Lovin (Part 7)

2 1 0
                                    

Jordi sesaat terpaku di depan pintu room VVIP No. 1 Gold Class. Menghela nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya membuka pintu...!
Langkahnya sigap memasuki room tidak hanya termahal tapi juga No. 1 di kapal mewah bernama 'Blue Dream' itu, dan langsung menuju area office, dimana 'sosok itu' biasa duduk nyaman di posisinya, dimana pun berada, termasuk di dalam kapal mewah yang kini disinggahinya. Benar saja, langkah Jordi terhenti tepat di depan pintu area office yang terbuka lebar. Mendapati sosok itu tengah duduk di sebuah kursi mewah yang diputar membelakangi meja, menghadap ke arah rak buku-buku yang tertata rapi. Entah buku-buku apa saja itu. Yang pasti, kebiasaan 'sosok tuannya' itu adalah buku-buku perkembangan teknologi, buku-buku bisnis, sains atau pun berkas-berkas yang berkaitan dengan perusahaan. Dan, tentu bukanlah buku cerita novel!!!
"Tuan Lovin...!" Panggil Jordi akhirnya, menyadari kehadirannya tak membuat sang tuan bergeming. "Mengapa kau masih menyembunyikan dirimu?!" Tanyanya heran. "Mengapa kau tak mengatakan dirimu yang sebenarnya?!" Imbuhnya seolah mempertanyakan maksud kehadiran sosok yang masih duduk membelakanginya itu.
"Aku tak punya banyak waktu untuk menjelaskannya apapun padamu atau pada siapapun," ujar sosok misterius itu. Suaranya terdengar tegas dan berwibawa. "Berhati-hatilah, sebab belum saatnya keberadaanku diketahui," ucapnya lagi, seraya memutar kursinya menghadap ke arah Jordi.
Jordi hanya terperangah. Namun tak bisa banyak bertanya apalagi membantah.
Sosok tinggi tegap dan tampan bak sosok seorang pangeran itu menatap sangat serius dan tajam...!

***

Beberapa saat kemudian...
Di area ruangan salah satu sudut kapal lantai 9, dimana Nayesa masih menunggu...!
"Kau orang kepercayaanku, Mike. Dan aku mempercayakan hampir segalanya kepadamu. Bukan maksudku meragukanmu, hanya saja kemudian aku teringat, kau beberapa kali kulihat berkomunikasi dengan tuan Chris Petter, dan belum menyampaikan apapun padaku?! Sebenarnya apa yang belum kutahu...!?"
"Jika maksudmu ketika di room tempat Nela dirawat?! Tentu saja peristiwa itu, dan apa yang sebenarnya telah terjadi!?"
"Atas kepentingan apa, tiba-tiba menghubungimu!? Dan sampai saat ini mengapa sama sekali tak langsung menghubungiku, jika hal itu berkaitan dengan Givefashion Corent?!"
"Entahlah, sesungguhnya aku pun terkejut. Sebab tuan Chris Petter sepertinya mengetahui peristiwa itu!?"
"What?! Mungkinkah dia pun sebenarnya ada di kapal ini, dan menghadiri Party of Blue Dream!?"
"Entahlah, aku tidak tau pasti, saat itu aku pun tidak mempertanyakan keberadaannya, dan menanyakan bagaimana kejadian yang dialami Nela bisa sampai ke telinganya. Tak lama setelah kau keluar ruangan bersama Befi, kemudian datang beberapa orang utusannya, salah seorang utusannya mengatakan tuan Chris Petter tengah berada di suatu tempat tak jauh dari perairan kapal ini. Dan akan kembali ke kapal dalam beberapa jam kedepan. Kukira hanya akan membahasnya denganku, dan seperti biasanya lalu aku akan melaporkan nya kepadamu. Namun ternyata, tuan Chris Petter juga ingin bertemu langsung denganmu," ungkap Mike menjelaskan secara detail.
"Mengapa aku merasa ada yang disembunyikannya. Mungkinkah dia memiliki rencana...!?" Ucap Nayesa pelan, hampir seperti bergumam.
"Masih belum datang kah?!" Ujar Befi yang baru saja menyembul dari balik area toilet. "Ah, membuatku penasaran saja, seperti apakah sang penyelamat Givefashion Corent itu!?" Lontarnya sambil duduk di sofa.
"Apa kau sakit perut? Kau cukup lama di toilet?" Tanya Nayesa.
"Tentu saja merapikan meke up, untuk menyambut tuan Ceo mu itu. Dan sambil menjawab telpon dari Nela," sahut Befi dengan santai, sambil merapikan rambutnya lalu memasukan iphone ke dalam tasnya.
"Nela?! Apa yang dikatakannya?!" Nayesa tampak kembali cemas.
"Tenanglah dia baik-baik saja. Beberapa orang berjaga untuknya. Justru, Nela sangat mengkhawatirkanmu, Nay," jelas Befi.
Nayesa terdiam sesaat, lalu menghela nafasnya dalam, kemudian menghempasnya, seolah membuang sedikit tekanan yang menghimpit benaknya.
"Berikan iphonemu, Mike, sepertinya aku akan memastikan sendiri kepada tuan Chris Petter. Apakah maksudnya dengan menjebakku di sini tanpa informasi yang jelas...!" Ucap Nayesa tiba-tiba tampak mulai kesal dan hilang kesabaran.
"What!? Apa yang terlintas dipikiranmu, Nay!? Tidakkah sebaiknya kita tunggu beberapa saat lagi?!" Ujar Mike sedikit tersentak, kawatir sang tuan putrinya bertindak gegabah.
"Pengawalan itu juga. Aku merasa risi. Mengapa tiba-tiba banyak orang-orang asing di sekelilingku!? Lagipula, akulah pemilik Givefashion Corrent. Tapi mengapa seolah dia yang menguasaiku...!? Hanya diam, dan menunggu kedatangannya...., itu membosankan!?" Umpat Nayesa kesal.
Tiba-tiba terdengar suara langkah-langkah.., dan pintu room terbuka...!
Sosok tampan kemudian tampak berdiri di depan pintu beserta beberapa pria gagah berjas rapi berdiri di belakangnya. Sedang dua wanita cantik tampak berdiri di sampingnya.
Penampakan berkesan eleghant dan berkelas itu sungguh menggetarkan Nayesa untuk yang ke dua kalinya! Bukan hanya wibawa dan pesona seorang Ceo tampan berjas mewah berwarna dark green itu, namun juga seolah melihat kekuatan yang mampu bersaing untuk merebut Givefashion Corrent dari pertahanannya!
Pria tampan itu kemudian melangkahkan kakinya masuk dengan gagah dan tegas, tanpa satu pun pengawalan dari orang-orang yang datang mengiringinya, sementara tatapan mata beralis tebal itu memandang lurus ke arah Nayesa. Seiring dengan itu pintu ditutup oleh dua orang pengawal yang juga berjas, yang berjaga di luar pintu.
Pria tampan dan cool itu, kian mendekat.
Nayesa tersekat! Kembali mencoba menguasai pengendalian dirinya, yang seringkali hilang entah kemana setiap berhadapan dengan pria bernama Chris Petter itu!
"Apa yang kau lakukan disini, nona Nayesa Victoria Corrent?!" Pertanyaan tegas dan tajam pria tampan itu, sebagai ucapan pertama yang terlontar setelah beberapa saat Nayesa menunggu!
Tentu saja bagai pertanyaan itu bagai panah yang melesat tak terduga dan begitu cepat mendarat tepat ke arah jati dirinya. Rasanya bagai menghakimi! Meskipun nada itu pelan dan datar. Bahkan sama sekali tak terdengar menghakimi.
"Apa maksudmu tuan Chris Petter!?" Tanyanya, merasa tersudut, dan sedang dikritik habis-habisan! Pastilah yang dimaksud bukan keberadaannya di ruangan itu! Melainkan keberadaannya di kapal pesiar nan mewah bernama 'Blue Dream' ini! "Apa kau bercanda?! Kau tiba-tiba memintaku untuk datang menemuimu di sini!? Seharusnya aku yang bertanya, mengapa kau pun berada di kapal ini?! Kedatanganmu apa hanya ingin menyudutkanku!? Kau memang penyelamat Givefashion Corrent, tapi bukan berarti kau punya hak mencampuri urusanku dan mengatur hidupku bukan?! Walau bagaiman aku masih sang pemilik perusahaan itu!" Sahutnya tegas dan ketus. Sulit menyembunyikan rasa yang tersinggung.
"Tentu saja bukan sebuah candaan, Nona. Aku tak punya waktu untuk itu. Kedatanganku memang bukan suatu kebetulan. Justru sebuah keharusan yang terpaksa kurencanakan demi menuntut hak ku sebagai investor terbesar Givefashion Corrent. Aku ingin meminta ketegasan dan kepastian secara langsung seorang pemimpin sebuah perusahaan besar yang cukup ternama di kotamu!" Ucap sang Ceo lantang, sementara tatapannya masih tertuju hanya pada wajah gadis cantik itu.
Nayesa terdiam, berusaha mengatur nafas. Entah mengapa emosinya bergolak dan semakin tak karuan! Tatapan itu bagai menghujamnya, seolah menelusuri sampai jauh ke dalam hatinya. Nayesa kemudian menghela nafasnya dalam-dalam. Berusaha menutupi debar yang kian menggetarkannya!
Mike menatap Nayesa. Seolah menanti perintah 'tuan putrinya', dan bersiap dengan sebuah pembelaan.
Namun Nayesa mengisyaratkan agar Mike tetap diam.
Sementara Befi hanya berdiri terpana. Namun sesaat kemudian dirinya menyadari, sepertinya situasi tidak memungkinkan untuk terus mempertahankan keberadaannya, untuk tetap berada dan terlibat dalam percakapan di ruangan itu!
"Sepertinya ini pembicaraan yang sangat serius dan hanya mereka. Mungkin sebaiknya, kita menunggu di luar saja Mike," bisiknya, berinisiatif.
"Justru ini saat yang sangat tepat untuk mendampinginya. Aku kawatir dia akan mengalami kesulitan menghadapi tuan Chris Petter. Dia akan membutuhkan aku," sahut Mike yang juga berbisik sambil mengawasi.
"Aku pun sangat mengenalnya, Mike. Sahabatku yang cantik itu tak selemah yang terlihat. Percayalah tidak ada yang dapat kau lakukan di sini kecuali hanya mengganggunya. Fokusnya hanya menghadapi Ceo tampan itu! Lihatlah tatapan keduanya, sama sekali tidak memperdulikan keberadaan kita di sini," bujuk Befi berbisik lebih dekat pada Mike. Demi menyakinkan pria itu. Kemudian digandengnya tangan Mike dengan sedikit memaksa, lalu membawanya beranjak ke luar ruangan.
"Mengapa kau meminta ketegasan lagi tuan, bukankah semuanya sudah jelas!? Semua sudah tertera secara rinci dan detail sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama!? Dan sekarang belum waktunya aku datang untuk pertemuan selanjutnya yang sudah dijadwalkan! Tentu aku masih dalam proses mempersiapkan segala sesuatunya bersama orang-orang kepercayaanku yang sudah pasti ahli dan profesional dibidangnya. Seharusnya kau tau bukan!? Jadi tidak ada alasan kau mempertanyakan keberadaanku di kapal ini dan meminta ketegasanku, tuan Chris Petter!" Ucap Nayesa sambil menekan intonasinya, sesaat berhasil mengumpulkan kesabaran.
Mencoba menelisik apa yang sebenarnya terjadi, sikap sang Ceo tampan itu jelas berbeda dari yang sebelumnya. Kali ini kedatangannya yang tiba-tiba itu bagai hendak menabuh genderang perang dan menyulut emosinya. Apakah yang diinginkannya?! Mengapa seolah ingin menerobos dan merebut daerah kekuasaannya!
"Kau berada di kapal pesiar ini Nona. Kau sedang menghadiri dan menikmati sebuah pesta! Party of blue dream yang tergelar sangat mewah. Sementara gedung Givefashion bagaikan gedung mati tak berpenghuni! Padahal sebetulnya, banyak harapan tergantung di sana! Apakah maksudmu dengan menghadiri party of blue dream ini dalam rangka mempersiapkan Givefashion Corretn untuk bangkit dari keterpurukkannya!? Katakan padaku sehingga kau mengabaikannya!? Sementara aku bahkan tak punya sedikitpun waktu untuk berpesta. Tapi bukankan itu yang harus dilakukan seorang pemimpin!?" Tandas sang Ceo penuh penekanan.
Nayesa terperanjat sampai terbelalak! Tak percaya apa yang baru saja didengarnya. "Sepertinya kau sedang mencari-cari kesalahanku! Katakan apa alasanmu!? Apa yang kau rencanakan!?" Lepasnya menatap wajah tampan itu kecewa. Entah mengapa sulit baginya untuk bersikap biasa saja. Pria itu seolah berusaha menghakimi dan menyudutkannya pada sebuah kesalahan yang fatal dan tak termaafkan!
"Baiklah, akan kukatakan. Jika kau tak segera kembali dan bertindak bagi Givefashion Corent!? Aku akan mengambil alih kepemilikan perusahaan itu!" Ucap sang Ceo tegas dan serius.
Sontak tubuh Nayesa bergetar hebat! Seketika terpuruk dan tertampar sedemikian rupa! "Kau...! Kau tidak dapat melakukannya! Aku tidak akan membiarkannya! Kau tidak dapat menekanku apapun alasannya! Keberadaanku di kapal pesiar ini tidak dapat kau jadikan alasan! Kau tidak berhak mengatur hidupku! Lagipula Givefashion masih dan akan tetap menjadi milikku!" Ucapnya susah payah menegarkan diri dan berharap apa yang dikatakan pria tampan itu hanyalah sebuah gertakan.
"Why not?!"
"Tidakkah kau terlalu naif. Kau bahkan tidak tau apa yang aku alami di sini!?"
"Sekalipun aku tau, bukan hal itu yang ingin kubahas denganmu!"
Nayesa menghempas nafasnya seraya menatap wajah tampan di depannya lebih tajam. Mencari sesuatu di balik pesona dan wibawa yang dipancarkannya. Lagi-lagi tak mendapatkan apa-apa. Hanya terjebak dengan rasa yang entah bagaimana menyimpulkannya. Wajah itu bahkan bagai menghipnotisnya. Kekaguman itu membuatnya tak berdaya. Ada apa denganmu Nayesa!? Please, jangan katakan itu cinta! Batin Nayesa bergejolak! Segala rasa berkecamuk! Mata beningnya mulai berkaca. Namun masih bisa ditahannya. Dalam hati mencoba tertawa, menyikapi kenyataan miris yang baru saja disodorkan dihadapannya. Tawa yang tak pelak bagai seringai kepedihan! Tak percaya tapi nyata!
"Givefashion Corrent adalah segalanya bagiku. Mengapa kau ingin merampasnya dariku!? Ini kah yang kau rencanakan sejak awal?! Kukira kau berbeda!? Kau sudah teramat kaya raya, bahkan kudengar kau sanggup untuk membeli separuh belahan dunia. Tidakkah itu cukup bagimu?!" Ucap Nayesa mencoba menjadikan fakta itu tameng sementara.
"Perlu kuluruskan padamu, Nona. Aku tak merampas Givefashion darimu. Jika aku merampas tentu aku tak perlu membayar lebih untuk itu. Dan itu bukan caraku! Untuk merencanakannya, sebagai seorang investor sudah tentu aku mencari keuntungan! Aku mencari sumber kekayaan! Dan, aku tak mungkin merencanakan tanpa perhitungan! Investasi yang kutanam tidak mungkin begitu saja tersia-sia."
"Untuk apa!? Apa sebenarnya alasanmu!? Aku masih tak habis pikir! Aku benar-benar tak memahami! Jika karna uang atau pun kekuasaan, kau jelas telah memilikinya!"
"Aku memang tidak membutuhkan, tapi tentu saja aku akan tetap mencari karna aku memerlukannya..!"
"Aku tak percaya kau benar-benar akan melakukannya!?"
"Kau jangan menguji ucapanku Nona. Sebab mudah saja bagiku untuk membuktikannya!?"
"Apa kau kira akan semudah itu?!"
"Tentu kau sudah memahami berkas perjanjian itu sebelum kau tanda tangani!? Kau tau itu Nona!? Bahkan jika kau membatalkan investasiku, aku bisa saja menuntutmu. Dan kau kehilangan seluruh harta kekayaanmu?!"
Nayesa tersentak! Menatap mata pemilik wajah tampan itu dengan rasa tak percaya! Jelas kesungguhan terpancar di matanya."Kau...!" Ucapnya nyaris tak berdaya. Seakan baru saja mendapat pukulan yang sangat keras dan melumpuhkannya.
Sebab apa yang dikatakan sang Ceo tampan itu sebenarnya, sempat diprediksinya, namun keputusan itu tetap diambilnya.
Ingatannya langsung menuju waktu itu, malam sebelum penandatanganan...

LovinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang