjak masuk ke dalam resto.
     Dan Mike hanya balas dengan anggukan dan senyum, lalu kembali melajukan mobil mewah itu menuju Givefashion Corent.
     Kemudian Nayesa, dengan diantar oleh seorang pelayan resto, langsung menuju tempat dimana Befi dan Nela sudah menunggu.
     "Apa? Apa yang terjadi? Bagaimana kalian di sini? Apakah sudah mendapat kepastian tentang Lovin?!" Cecar Nayesa, begitu duduk di hadapan Befi dan Nela.
     "Tidak, Non Sa," sahut Nela tampak kesal.
     "What?!" Pelotot Nayesa panik sekaligus tak mengerti, merasa waktunya yang terbuang sia-sia.
     "Ssstt.. tenang dulu, Nay. Dan kau, Nel, biar aku yang menjelaskan," pinta Befi, wajahnya serius.
      Nayesa menatap keduanya tak sabar.
      "Kau tau kan, Nay, ini resto milik siapa?" Lontar Befi.
     "Ah, please Bef. Langsung saja, ini bukan waktunya tebak-tebakan," kata Nayesa greget.
     Befi menghempas nafas. "Baiklah," katanya, wajahnya berubah sedih dan kecewa. "Singkat cerita, alasan aku keluar, saat antrian mendekati podium tadi, lantaran aku kebelet pipis! Kukira jika hanya itu waktunya masih cukup. Tapi, saat di toilet, tanpa sengaja aku mendengar suara seseorang sedang berkomunikasi lewat telepon. Dan suara itu.., sepertinya tak asing!? Begitu kuselidiki, benar saja, ternyata...?!"
     Nayesa menaikkan alisnya, menatap Befi gemas, menanti ucapan selanjutnya.
     "Nyonya Milen Moon!" ungkapnya dengan raut menahan tangis.
     "So, what?! Apa kaitannya?!" Nayesa makin bingung sekaligus penasaran dengan maksud dan tujuan Befi.
     "Tentu saja ada kaitannya!" Sahut Befi kesal sedikit menyentak. Merasa tak dipahami. "Kaitannya dengan aku, Nay," ungkap Befi memelas. suaranya bergetar, matanya berkaca!
     Nayesa terkesiap. "Maksudmu?" Tanya Nayesa pelan dan prihatin. Jika Befi sudah seperti itu pasti berkaitan dengan hatinya yang terusik!
     "Wanita yang hampir sebaya Mamaku itu, ternyata tidak sendiri di hotel itu! Dia ada janji pertemuan dengan..., Jordi..!" ungkap Befi. Tangisnya pun pecah.
     Nayesa dan Nela saling pandang. Lalu memeluk Befi, berbarengan. Mereka ikut sedih dengan apa yang dialami bestie mereka.
     "Berpikir positif dulu, Bef. Mungkin mereka sedang ada bisnis bersama," hibur Nayesa, sembari melepas pelukan, mengambil tissyu di atas meja, lalu memberikannya pada Befi.
     Befi menerima tissyu itu, lalu menyeka air matanya. "Ada bisnis bersama mungkin saja atau bahkan itu sudah pasti! Tapi.., yang membuatku sangat syock!!! Ketika diam-diam kuikuti mulai saat ke luar dari toilet.., Nyonya Milen ternyata menghapiri ke depan pintu kamar Jordi!!!???" Ungkap Befi histeris di sela tangisnya.
     "Lalu, apa kau melihatnya masuk kamar itu?!" Lontar Nayesa hati-hati untuk memastikan.
     "Tidak. Kulihat Jordinya yang ke luar. Lalu mereka bersama menuju lobby..." sahut Befi, mulai reda tangisnya.
     "See.., meskipun kau melihat mereka dalam satu hotel. Bukan berarti, macam-macam kan?! Atau langsung menyimpulkan bahwa mereka ada hubungan spesial!? Tenanglah, Bef...," ujar Nayesa menenagkan.
     Sementara Nela menepuk-nepuk pundak Befi.
     "Tapi, patut aku curigai! Aku tak menyangka sama sekali akan melihat Jordi di hotel itu, apalagi bersama Nyonya Milen Moon yang genit itu!" Ucap Befi tak suka.
     "Dan, resto ini?!" Tanya Nayesa, akhirnya meminta kejelasan kaitannya dengan resto mewah dan indah, lahan yang sangat luas, penuh dengan nuansa taman dan bunga- bunga, nyaman untuk berlama-lama, juga bisa untuk privasi seperti ruangan, atau seperti tempat yang didudukinya sekarang, seperti di tengah-tengah taman yang teduh berpayungkan tanaman jalar yang membentuk atap dengan tiang-tiang besi putih, berjarak cukup jauh dengan area-area privasi pengunjung lainnya.
     "Ya, itulah, mengapa aku dan Nela akhirnya berada di sini. Lantaran sempat kudengar tersebut nama resto ini dari percakapan Nyonya Milen, dengan seseorang saat di toilet, yang kuduga itu adalah Jordi. Kukira mereka membuat janji di sini!? Namun aku terpaksa melepas buruanku begitu di lobby hotel, karna aku teringat Nela. Aku coba telpon tapi Nela tak angkat. Aku bergegas kembali ke aula...," cerita Befi masih sedikit terisak.
     "I'm sorry Non Fi. Aku sungguh tak tau alasanmu adalah Jordi. Aku menyesal karna marah dan kesal padamu. Karna hanya tinggal tiga langkah lagi aku naik ke podium, wajah tampannya sudah tampak jelas, dan aku sudah membayangkan akan mendapatkan tanda tangan serta menjabat tangannya. Tapi kau tiba-tiba datang menarikku keluar dari barisan!? Memintaku mengikutimu tanpa penjelasan! Membawaku ke resto mewah ini!? Hanya duduk di sini, menyuruhku menikmati hidangan, sambil menunggu Non Sa datang baru kau menjelaskan..," tutur Nela yang sejak tadi diam, tampak menyesal.
     Mendengar itu, Nayesa menghela nafas dalam-dalam. Ah, Lovin! Benarkah Lord Vin itu adalah dirimu?! Jika benar, mungkin belum saatnya aku dan kau bertemu sekarang! Tapi aku akan tetap mencarimu! Sekalipun sulit mencari jejakmu..! Batin Nayesa penuh harap..!
     "Ternyata mereka tidak ke resto ini. Aku kehilangan jejak. Tapi aku mendapat beberapa informasi penting," Kata Befi yang sepertinya sudah mulai menguasai keadaan hatinya. Terlihat air matanya yang sudah mengering.
     Nayesa mengangkat wajahnya yang sempat tertunduk, menyimpan kesah di hatinya..
     "Mengenai resto ini, setauku dulu adalah milik Nyonya Milen," kata Befi.
     "Ya, aku pun tau. Itu cerita lama," ujar Nayesa.
     "Kau benar, ini resto yang berhasil dimilikinya selepas perceraiannya dengan tuan Ben Fedix, konglomerat itu. Tapi, apa kau tau sekarang milik siapa?!" Lontar Befi.
     "Ah, Bef. Kita bukanlah tipe ngurusi urusan orang. Kenapa kau jadi begini, fokus saja pendekatanmu dengan Jordi," Nayesa merasa risi.
     "Cinta memang terkadang bisa mengubah seseorang, bukan?" celetuk Nela yang akhirnya menyibukkan diri dengan laptop dan iphonenya sembari menikmati hidangan yang menggugah selera.
     Nayesa tersekat, ucapan Nela juga menyindirnya.
     "Nay, ternyata resto ini sekarang milik Jordi...!?" Tandas Befi, tampak ia sendiri masih tak menyangka!
     Nayesa terperangah menatap Befi.
     Nela nyaris tersedak juice alpukat yang tengah diseruputnya.
     "Bukankah, Jordi seorang Ceo sebuah dealer mobil sport mewah?!" Ucap Nayesa sedikit merasa aneh. "Lalu apa yang membuatnya tertarik dengan resto romantic ini?! Mungkinkah ia tengah mengembangkan sayap usahanya dengan merambah berbagai bentuk bisnis lain?!" Imbuhnya seperti bertanya pada dirinya sendiri.
     "Dan kenapa harus resto milik Nyonya Milen?! Yang pasti harganya sangat fantastis," timpal Nela. "Atau mungkin, Nyonya Milen memberikannya sebagai tanda cinta untuk mengikatnya?!" Celetuknya menduga.
     Ups! Nela langsung menutup mulutnya! Begitu melihat Nayesa menatap dengan kode keras memperingatkannya!
     "Sejujurnya..., aku merasa kehilangan harapan untuk mendekati Jordi. Aku pun sudah tidak ingin menghadiri party of blue dream di kapal pesiar nanti," ucap Befi pedih, merasa terpuruk lantaran harapan cintanya terenggut oleh persaingan yang tak semestinya!
     Nayesa dan Nela hanya terdiam. Menatap Befi prihatin dan ikut bersedih.
     "Tapi..., aku akan tetap ke sana menepati janjiku...," ucap Befi kemudian.
     "Janji apa Bef?" Tanya Nayesa tak mengerti kenapa Befi tampak kekeh untuk hadir di party kapal pesiar itu kendati ia tau hanya akan mendapat kecewa dan mungkin juga terluka!
     "Aku akan membantumu...! Kau masih ingin mencari Lovin, bukan?"
     Nayesa terdiam sejenak. "Tidak," tandasnya seraya menggeleng tegas.
     Befi dan Nela sontak terkejut.
     "Jika pun tetap menghadiri pesta itu. Bukanlah tentang aku dan Lovin!? Tak ada kaitannya kan, Bef!? Justru agar kau dapat bertemu dengan Jordi dan melakukan pendekatan, bukan? Itu pun tak perlu ke sana jika kau tak mau!? Hanya saja saranku, carilah kepstian darinya, dari pada menduga-duga. Tanyalah langsung pada Jordi, sebelum kau memutuskan untuk mundur sebelum melangkah...," ucap Nayesa bijak. Sungguh merasa itulah yang terbaik.
     "Justru sekelumit berita dari percakapan mereka yang aku dengar...! Saat Nyonya Milen dan Jordi menunggu di depan lift hotel, sebelum mereka turun ke lobby, sementara aku bersembunyi di balik tembok menuju pintu tangga darurat yang tak jauh dari posisi mereka. Kudengar bahwa Lord Vin akan hadir di sana...!" Ungkap Befi akhirnya
     "What?!" Ucap Nayesa dan Nela, yang kali ini terkejut hampir bersamaan.
     "Entahlah aku keliru atau tidak. Yang mengejutkan lagi saat Nyonya Milen mengatakan, hendak membeli superyacht, kapal pribadi milik Lord Vin...," Befi menambahkan.
     "Jadi, rumor itu benar?!" Celetuk Nela, tak menyangka.
     "Rumor?" Tanya Nayesa tak mengerti, yang masih belum reda dari rasa terkejut mendengar informasi dari Befi tadi.
     "Apa kau tau, mengapa Lord Vin menjualnya?" Tanya Befi penasaran.
     "Rumor yang beredar di penggemar, mereka mengatakan, Lord Vin akan membeli area yang luas di sudut perbukitan dekat desa kecil untuk membangun sebuah tempat Human Healing untuk orang-orang yang bermasalah psikis, orang-orang terlantar, terbulli, bahkan yang terabaikan! Penggemar curiga, Lord Vin akan menjual salah satu properti mahalnya, karna memperhitungkan dana untuk rencananya itu sangatlah banyak! Lord Vin tidak meminta donasi apa pun dari penggemarnya, justru dia melakukan donasi secara pribadi...," papar Nela.
     "Wow, sungguh mulia...," Befi terkagum dan takjub.
     Nayesa hanya terdiam, bungkam seribu bahasa. Benaknya berkecamuk, pikirannya mencari-cari logika, meyakinkan dirinya, memastikan diantara bayang-bayang Lovin yang berseliweran namun belum jelas seperti apa?! Mungkinkah...?!
     "Dia kah, 'Lovin'?" Tanya Befi.
     "Ya, seperti yang pernah kusampaikan. bagi para penggemar yang menyakininya, dia lah tokoh 'Lovin', di dunia nyata," jelas Nela.
     "Kau menyakininya, Nel?" Selidik Befi.
     "Ah, Non Fi. Aku kan tidak tau tokoh Lovin itu seperti apa, sampai sekarang aku belum juga membaca buku novelnya. Tapi bagiku, siapapun Lord Vin aku tetap memujanya, dia kan idola ku... dia tampan seperti pangeran, suaranya merdu dan pas dengan lagu-lagunya, aktingnya memukau, dan baik hati," sahut Nela.
     "Sepertinya Lord Vin.., dia lah Lovin yang kau cari, Nay," ucap Befi mulai merasa yakin.
     "Aku...," Nayesa bingung harus berkata apa. Satu lagi pembuktian pada sang selebriti itu! Tapi...?!?!?! Ah, entah mengapa Nayesa tiba-tiba merasa gamang dan tak jelas dengan perasaan sendiri...!?
     "Untuk itu, kita harus datang bukan? Kau memastikan apakah dia Lovin, dan aku memastikan apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau masih ada harapan...," ucap Befi menutup percakapan di Coste Bogenville.

LovinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang