Lovin ( part 9 )

1 1 0
                                    

      Nayesa tampak berdiri terpaku di balkon unit roomnya, memandang jauh lurus ke depan, seolah sampai ke ujung lautan yang bertemu dengan langit yang semakin malam.
     Gadis itu kemudian menghela nafasnya dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kembali ketegaran hatinya yang masih terasa begitu rapuh dan sedih.
     Mengapa kau pergi Lovin!? Padahal aku sudah menemukanmu!? Kemana lagi aku harus mencarimu!? Kau begitu sulit untuk kutemui!? Ucapnya dalam hati yang pilu.
     "Nay..," panggil Mike pelan dan hati-hati, kawatir mengejutkan gadis yang tengah menyendiri itu.
     "Ada apa, Mike?" Kata Nayesa tanpa menoleh.
     "Sejak sore tadi Lord Vin mencarimu, dan sekarang dia datang lagi ingin bertemu denganmu. Aku sudah mengatakan kau sedang tidak bisa diganggu, tapi dia bersikeras...," jelas Mike yang posisinya berdiri di pintu kaca balkon.
     Nayesa tak langsung menyahut, untuk sesaat masih tak bergeming. Rambutnya yang panjang hampir sepinggang itu tampak sesekali dihempas angin. Cantik dan indah.
     "Suruh dia masuk, Mike. Biarkan dia bicara denganku di sini," ucap Nayesa akhirnya.
     "Baiklah," sahut Mike yang kemudian melangkah ke luar.
     Tak lama kemudian terdengar langkah menuju balkon.
     "Boleh aku mendekat, Nona Yesa?" Terdengar suara sang selebritis itu.
     Nayesa menoleh.
     Lord Vin tampak berdiri di ambang pintu balkon menanti persetujuan Nayesa, sementara kedua tangannya tampak membawa dua gelas minuman.
     Nayesa mencoba tersenyum mengiyakan.
     Lord vin lalu melangkah mendekat di sisi Nayesa. "Hot coklat," ucapnya seraya menyodorkan gelas di tangan kanannya.
     "Thanks," ucap Nayesa seraya menerima. Lalu menatap wajah Lord Vin dan mengamatinya. Wajah itu tampan dan juga memiliki mata yang bagus. Tapi mata itu, jelas berbeda dengan mata pria misterius itu. Sempat menduga Lord Vin, adalah Lovin! Dengan bukti-bukti yang sempat terkumpul dan seolah menguatkan bahwa pria selebriti itu benar-benar sang tokoh novel yang sedang dicarinya. Bahkan bantahan Lord Vin tak menggoyahkan asumsi itu. Dikiranya pria tampan itu hanya mencoba menutupi kebenarannya lantaran suatu alasan. Namun, sejak pria misterius itu muncul, Nayesa menjadi berasumsi, mereka adalah dua orang berbeda. Lagipula saat Nyonya Milen yang melihatnya tentu mengenalinya, jika pria itu adalah Lord Vin!
     Jadi, Lovin adalah Lovin, dan pria misterius itu...?!
     "Apa kau terpesona? Apa yang kau cari di wajahku Nona, Yesa? Apakah kau melihat sosok Lovin di wajahku?" Ucap pria selebriti itu mencoba mencairkan suasana.
     Nayesa pun tersenyum lebar. "Panggil aku, Yesa. Kau tak perlu formal. Kita sudah saling kenal bukan?" Ucap Nayesa mencoba terbawa suasana. Lord Vin sudah berbaik hati datang menemuinya. "Lagipula kau sudah membawakan aku minuman coklat," imbuhnya, lalu menyeruput minuman coklat itu.
     "Baiklah, Yesa. Konon katanya minuman coklat dapat menenangkan dan dapat menghilangkan stress. Cocok juga di kondisi dingin malam ini. Dan tentu saja aku mendapat bocoran, kau lebih menyukai minuman coklat ketimbang minuman beralkohol ataupun soda," ungkap pria selebritis itu.
     "Sepertinya kau mempelajariku?" Selidik Nayesa.
     "Tentu saja dengan cara mencecar Mike," ungkap Lord Vin.
     "Dan kau berhasil?"
     "Sejujurnya agak sulit, karna dia terlalu menjagamu. Namun aku mengatakan, seorang selebriti juga dapat mengagumi seseorang," ucap Lord Vin sambil menatap Nayesa.
     "Maksudmu, kau mengagumiku?"
     "Ya."
     "Apa kau bercanda?" Tanya Nayesa tak yakin.
     "Tentu saja tidak. Aku memang pengagummu," ungkap Lord Vin tampak kembali tersenyum.
     "Wow, apa yang membuat selebritis cool sepertimu tampak manis kali ini?" Ucap Nayesa sambil tertawa. Tentu saja masih tak percaya dan bertanya, mengapa Lord Vin yang selalu tampak cool dan serius itu, ternyata tampak berbeda bahkan mendadak jadi pengagumnya.
     Lord Vin terdiam, tatapannya tak lepas dari wajah gadis cantik itu.

     Flashback..
     Beberapa jam yang lalu..
     "Boleh aku mengetahui banyak tentang tuan putrimu?" Lord Vin berkata serius pada Mike.
     "Tentu saja tidak."
     "Why?"
     "Apa maksudmu Tuan Lord Vin? Mengapa kau tiba-tiba bertanya soal tuan putriku?"
     "Karna ternyata kau sangat mengenalnya."
     "Kau pun mengenalnya, mengapa kau tidak bertanya langsung padanya?"
     "Itu butuh waktu, dan belum tentu tuan putrimu akan mudah terbuka kepadaku. Dan kau tau, kesibukan itu sangat menyita waktu. Jadi kesempatan bertemu dan bicara tidak bisa di duga. Saat ini aku mencarinya, kau mengatakan sedang tidak berada di roomnya. Lalu apa aku harus pergi dengan sia-sia? Kau yang aku jumpai, mengapa aku tidak bertanya padamu!?"
     "Apa kau kira aku akan mudah terbuka padamu, tuan Lord Vin!?"
     "Tentu tidak, tapi aku mengaguminya, aku ingin mengenalnya lebih jauh."
     "Kau boleh mengaguminya tuan, tidak kah itu cukup?"
     "Dengar aku tidak main-main, Mike! Aku serius untuk mendekatinya!"
     "Aku pun serius, tuan! Lagi pula mengapa harus tuan putriku?! Kau seorang selebriti terkenal, kaya raya dan tampan. Kau memiliki banyak pengagum wanita!"
     "Tapi baru kali ini aku mengagumi seorang wanita. Dan dia adalah tuan putrimu. Aku pun tak menyangka, selebriti seperti aku pun dapat mengagumi seseorang."
     "Apa alasanmu? Kau baru saja mengenalnya bukan?"
     "Entahlah, mungkin aku rasa kekagumanku tidak mudah untuk di jelaskan. Aku pun tak mengerti dapatkah kekaguman itu tanpa alasan!? Yang pasti sejak awal aku melihatnya tergeletak pingsan di pinggi jalan dekat area taman waktu itu. Lalu aku membawanya sambil kutatap wajahnya. Aku terpesona dengan kecantikannya. Kemudian aku memang melupakannya, sebab kupikir tak akan berjumpa lagi dengannya, aku tenggelam dalam jadwalku yang padat, aku bahkan sudah melupakan ketika tanpa sengaja sepintas berjumpa dengannya di toko buku, lagipula aku pun tak boleh jatuh cinta, semua akan berlalu dan terlupakan. Tapi ternyata, aku kembali terpesona dengan wajah cantik yang ditunjukan Nela, di iphonenya, saat aku menolongnya waktu itu. Aku sungguh tak mengira dia wanita yang sama. Lalu aku bertemu dengannya, dan bertemu lagi..! Di kapal ini! Setiap jamnya pesona itu semakin membuatku gila. Aku mencoba mengendalikannya! Aku tau, masih ada kontrak kerjaku yang tidak memperbolehkanku jatuh cinta. Jadi, ijinkan aku sebatas mengaguminya saja, Mike!? Dan mengenalnya lebih jauh...," ungkap Lord Vin menyimpan sembilu. Menyadari cintanya hanya akan dipendam karna tak mungkin menjalin suatu hubungan.
     Mike terdiam seribu bahasa. Tak mampu berkata-kata untuk beberapa saat lamanya. Mempertimbangkan segala sesuatunya. Namun yang lebih dijaganya adalah tak ingin Nayesa terluka.
     "Aku mengerti, Mike. Kau begitu menjaganya. Tidak apa-apa jika kau tak mempercayaiku. Setidaknya aku sudah mencoba membuktikan dengan menjaga dan melindunginya di kapal ini. Menskipun akhirnya dia menolak pengawalanku," ujar Lord Vin memahami posisi Mike.
     Mike masih terdiam, terlihat berpikir dan berat untuk mengambil keputusan.
     Lord Vin lalu menepuk-nepuk pundak Mike, menunjukkan hal itu tidak apa-apa. Lalu beranjak hendak pergi...
     Mike menghela nafas dalam. "Dia sudah kuanggap adikku sendiri," ucapnya.
     Menghentikan langkah Lord Vin. Selebriti tampan itu lalu berbalik menghampiri Mike. Mendengarkan dengan serius.
     "Itu sebab aku sangat berhati-hati   jika ada pria yang berusaha mendekatinya melalui aku. Aku sangat tak ingin dia terluka."
     Mike menghela nafas lagi. "Belakangan ini begitu banyak orang-orang yang ingin menjatuhkannya, bahkan tak sedikit yang terang-terangan menyerangnya. Bahkan siapa sangka melalui rumor dapat menjadi fitnah yang nyaris menghancurkannya. Entah siapa yang begitu kejam menghembuskannya.
Mereka bahkan tidak tau betapa keras dan pahitnya, seorang Nayesa Victoria Corent menjalani kehidupannya..."
     "Nayesa Victoria Corent?!" Ucap Lord Vin terkejut. "Maksudmu dia..?"
     "Ya, dialah pemilik sekaligus pemimpin perusahan besar bernama Givefashion Corent!" Tegas Mike.
     Lord Vin ternganga. Sama sekali tak menyangka. Dirinya terlalu sibuk dan jadwal yang begitu padat sehingga tidak banyak berita yang ia ketahui, lantaran hampir tak pernah menonton televisi ataupun sempat bersantai dengan media sosial lainnya. Hanya berita-berita real yang terjadi di depannya atau hal yang berkaitan dengan dirinya saja, yang ia perlajari dan ketahui.
     "Tuan dan Nyonya Corent bukanlah orang tua kandungnya, namun mewarisi seluruh kekayaan dan perusahaannya pada Nayesa, karna mereka sangat mengasihi putri angkatnya itu. Dan, tidak mempunyai keturunan menjadi satu-satunya alasan bagi mereka untuk memutuskan, bahwa Nayesalah satu-satunya yang dipercaya memegang semua itu. Tentu saja begitu besar tanggung jawab serta beban yang dipikulnya. Apalagi sesungguhnya Nayesa hanyalah seorang anak dari orang tua yang bekerja sebagai pelayan dan tukang kebun saja di rumah tuan Corent. Begitu banyak orang ingin merebut kemewahan itu darinya.
     Tuan Corent begitu percaya, Nayesa mampu mengatasinya. Gadis  itu cerdas, mau bekerja dan belajar keras. Sejak kecil Nayesa sudah menunjukkan bakat dan keuletannya. Ketegarannya terlihat saat kedua orang tuanya tiada akibat bencana di desa. Meski sedih dan susah tak mudah begitu saja ia menerima fasilitas yang di berikan Tuan dan Nyonya Corent kepadanya. Nayesa tetap mendudukkan dirinya sebagai pekerja menggantikan orang tua kandungnya, di kediaman tuan Corent, sambil terus belajar dan melanjutkan sekolah dari hasil pekerjaannya membantu Tuan Corent. Dan diusianya yang masih belia, tuan Corent benar-benar menuntutnya untuk mempelajari banyak hal, seolah memang sengaja mempersiapkan Nayesa untuk menggantikannya. Nyonya Corent mendampinginya, memberi semangat dan menghiburnya, memposisikan seorang ibu bagi Nayesa. Itu sebabnya ketika sang Nyonya pergi untuk selamanya, Nayesa cukup terguncang. Namun Tuan Corent mencoba membangkitkan kembali ketegaran sang putri angkatnya itu. Memberikan kepadanya satu perusahaan kecil peninggalan sang Nyonya, yaitu sebuah butik fashion busana dan accessoriesnya bernama Victoria Corent, serta menambahkan nama Nayesa menjadi Nayesa Victoria Corent, sebagai ungkapan kasih sayangnya. Sampai akhirnya, Tuan Corent pun pergi untuk selamanya..., itu menjadi titik terberat bagi hidup Nayesa," cerita Mike panjang lebar.
     "Bisa kubayangkan beratnya beban dan tanggung jawab itu. Sangat tidak mudah bahkan bisa jadi membahayakan bagi Nayesa, tiba-tiba harus memimpin sebuah perusahaan besar dengan kekayaan yang sangat besar. Jika ada orang-orang yang tidak menerima hal itu, tentu mengundang sesuatu yang mengancamnya. Mungkin tidak hanya ingin menyingkirkannya tapi juga menghilangkan nyawanya."
     "Ya kau benar, itu yang dialaminya. Namun tuan Corent tidak salah memilih Nayesa. Gadis itu cerdas dan tegas menyikapi orang-orang yang hendak mencuranginya. Nayesa benar-benar bergulat dengan waktu untuk menguasai banyak hal dengan cepat demi pertahanan terhadap serangan-serangan itu. Tak ada waktu bersantai untuknya, waktunya selalu terpakai untuk bekerja dan belajar. Tak ada waktu untuk mengenal yang namanya cinta..., bukan tak sadar tapi itu pilihannya. Befi pun butuh waktu lama untuk bisa membujuknya, sekedar berlibur atau berbelanja. Sampai akhirnya lelah bertahan dari bujukan dan lelah berkutat dengan rutinitasnya. Nayesa mengubah sedikit cara kerjanya. Ketika Befi mengajaknya berlibur ke berbagai negara, bahkan menghadiri berbagai acara pesta, ataupun menonton pertunjukan orchestra, Nayesa selalu menyelipkan rutinitas pekerjaannya. Seperti melobby, louncing produk baru, promosi, atau pun membuat jaringan baru, menjamu rekan, dan bahkan demi sebuah acara amal.
     Namun ternyata, ada saja yang mengubahnya menjadi berita panas, rumor yang demikian tajamnya sehingga mampu mengguncang kekuatan Givefashion Corent hingga terpuruk!"
     "Begitukah! Kupikir tak mungkin sebuah rumor memiliki kekuatan sebesar itu tanpa rekayasa!?"
     "Ya, kau benar. Tapi bagi Nayesa tak perlu mengiraukannya. Dia lebih memilih fokus berjuang dan mempertahankan perusahaannya itu!"
     Lord Vin terdiam. "Kau tau, sebenarnya aku ingin membantunya, dan ingin melindunginya" ucapnya kemudian.
     "Jujurlah, kau semakin jatuh cinta!?" Tandas Mike.
     "Kau, apakah kau tidak jatuh cinta kepada Nayesa?" Lord Vin balik bertanya.
     "Mungkin karna aku terlalu menyayanginya. Aku tidak ingin dia terluka. Aku sengaja membatasi diriku. Mungkin juga karna aku merasa tidak mampu untuk menggapai cintanya. Dia datang padaku saat sudah mewarisi segalanya..."
     "Dia datang padamu? Maksudmu Nayesa yang menghampirimu?"
     "Ya. Saat itu hanya Nayesa satu-satunya orang yang percaya padaku disaat banyak orang menuduhku sebagai pencuri."
     "Kau pernah mengalami kasus?"
     "Aku dipekerjakan oleh seseorang, untuk mengelola restoran milik keluarga. Dan aku berhasil. Restoran itu berkembang pesat. Singkatnya, aku kemudian memperoleh penghasilan yang cukup dari hasil aku bekerja keras mengelola restoran itu, sehingga aku dapat melanjutkan sekolah. Namun, keluarga itu berselisih, lalu diantara mereka menuduhku, hingga memasukkan ke dalam sel.
Nayesalah yang tiba-tiba datang menebusku sehingga aku mendapat kembali kebebasanku. Dia yang memberiku pekerjaan saat aku tidak punya kesempatan dimana-mana. Dia bagai 'malaikat cantik' bagiku. Bagaimana mungkin aku tak memberikan hidupku untuknya."
     "Kau beruntung Mike...," ucap Lord Vin sedikit iri.
     "Bukan tanpa alasan, Nayesa memilihku. Dia sangat pemilih dan berhati-hati dalam mengenal seseorang, tidak mudah baginya untuk membuka diri apalagi menerimanya begitu saja."
     "Rupanya kau mempunyai keistimewaan di matanya!?"
     "Entahlah, sepertinya dia mempelajari diriku. Atau memamg saat itu ia membutuhkan seseorang karna dia benar-benar merasa sendiri. Bukan cinta seorang kekasih namun sebuah dukungan yang mensupportnya seperti keluarga. Nayesa tau aku berasal dari panti asuhan lalu memilih hidup di jalan. Aku bekerja keras demi bisa hidup setiap hari. Kemudian, aku pernah mendapat beasiswa di sebuah universitas dan mendapatkan nilai terbaik, mungkin itu yang menjadi salah satu alasan."
     "Huff, sebuah perjalannan hidup yang panjang, dan pada akhirnya Nayesa mengubah hidupmu. Aku mengerti jika kau sampai mengabdikan dirimu padanya. Namun, mungkinkah kau sama sekali tak ingin lebih?"
     "Aku tak heran dengan pertanyaanmu. Banyak orang mempertanyakan ini kepadaku. Diantara kami bagaimana mungkin tak ada cinta? Atau bagaimana mungkin aku tak bermaksud apa-apa terhadapnya? Tentu saja tidak. Dan aku sudah menjelaskan banyak hal padamu.
     Walau bagaimana dia tetap seorang gadis muda yang punya pendirian dan juga kekuasaan, tak jarang kami berselisih dan berbeda pendapat, namun apa dayaku dengan ulahnya yang sulit untuk kuprediksi, selain hanya mengalah dan mencoba memahami. Aku tau dia membutuhkan aku dan aku ingin melindunginya. Kami saling bahu membahu menghadapi setiap masalah dan tantangan yang ada. Tak mudah bahkan sulit, semakin berkembang semakin banyak yang harus aku tangani sebagai tangan kanannya, namun aku menikmatinya, selama dia akan baik-baik saja."

LovinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang