Lovin (Part 6)

4 1 0
                                    

     Lord Vin baru menyelesaikan tampilannya, seiring tepukan yang meriah, pria tampan itu bergegas turun dari podium dan langsung menuju Suite Lounges and Bars di lantai atas dengan pengawalan ketat, bermaksud menghindari penggemar yang ternyata cukup banyak ada di kapal blue dream itu.
     Sedang Nayesa dan Befi yang baru saja tiba, jelas terlewat melihat penampilan Lord Vin di atas panggung. Namun untunglah masih sempat melihat sosok sang selebritas itu dari kejauhan, dan langsung bergegas mengikuti arah punggung pria tinggi dan tampan itu berjalan ditengah beberapa orang yang tampak mengawalnya.
     Memasuki Suite Lounge and Bars yang cukup luas dan mewah. Lord Vin justru terlihat hanya ditemani 2 orang saja, dan langsung menuju area istimewa, area nyaman dan juga lebih privasi, dekat dinding yang sepenuhnya kaca, sehingga dapat melihat ke arah sisi luar Suite Lounge dengan leluasa.
Sementara table bar, tampak berada di area sisi sebalah kanan dari pintu masuk. Sedang di area sisi sebelah kiri, tampak pintu kaca untuk ke area outdoor, belakang Suite Lounge, yang tak kalah menarik dan nyaman degan design outdoor yang menyegarkan.
     Nayesa yang baru saja masuk pun cukup takjub, dan terpaku beberapa saat, begitu melihat suasana Suite Lounge itu. Tak hanya nyaman namun juga design interior yang cantik dan eleghant. Sofa-sofa empuk dan berkelas berwarna blue tosca itu tampak tertata dan bertebaran indah di atas karpet berwarna gold dengan posisinya yang pas. Ada yang area 4 seat dengan masing-masing terletak meja kecil di tengah, ada juga yang area dengan sofa panjang plus meja yang seirama. Dan yang tak kalah memikat mata adalah terdapat dua pilar berwarna gold yang berdiri gagah dan eleghant diantara area Suite Lounges and Bars yang luas itu seolah membagi 3 bagian area. Sungguh menjanjikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang sehingga ingin menikmati lebih lama. Begitu pun dengan table bar berornamen mewah dan berkelas, plus dengan kursi-kursi ramping menjulang yang berjajar di sepanjang table. Dan semua yang terpampang di area Suite Lounges and Bars itu sungguh bernuansa kemewahan dan kenyamanan.
     Langkah Nayesa tiba-tiba terhenti dan spontan tangannya menahan langkah Befi, tepat di sisi pilar, dekat area bar.
     "What?!" Tanya Befi terkejut.
     Nayesa tak menyahut, seolah terpaku dan hanya memandang ke salah satu sudut tak jauh dari table bar.
     Befi mengikuti arah tatapan Nayesa.
     Dan ternyata tampak Jordi bersama Nyonya Milen! Mereka tampak tengah berbincang, sambil menikmati sajian cocktail yang terhidang di atas meja.
     Befi rasa ingin kembali menangis tapi mencoba menguatkan hatinya yang pedih, melihat sosok yang diharapkan menjadi jodohnya itu tengah bersama wanita lain.
     "Bef, apa sebaiknya kita kembali saja?" Tanya Nayesa pelan, sangat mengerti apa yang Befi rasakan.
     "Tidak," sahut Befi seraya menggeleng cepat. "Sebaiknya kita tidak melewatkan apa yang akan terjadi," tandasnya seolah menegaskan bahwa dirinya baik-baik saja meski teriris.
     "Kau yakin?" Tanya Nayesa lagi.
     "Entahlah, tak sepenuhnya. Aku pun tidak tau akan berdampak apa. Tapi di satu sisi, melihat wajahnya saja, bisa membalut rasa rindu yang tersisa," kata Befi mencoba tersenyum meski getir. Kemudian bergegas melangkahkan kakinya menuju sofa yang tak jauh dari balik pilar, dan cukup tersembunyi lantaran terhalang pohon hiasan, namun sebetulnya cukup dekat dengan Lord Vin dan teamnya.
     Nayesa mengikuti sahabatnya itu dengan sedikit ragu dan tidak nyaman, lantaran adanya Jordi dan Nyonya Milen yang di luar dugaan juga berada di langue itu. Sempat berniat membatalkan niatnya untuk mengikuti sang selebriti hanya demi mengulik seorang Lord Vin lebih jauh! Sementara Befi seolah harus mengabaikan perasaannya yang perih! Rasanya tak tega dan tak adil menurut Nayesa! Tapi sahabatnya itu memang keras kepala!
       "Hallo.., Lord Vin sayang.  Senang bertemu denganmu kembali..!" Terdengar suara Nyonya Milen.
     Nayesa dan Befi yang baru saja duduk, terkejut dan saling bertatapan. Lalu segera menengok ke arah suara sang penyapa.
     Rupanya Nyonya Milen dan Jordi menghampiri sang selebritis dan teamnya berada.
     Nayesa dan Befi sontak menjadi detektif dadakan, yang memasang telinga dan mata memperhatikan apa yang terjadi!
     "Apa maksudmu kali ini, Nyonya Milen Moon?" Lord Vin tampak memasang wajah dingin dan kurang antusias. Lalu memberi kode kepada 2 orang yang bersamanya itu untuk beringsut pergi.
     Nyonya Milen tampak tersenyum lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan pria selebritis itu.
     Sedang Jordi hanya berdiri, tak jauh dari sisi sang Nyonya.
     "Tentu saja superyacht milikmu sayang, bukankan di pertemuan kita sebelumnya aku sudah mengatakannya, bahwa yacht itu harus menjadi milikku?!" Ucap Nyonya Milen kemudian.
     "Apa yang istimewa sehingga kau harus memilikinya?! Dari yang kudengar, kau bahkan sudah membeli yacht terbaru dan termahal yang baru saja diluncurkan!?" Ujar Lord Vin tanpa beban, sambil meneguk minumannya.
     "Aku menginginkannya Lord Vin, sayang! Tak perlu banyak alasan bukan? Aku sudah menawarnya dengan harga yang menarik, jadi aku ingin deal sekarang!" Mata sang Nyonya tampak berbinar.
     "Sayangnya, yacht itu baru saja terjual Nyonya," ungkap Lord Vin tanpa tekanan.
     "What?!! Apa maksudmu?! Harga yang kutawarkan bahkan lebih dari yang kau harapkan?! Bagaimana mungkin!? Kurasa tak ada yang berani membayar lebih hanya untuk yacht lama milikmu itu, Lord Vin?!" Suara Nyonya Milen meninggi.
     "Kau benar Nyonya, harga yang kau tawarkan itu sangat menarik untuk sebuah yacht lama dan kupikir tak istimewa bagimu. Tapi nyatanya, yacht itu baru saja terjual dengan harga fantastis! Tak ada alasanku untuk mempertahankan nya bukan?!" Sahut Lord Vin datar dan santai.
     "Kau..!" Hentak sang Nyonya tertahan. Wanita glamor dan berpenampilan sexy itu tampak sangat terkejut dan menatap marah.
     Lord Vin menimpali dengan sikap tenang dan tanpa rasa bersalah, sambil menatap tajam seolah tak gentar.
     Nyonya Milen menghempas nafasnya ketus, seraya berbalik dengan kesal. Menyadari apa posisinya di hadapan pemuda itu kini tersudut dan tak bisa berbuat apa-apa.
     Di samping sang Nyonya, Jordi hanya  mengikuti tanpa kata.
     Seperti terhipnotis, Befi spontan bangkit mengikuti langkah mereka, seolah masih belum rela kehilangan sosok Jordi yang masih sangat mempesonanya.
     Nayesa terpaksa mengikuti tanpa sempat mencegahnya, meski masih terheran, menyimpan seribu tanya dibenaknya.
     "Cari tau siapa pembeli yacht itu, Jordi sayang. Tak ada yang boleh melangkahiku begitu saja," ucap Nyonya Milen tanpa menoleh, begitu langkahnya mendekati pintu Lounge.
     "Baiklah akan aku coba, sebab dugaanku sang pembeli bukanlah orang sembarangan, dan mungkin saja tak mengetahui maksudmu ingin memiliki yacht itu..!?" Sahut Jordi sambil terus mengikuti langkah wanita itu ke luar pintu Suite Lounges.
     "Tapi Lord Vin tau! Anak muda itu tau, aku sangat menginginkannya sejak lama!" Sentak Nyonya Milen benar-benar terlihat sangat kesal dan marah.
     Ups! Hampir saja! Befi berhasil menahan langkah dibalik pintu, tepat saat Nyonya Milen berbalik menghadap ke arah Jordi yang berjalan satu langkah di belakang sang Nyonya sexy itu. Dan langkah mereka terhenti sekitar 2 meter dari pintu Lounge.
     "Kau meragukan ucapannya?" Terdengar suara Jordi.
     "Ya! Aku berharap masih ada kemungkinan kebenaran itu tak nyata...! Lord Vin hanya ingin menggertakku...!" 
     "Menurutku dia mengatakan yang sebenarnya. Jadi saranku lupakan yacht itu...!"
     "What?! Tidak mungkin! Yacht itu adalah salah satu rencanaku! Dan aku ingin tau siapa orang yang tiba-tiba berani menggagalkan rencanaku!" Sewot sang Nyonya terdengar geram, dan tak terima.
     "Rencana?! Apa maksudmu dengan mengagalkan rencana?! Sepertinya kau banyak memiliki rencana Nyonya?!" Suara Jordi terdengat meninggi.
     "Oh, Jordi sayang, rencana ini tidak penting, jadi..."
     "Kau tidak mengatakan maksud yang sebenarnya padaku?! Sementara aku terlibat dalam rencana pembelian yacht itu!? Oh, come on...!? Kau hanya mengatakan, ingin membelinya hanya karna kau menginginkannya, bukan?! Tanpa alasan dan tanpa rencana apa pun!? Dan ternyata kau bahkan memiliki rencana yang kau sembunyikan dariku!?!?!?"
     "Jordi please..."
     Kemudian terdengar suara langkah seseorang pergi menjauh...!
     Nayesa dan Befi saling pandang. Masih berada di balik pintu.
     Keduanya beberapa saat terpaku tanpa kata, namun dengan dugaan dan pikiran yang sama!
     Pertengkaran!!! Antara Nyonya Milen dan Jordi!?!?!
     Ternyata komunikasi keduanya tak semulus dugaan Befi sebelumnya.
     Ini celah! Batin Befi sejujurnya senang, dan masih berharap adanya peluang, meski belum sepenuhnya merasa menang. Sebab Nyonya Milen bukanlah...
     Pintu Lounge tiba-tiba terkuak...!!!
     Nyonya Milen tampak sangat terkejut dan matanya terbelalak, menatap Nayesa dan Befi yang juga tersentak!
     "Apa yang kalian lakukan di sini!?" Katanya curiga.
     "Apa maksud Nyonya? Lounge ini milikmu?" Nayesa balik bertanya sambil mencoba bersikap biasa.
     Nyonya Milen tersenyum, meski terlihat sinis dan tak mau kalah. Tampak dari matanya yang mendelik dan bersiasat.
     "Baiklah, jika kau mendengarnya tak masalah. Itu hanyalah pertengkaran kecil," katanya seolah mengalihkan keadaan yang sebenarnya. Dengan kata lain mencoba mengklarifikasi. "Perlu kalian ketahui, ada kalanya pria muda itu merepotkan. Tapi bagiku hal itu menyenangkan, karna justru menandakan suatu kesungguhan, dan... serius," ucapnya sambil menatap Befi dengan senyum yang seolah penuh dengan kemenangan.
     Befi mangkel, wajahnya tampak menahan kesal.
     "Simpan saja penjelasanmu Nyonya, itu bukan urusan kami! Kau kembali, bermaksud menanyakan soal yacht itu bukan? Jadi, jangan halangi jalan kami yang tergesa ingin keluar dari Lounge ini. Jadi tolong bergeser dari tengah pintu itu, Nyonya," timpal Nayesa. Lalu menggandeng tangan Befi ke luar, bermaksud meninggalkan Siute Lounge. Sungguh tak tega melihat Befi yang terluka dengan celotehan wanita paruh baya itu.
     "Tunggu dulu nona cantik!" Teriak Nyonya Milen, yang ternyata mengejar. Mencegah langkah Nayesa dan Befi yang sudah berada beberapa langkah di luar pintu masuk Lounge. "Apa kau bermaksud membela temanmu ini, dan bermaksud mencampuri urusanku!?" Ucapnya begitu mendekat. Tatapannya menelisik memandang Nayesa. "Bagaimana kau tau soal yacht itu?! Apa kau...?!"
     "Bukan Nayesa, tapi aku yang membeli yacht itu?!" Sela Befi sambil menatap seolah menantang.
     Nyonya Milen tersentak.
     Begitu pun Nayesa, sangat terkejut dengan pernyataan sahabatnya.
     "Jangan mengusikku nona muda, aku sungguh tak ingin berurusan denganmu!?" Kecamnya pada Befi.
     "Kau yang memulainya!" Tandas Befi ketus.
     "Baiklah, sepertinya kau memang tidak mau menyerah begitu saja. Tapi kusarankan berhati-hatilah, sebab meski kau terlahir kaya raya tapi kau bukan tandinganku!" Ucap Sang Nyonya mengandung peringatan.
     "Apa maksudmu Nyonya?! Apa kau mengancamku?!" Tatapan Befi tajam. Tersulut emosi.
     "Apa kau kira aku tidak tau, sebab emosimu padaku?! Karna Jordi bukan?! Aku tau pertemuan kalian!" Ucap Nyonya Milen membalas tatapan Befi dengan tatapan yang menyimpan bara.
     "Jordi belum lagi menjadi kekasihmu, Nyonya Milen Moon! Jadi aku rasa tidak ada yang salah dengan hal itu!" Tandas Befi, meski cukup terkejut wanita itu bahkan mengetahui!?
     "Kesalahanmu adalah kau jatuh cinta dengan pria yang tengah dekat denganku, nona muda. Dan sayangnya aku tak yakin dia akan memilihmu! Jadi kuingatkan padamu bersiaplah untuk pesta selanjutnya, hiburlah dirimu..."
     "Cukup Nyonya! Menurutku kau sudah keterlaluan! Seorang wanita dewasa dan berkelas tak sepantasnya berkata dan bersikap seperti itu!" Lontar Nayesa tak kuasa lagi menahan kesabaran.
     "Ow, ini menarik! Kurasa  kau lupa bagaimana mereka memperbincangkanmu, Nayesa sayang. Jadi berhentilah menudingku..!"
     Nayesa tersekat meski sesungguhnya ingin membela diri.
     "Memangnya apa yang mereka katakan...?" Tiba-tiba Lord Vin muncul.
     Tentu saja mengejutkan mereka.
     "Lord Vin, kebetulan kau datang," Kata Nyonya Milen tampak senang.
     "Tentu saja, sebab keributan kalian akan melanggar aturan!" Kata pria tampan itu menatap penuh tanya.
     "Nyonya Milen yang memulainya!" Lontar Befi.
     "Tidak perlu menudingku untuk mencuci tanganmu, Befi sayang!" Sangakal Nyonya Milen ketus dan sinis!
      "Dengar Nyonya,  sebaiknya memang perselisihan ini diakhiri," ucap Nayesa mencoba tenang. "Dan kau tidak perlu lagi mengingatkan aku tentang ucapan mereka! Sebab bukanlah hal yang terlalu penting bagiku untuk menjelaskan apapun pada mereka, atau pun padamu. Yang pasti aku tau, mereka hanya termakan ocehan orang-orang yang sengaja ingin menjatuhkanku dengan cara yang curang! Lagi pula aku merasa tak punya masalah denganmu! Hanya saja kuminta kau jangan lagi menyakiti sahabatku!" Tandasnya pelan namun tegas! Mencoba meredam. Merasa perseteruan tak perlu melebar kemana-mana.
     "Begitukah?! Kalian berdua jelas mengusikku! Bukankah kau sendiri, yang mengatakan bahwa kaulah pembeli yacth itu, Befita sayang!? Dan kurasa kau pun mendengarnya Nayesa sayang!? Sekarang buktikan kebenaran itu di depanku!?" Ucap Nyonya Milen tampak tak terima begitu saja disudutkan.
     Befi terdiam.
     Begitu pun dengan Nayesa.
     "Dengar Nyonya, jika tujuanmu adalah yacht itu. Mungkin kau masih bisa mengejarnya untuk mendapatkannya kembali..." ucap Lord Vin.
     "Maksudmu?!" Nyonya Milen menatap terkejut.
     "Sang pembeli bukanlah nona-nona cantik ini. Jadi saranku segeralah beranjak dan mengakhiri keributan di sini."
     "Lord Vin, kau jangan mempermainkan aku..?!" Ucap Nyonya Milen bernada ancaman.
     "Sebaiknya kau percaya padanya Nyonya, apalagi yang kau tunggu. Mungkinkah penyesalan?!" Sindir Befi senang merasa Lord Vin di pihaknya.
    "Kudengar tuan Jordi tengah mencoba menemui sang pembeli itu. Dan sepertinya seseorang itu sangat berkuasa dan kaya raya. Sebab dia sanggup membayar golden room VVIP no 1 di kapal ini hanya untuk singgah dalam hitungan menit saja!"
     "What?!" Nyonya Milen begitu terperanjat sampai terbelalak!
     Begitu pun dengan Befi lantaran nama Jordi tersebut.
     "Pantas saja meski bersikeras dan memaksa, ingin menempati tempat itu, aku ditolak berkali-kali dengan alasan teknis tak jelas! Ternyata....?!" Nyonya Milen bergumam kesal. "Tapi mengapa mereka tidak menjelaskan padaku?! Katakan Lord Vin siapa orang itu?!" Cecarnya tampak gusar dan penasaran.
     "Lebih baik kau tak buang waktu dengan bertanya padaku Nyonya. Bukankan lebih baik kau mengetahuinya sendiri...?!" Sahut Lord Vin sambil tersenyum misterius.
     Nyonya Milen ternganga sesaat. Seolah masih tak percaya apa yang dikatakan pria selebritis itu. Tiba-tiba, "Apakah mantan suamiku?!" Lontarnya dengan tatapan tajam dan meminta kepastian! "Itukah alasanmu kau tak berani mengungkapnya?!" Tudingnya ketus.
     "Bukan Nyonya, bukan soal keberanian, tapi etika. Sejujurnya aku memang tak bertemu langsung dengan sosoknya. Jadi aku memang tak mengetahui siapakah tuan sang pembeli yacht itu. Yang jelas dan bisa kupastikan dan terpaksa kusampaikan kepadamu, pastilah seorang yang sangat kaya raya dan berkuasa!" Ungkap Lord Vin.
     "Ya, sepertinya si tua serakah itu! Sebab siapa lagi yang berani mengusikku!" Ucap sang Nyonya sangat kesal dan sinis. Tampak kilatan bara api amarah di matanya. "Kau tau, apa pun akan dilakukannya demi mendapatkan segalanya. Dia pria yang jahat dan serakah. Namun, jelas tak kan kubiarkan dia mengalahkanku!"
     "Apa kau sadar apa yang kau ucapkan Nyonya...?!"
     "Tentu saja aku sadar! Dan aku sangat tak menyangka kehadirannya di kapal ini?!"
     "Masalahnya kau menarik kesimpulan yang belum tentu kebenarannya..!? Sebab aku sama sekali tak menyebutkan nama!?"
     "Dengar Lord Vin, yacht itu cukup untuk melibatkanmu bukan?! Dan kau tau permasalahnnya dengan mantan suamiku. Kau tak perlu menutupinya lagi. Hanya saja sangat disayangkan jika kau terbukti berada dipihaknya. Aku tentu tidak akan membiarkanmu!?" Ancam sang Nyonya sambil menuding Lord Vin dengan tatapannya yang berkilat.
     "Kalau begitu bukti kan lah Nyonya," sahut Lord Vin masih dengan sikap tenangnya.
     Nyonya Milen menghempas nafasnya. Terdiam sesaat.
     Nayesa jeli memperhatikan reaksi wanita kaya raya itu. Satu sisi tampak sekuat tenaga menguasai diri namun di sisi lain seperti melihat ambisi yang tak kuasa dibendung olehnya, namun mengalami porak poranda oleh seseorang yang tiba-tiba datang sebagai pengacau yang tidak diharapkannya. Emosi yang terlihat sedikit tak terkendali oleh amarah dan kecewa. Situasi yang tak terduga! Begitu kira-kira Nayesa membacanya. Entah ada kisah apa dibalik itu semua. Kembali Nayesa merasa tak perlu menelisik lebih jauh tentang kehidupan orang lain, hanya terbersit rasa iba di hatinya, terhadap wanita itu. 
     "Dan, kau Nayesa cantik, ketahuilah, Giverment Corent adalah salah satu yang diinginkannya sejak lama. Jadi, kusarankan lepaskan perusahaan itu jika kau tidak ingin berhadapan dengannya dan berakhir menyakitkan!" Ucap Nyonya Milen yang tiba-tiba medekati Nayesa.
     Nayesa terdiam sesaat. Menatap wajah Nyonya Milen yang menatapnya serius. Peringatannya, tentang Givefashion Corent sungguh bukanlah hal yang mengejutkannya. Sebab, sang ayah dulu pernah mengingatkannya. Tak ada kata yang terucap, gadis cantik itu hanya menyodorkan sedikit senyuman.
     Nyonya Milen kembali menghempas nafasnya. Namun kemudian ia pun tersenyum, senyuman yang terlihat menyembunyikan sesuatu. Mata yang dihiasi bulu mata palsu itu tetap saja terlihat ambisi dan tak ingin terkalahkan! Entah kepada siapa!? Seseorang kah?! Atau memang ke setiap orang!?
     Nayesa kembali tak menghiraukan terlalu jauh. Baginya Nyonya Milen hanyalah wanita pesakitan yang sama sekali tak membuatnya gentar. Wajah cantik Nayesa tak sedikitpun menunduk justru menatap tatapan wanita itu.
     Beberapa saat terdiam, akhirnya Nyonya Milen, memutuskan segera bergegas mengambil langkah seribu. Berharap seseorang yang jelas mengalahkannya dengan telak itu masih bisa ditemuinya...! Tamu istimewa yang sangat mengusik dan tak diharapkannya! Jika benar dugaannya, adalah mantan suaminya! Tentu hal itu merupakan serangan yang dianggapnya tiba-tiba, meski sudah menduga akan adanya serangan dari pria itu kepadanya. Tapi jika tidak?! Nyonya Milen merasa perlu mengubah siasatnya menghadapi serangan ganda yang ditujukan ke arahnya. Namun, siapakah?! Sambil melangkah menjauh benak Nyonya Milen penuh tanya.
     Befi menghela nafas lega. Merasa rehat sejenak dari peperangan yang tak diinginkannya.
     Sementara Nayesa masih terdiam, menyimpan banyak hal yang tiba-tiba menyembul memenuhi pikirannya. Membuat rasa hatinya berkecamuk tak karuan.
     "Ikutlah denganku Nona-nona..," kata Lord Vin memecah suasana yang hitungan detik berlalu tanpa kata. Lalu beranjak kembali masuk ke dalam Lounge.
     Nayesa dan Befi bertatap sesaat, lalu mengikuti langkah sang selebritis itu.
     Mengambil letak duduk yang sama seperti yang sebelumnya, Lord Vin kemudian meminta waiters menyajikan makanan kecil dan minuman terbaik, seolah ingin menjamu kedua nona cantik yang kini duduk di hadapannya.
     "Katakan padaku Lord Vin, apa yang kau tau tentang Jordi?" Tanya Befi yang tak dapat lagi menyembunyikan tanya dan rasa penasarannya. Sementara sajian itu hanya ditatapnya.
     Lord Vin menghentikan niatnya untuk meneguk minumannya. "Kau..? Mengapa kau menanyakannya?" Tanyanya, tampak tak menyangka pertanyaan itu akan dilontarkan gadis itu kepadanya.
     "Aku..," ucap Befi tampak ragu dan berat untuk bicara.
     "Sudahlah Bef," ucap Nayesa pelan, merasa kawatir Befi akan terluka jika mengetahui lebih jauh.
     "Tak banyak yang aku tau," tandas Lord Vin pelan, lalu kembali meneguk minumannya.
     "Apa maksudmu?! Kau jelas mengetahui lebih banyak, hanya saja kau tak ingin mengungkapnya kepadaku. Mengapa Lord Vin?!" Ucap Befi dengan nada kecewa.
     "Aku hanya menjawab apa yang harus ku jawab," sahut Lord Vin masih dengan tenangnya menghadapi kegelisahan gadis di depannya itu.
     "Baiklah, sepertinya kau memang tak berpihak padaku?! Ah, mengapa begitu penuh misteri, mengapa untuk mencinta saja begitu sulit..?" Keluh Befi sedih.
     Lord Vin tampak sedikit tersentak, namun hal itu langsung berhasil dikuasainya dalam hitungan detik saja. Pria tampan itu tampak mahir menghadapi lontaran dan situasi tak terduga, dengan menunjukkan reaksi tenangnya.
     "Bef, kau tak perlu curhat kepada setiap orang kan?!" Bisik Nayesa. "Lord Vin mengatakan tak tau banyak tentang Jordi. Lalu mengapa kau berseloroh soal mencinta?!" Imbuhnya tak mengerti.
     "Aku tidak sama denganmu, Nay. Kau tau aku tidak sabaran dan tak tahan dengan satu masalah tanpa kejelasan dan hanya menanti waktu tiba, dengan menyimpannya dalam hati saja! Berbeda denganmu yang tertutup dan bertahan dengan seribu tanya yang hinggap dibenakmu. Bahkan serangan berita liar yang mencoba menyerangmu kau masih mampu bersikap tenang seolah itu tidak melukaimu. Banyak orang berusaha menyakitimu tapi kau masih saja bisa bertahan..?!" Tutur Befi berbisik.
     "Karna memang aku harus bertahan! Jika tidak, apa yang akan terjadi dengan perusahaan!?" Nayesa pun menyahut dengan berbisik.
     "Terlalu sibuk dengan perusahaan sampai kau lupa jatuh cinta!? Tidak kah kau merasa membuang waktu!? Kau pun berhak untuk memikirkan dirimu dan merasa bahagia?! Semoga saja saat jatuh cinta kau tak mengalami seperti aku. Aku berharap kau mendapatkan cintamu..!" Ungkap Befi pelan, namun tak lagi berbisik. Nasehat yang kerap ia lontarkan kepada sang sahabat.
     Nayesa menghela nafas dalam. Lalu tersentak, kemudian tatapannya beralih pada Lord Vin yang tampak mencoba sibuk dengan minuman dan sesekali mengalihkan pandangan ke luar kapal. Malam semakin larut!
     "Aku tau situasi ini mungkin membuatmu sulit bersikap. Namun apa yang terlihat, kau sepertinya bahkan tau lebih banyak. Dan kau berpihak pada batasan, yang membuatmu tak menjelaskan apapun tentang Jordi. Meskipun sedikit!" Ucap Nayesa memaklumi, namun juga berharap pria itu lebih fair sedikit dan tidak menyembunyikan sesuatu yang mungkin dapat melukai sahabatnya.
     "Kau benar, tentu saja aku tidak akan menyangkal bahwa aku mengenalnya. Dan aku pun melihat, kau begitu mengkhawatirkan sesuatu!? Tentu aku tak ingin membuat kesalahan dengan apa yang kukatakan padamu berkaitan dengan Jordi. Sebab, aku belum sepenuhnya memahami permasalahan yang terjadi!" Jelas Lord Vin.
     "Ini tidak hanya tentang Jordi, tapi juga tentangmu!?" Lontar Befi.
     Sontak Nayesa mendelik ke arah Befi. Menatap penuh peringatan!
     "Apa maksudmu Nona..?" Tanya Lord Vin tak paham, tapi masih menanggapi dengan tenang dan santai. Diambilnya Croissant berukuran small itu, dipotongnya lebih kecil, lalu menyuapnya tanpa ragu.
     "Kau memang seorang selebriti. Begitulah sikapmu kepada penggemarmu ataupun media. Tapi kau tidak bisa seperti itu kepadaku!?" Kata Befi protes.
     "Kau bertanya soal Jordi tapi mengapa kau menyecarku Nona? Sebenarnya apa yang ingin kau ketahui?!" Ucap Lord Vin sambil menatap Befi, menghentikan aktifitasnya memakan Croissant.
      "Karna aku belum lama ini menjadi penggemarmu. Dan menurutku kau seorang selebriti yang berbeda. Kau pun penuh misteri...!?" Ungkap Befi mengutarakan asumsinya. 
     "Begitu kah?!" Sahut Lord Vin datar, lalu meneguk Blue Winenya.
     "Katakan yang sebenarnya tentang dirimu Lord Vin!?" Pinta Befi penuh curiga.
     "Tentang memakan Croissant malam ini!? Tentu saja jika sesekali tak masalah." Sahut pria selebritis itu ringan, bermaksud mencairkan keseriusan Befi yang seolah menyidangnya.
     "Dan kau meminum Wine tapi berwarna soft blue?!" Timpal Nayesa yang justru tertarik dengan minuman itu.
     "Aku tak membahas Croissant Lord Vin. Tubuhmu oke dan itu cukup!" Kata Befi sedikit keki.
     "Tapi aku serius! Blue Wine!? Memangnya ada!?" Nayesa masih penasaran.
     "Jordi meminumnya. Sepertinya hanya ada di kapal ini. Sebab sang pemilik kapal yang memberikannya. Mungkin saja minuman itu diproduksi olehnya," jelas Befi.
     Nayesa terdiam. Unik dan menarik!? Ucapnya dalam hati.
     "Cobalah, ini tidak berbahaya. Justru ringan dan nikmat," Lord Vin menyodorkan pada Nayesa dan Befi. 
     "Thanks," ucap Nayesa seraya menerima. Namun tak langsung meminumnya. Diciumnya aroma minuman itu, dipandanginya sesaat, baru kemudian meneguknya sedikit.
     "Mengingatkan aku pada Jordi," ucap Befi yang meneguk minuman itu sampai habis.
     Nayesa sontak memeluk Befi.
     "Jika kau yakin dia mencintaimu, dia akan kembali kepadamu. Mengapa kau harus meresahkan dirimu, Nona!?" Lord Vin terhenyuh melihat Befi yang tampak sedih.
     "Ya, mungkin karna aku tak yakin," ucap Befi pelan. "Tapi sudahlah, sebenarnya ada maksud lain berbicara denganmu," tandasnya kemudian, mencoba mengakhiri kesedihannya, dan mengalihkan fokusnya.
     Nayesa menatap Befi yang melepas pelukkannya dan menatapnnya dengan senyum.
     "Lord Vin, aku minta kau jangan berkelit!?" Kata Befi dengan wajah serius pada pria selebritis itu.  Apakah kau adalah...?!"
     Lord Vin tampak sedikit terkejut dan terheran.
     "Cukup Bef, jika bukan tentang Jordi. Lebih baik hentikan!" Tandas Nayesa merasa percakapan itu berbelit-belit.
     "Nay! Ini kesempatan! Aku rela gak bahas Jordi, lupakanlah! Yang penting sekarang setidaknya kau mendapat kepastian bahwa Lord Vin..., auw!!!" Befi meringis lantaran Nayesa mencubit lengannya gemas.
     "Biar aku bicara, Bef. Karna hal ini menurutku penting, dan harus kukatakan pada Lord Vin.." ucap Nayesa, wajah cantiknya tampak serius, dan tak ingin dibantah.
     "Baiklah, Nay. Katakanlah..," sahut Befi mengerti, yang langsung memasang wajah penurut.
     Nayesa kembali menghela nafasnya. Lalu ditatapnya Lord Vin.
     "Aku..., tidak tau harus memulai dari mana. Tapi, mendengar peristiwa yang dialami Nela, sungguh mengejutkan! Dan kau menyelamatkannya. Entah bagaimana caraku untuk membalas.  Aku berhutang padamu, Lord Vin. Dan aku sangat bertrima kasih padamu..," tutur Nayesa dalam.
     "Aku pun ingin mengucapkan rasa trima kasihku yang tak terhingga kepadamu. Kejadian itu, menurutku mengerikan. Aku masih tidak percaya ada orang-orang sejahat itu berkeliaran dikapal ini. Jika aku jadi Nela, mungkin aku masih shock dan tak sadarkan diri. Oh, kau sungguh seorang pahlawan seperti yang ada dicerita novel, Lord Vin..!" Befi menambahkan.
     Lord Vin terdiam, beberapa saat. "Bahkan tak perlu mengucapkan trima kasih. Tak perlu berlebihan terhadapku apalagi sampai merasa berhutang. Aku sungguh tak berbuat banyak. Secara kebetulan itu terjadi di depanku. Tentu aku harus membantunya." Ucapnya datar.
     "Begitukah?! Kau sungguh mengagumkan. Benar-benar hebat, Lord Vin. Tidak hanya tampan, dan berlimpah harta. Tapi kau juga baik. Sungguh kau selebriti yang berbeda. Kau tak hanya pantas menjadi pujaan. Kaulah tokoh hero dalam cerita novel yang ada di dunia nyata," puji Befi dengan tatapan terpesona.
     "What?!" Lord Vin tampak sedikit terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya. Menurutnya respon Befi berlebihan.
     "Boleh aku tau secara detail peristiwa itu?!" Tanya Nayesa hati-hati, sekaligus mencoba mengalihkan arah pembicaraan sahabatnya itu. "Maksudku bagaimana kau menyelamatkan Nela?! Dan siapakah mereka?! Orang-orang yang tega melakukan tindak kejahatan semacam itu! Lagi pula kukira kapal ini sangatlah aman dan cukup canggih untuk menyaring siapa saja yang masuk bukan?! Sebenarnya apa yang mereka inginkan dariku?! Mungkin kau mendapatkan informasi itu...!?" Tatapan gadis itu terpaku pada pria selebritis itu. Dan berharap penjelasan yang mungkin bisa di dapatnya.
     Lord Vin tampak menghela nafasnya, meneguk sedikit minumannya. "Kukira kau justru lebih tau apa yang diinginkan darimu. Aku hanya lakukan apa yang harus aku lakukan. Bagiku ini berkaitan dengan nyawa. Tidak perduli aku mengenalnya atau tidak. Sejauh ini tidak banyak yang aku tau. Untuk detail peristiwa itu kau bertanyalah pada gadis itu, sebab dia yang lebih tau. Yang kudapat hanya sebatas dugaan-dugaan, aku pun masih menyelidikinya. Aku harap sekarang kau mengerti maksudku memberimu pengawalan, setidaknya di kapal ini. Karna sepertinya kau pun tidak menyadari datangnya bahaya yang mengancammu..!?" Ujarnya. Wajah tampannya menatap wajah cantik Nayesa dengan serius.
     "Aku rasa Lord Vin benar, mereka jelas mengincarmu Nay! Kau dalam bahaya! Kau perlu berhati-hati dan memerlukan perlindungan ketat! Apa yang terjadi pada Nela hanya salah sasaran saja. Aku sangat prihatin dengan apa yang dialami Nela, tapi aku juga bersukur kau selamat dan baik-baik saja," tutur Befi menyimpan cemas.
     "Sebaiknya, kau lebih fokus pada keselamatan. Jadi, tetaplah waspada sebab ini bukanlah kejadian biasa," tandas Lord Vin mempringatkan.
     Nayesa terperangah.
     Selebriti tampan itu pun menatapnya begitu dalam.
     "Hey, apakah hanya Nayesa?! Apa kau melupakan aku, Lord Vin?! Aku pun salah satu penggemarmu," Ucap Befi sambil senyum-senyum. "Apa menurutmu aku akan aman-aman saja?!" Imbuhnya.
     Membuat Lord Vin terlihat kikuk.
     "Bef, kau tau, justru aku mengkhawatirkan orang-orang di sekelilingku. Aku kawatir jadi membahayakan kalian..." Tandas Nayesa. Wajahnya masih saja menyimpan kesedihan.
     "Tenanglah, ada Lord Vin. Sepertinya dia mampu, dan ingin membantu, bukan begitu Lord Vin?! Kau bersedia melindungi kami kan?" Ucap Befi penuh harap sekaligus menggoda.
     Lord Vin akhirnya tersenyum tipis, menyikapi gadis di samping Nayesa yang mengaku penggemarnya itu.
     "Apa yang kau katakan, Bef!? Please, jangan asal bicara!"
     "Aku cukup mengenalmu, Nay! Bebanmu sudah terlalu berat, begitu banyak yang menyudutkanmu. Kau membutuhkan bantuan!?"
     "Tapi..."
     "Aku tau tak mudah bagimu, Nona Yesa. Tapi kau tau aku tidak bisa begitu saja melepas kasus ini. Setidaknya perlu kau sadari, aku pun menjadi terlibat."
     "Untuk itu aku tidak ingin melibatkanmu lebih jauh. Kau seorang selebritis, sudah pasti kau harus menjaga reputasimu. Cukup sebatas kau tau. Dan, aku pun tak akan melupakan pertolonganmu, bahwa kau sudah menyelamatkan Nela dan berusaha memberikan perlindungan. Aku sangat menghargai itu."
     "Baiklah, aku mengerti...!" Lord Vin tampak sedikit terpaksa menyepakati.
     "Apa yang kau pikirkan, Nay?! Hampir setiap wanita di dunia mengidolakannya, tapi kau malah tak menyambut uluran tangannya?!"
     "Lord Vin mengerti aku punya alasan. Tidak kah kau mengerti?!"
     "Kau yang tidak mengerti, Nay!? Sudah sejauh ini. Kita sudah sampai di kapal blue dream ini. Aku pun punya alasan! Tidak kah kau ingat!?"
     "Apa sih maksudmu, Bef?!"
     "Aku jelas begitu yakin...!"
     "Memangnya apa yang kau yakini nona?! Kau begitu antusias!?" Ucap Lord Vin bermaksud melerai.
     "Bahwa kau, adalah Lovin di dunia nyata..!" Ungkap Befi.
     Nayesa tersekat, tak menyangka Befi akhirnya menyebut nama Lovin!!!
     "What?!!!" Lord Vin mendadak tertawa. Suasana berubah seketika. "Dengar Nona...?!"
     "Befita. Panggil aku Befi...," sahut Befi menyadari lupa memperkenalkan diri.
     "Nona Befi. Aku bukanlah Lovin, tokoh kartun itu!?" Bantah pria tampan itu, masih dengan tawa.
     "Kau tak perlu menyangkalnya. Bukti-bukti sudah jelas," Befi tak ingin dibantah. "Lovin tokoh novel, bukan tokoh kartun," imbuhnya meluruskan.
     "Ya, Lovin. Tokoh novel itu!?" Tandas Lord Vin. Tampak sudah berhasil mengendalikan tawanya. "Aku tau, mereka membicarakannya, bahkan tawaran datang padaku untuk memerankannya. Tapi terkendala sang penulis yang tak ingin diketahui asal-usulnya...," jelasnya.
     Nayesa dan Befi terdiam, saling pandang.
     "Benarkah? Kau bukan Lovin?" Tanya Nayesa meminta kepastian, dengan tatapan serius.
     "Tentu saja bukan. Bukankah tokoh Lovin itu terlalu sempurna untuk ada di dunia nyata!? Kukira sosok seperti itu hanya ada dalam cerita novel saja! Manusia tidak ada yang sempurna!"
     "Tapi..., kau tidak hanya melakukan penyelamatan tapi kau juga menyuruh orang-orang kepercayaanmu untuk menjaga dan memberikan perlindungan kepada kami?" Befi masih mencoba menelisik.
     "Hey, come on, kukira kalian adalah gadis-gadis yang penuh dengan logika. Meski mungkin menyukai cerita novel, tapi tentu tak mudah terobsesi dengan dunia hayal yang tak nyata bukan?!"
     Nayesa terdiam.
     Befi ternganga...
     Tiba-tiba...!
     "Oh! Akhirnya..., kutemui kalian di sini..!?" Kata Mike sambil terngengah. "Kutelpon berkali-kali tak ada satu pun yang mengangkat," ucapnya lagi sedikit mengomel.
     "Ada apa, Mike?! Kau terlihat panik dan begitu serius?!" Tanya Nayesa cemas, sambil berdiri menghampiri Mike. "Apa terjadi sesuatu...?!"
     "Ini serius dan sangat penting! Tuan...," Mike menggantung kalimatnya. Matanya baru saja menangkap sosok Lord Vin...! Dan terpaku sesaat, seperti mengingat sesuatu..!
    "Mike..!?" Nayesa heran, lalu menatap Befi yang juga tak memahami sikap Mike, dengan menggeleng dan angkat bahu.
     "Kau..?! Bukan kah kau Lord Vin?!" Kata Mike akhirnya.
     Nayesa terheran. Menatap penuh tanya sambil memicing mata ke arah dua pria itu bergantian.
     "Kalian sudah saling kenal?" Tanya Befi heran juga terkejut tak menyangka.
     "Kau, Mike!?" Ucap Lord Vin sambil menghampiri Mike. Lalu keduanya berjabatan dan tertawa akrab seperti teman lama yang baru berjumpa. "Apa kabar?! Ternyata kau pun disini?!"
     "Kabar baik. Tapi, tentu saja pertemuan kembali yang tak terduga. Dan sepertinya waktu kembali belum tepat. Masih ada tugas penting, terpaksa aku harus membawa nona-nona ini..," sahut Mike menjelaskan, sekaligus meminta pengertian pada Lord Vin.
     "Akh! Apakah maksudmu, nona ini adalah...?!"
     "Well, bagaimana mungkin kau bisa lupa?! Tuan putriku begitu cantik dan mempesona..," Ujar Mike tak percaya dan sedikit tak terima. "Mungkin kau terlalu mengurusi banyak penggemar...? Kuharap kau tidak menyesal," imbuhnya seperti mengecam.
     Lord Vin kembali tertawa ringan menyikapi Mike. Tawa yang menyimpan misteri bagi Nayesa.
     "Mike, apa kau bisa jelaskan?!" Tanya Nayesa masih belum paham.
     "Tentu saja. Tapi sekarang, please.., kita harus bergegas," ujar Mike. Yang langsung salam pamit pada Lord Vin dan melangkah pergi.
     Nayesa menatap punggung Mike yang berlalu dengan seribu tanya, lalu beralih menatap Lord Vin.
     Pria tampan itu tersenyum, seolah mengiyakan untuk membiarkan gadis cantik itu beranjak dari hadapannya.
     Nayesa mengangguk, dan langsung bergegas diikuti Befi...

     "Mengapa terburu-buru sih, Mike?" Tanya Nayesa, begitu di lift.
     "Tuan Chris Petter, meminta kita kembali secepatnya," ungkap Mike.
     "What!? Ini hampir tengah malam, Mike!?" Nayesa terkejut.
     "Kenapa sekarang?!" Komplain Befi. "Party kan masih..." kalimatnya terhenti.
      Tiba-tiba iphone Mike berbunyi. "Halo, tuan Mike..!? Tuan Chris Petter sudah menyiapkan sebuah tempat di kapal ini, begitu pintu lift terbuka, seseorang menunggu dan akan menunjukkan jalannya, mohon tuan dan nona mengikutinya...," begitu ucap sebuah suara sepertinya seorang wanita yang terdengar dari iphone Mike. Dan langsung menutup telponnya.
     Tak lama pintu lift terbuka dan seorang pria gagah tampak berdiri dan menyambut.
     "Silahkan tuan dan nona-nona," ucapnya sopan dan hormat seraya mempersilahkan untuk mengikutinya.
     Entah mengapa Nayesa tak membantah!
     Begitu tiba di sebuah tempat, tepatnya sebuah ruangan berukuran cukup luas menyerupai sebuah kantor yang mewah juga nyaman, lengkap dengan sebuah meja besar plus kursi, rak buku, brankas, bahkan pantri kecil, tak ketinggalan beberapa sofa empuk dan tertata eleghant, dipadu dengan meja yang tergelar di depannya lengkap dengan minuman dan makanan kecil, tak ketinggalan tissyu di sudut meja. Terkesan cukup privat dan aman, karna letaknya yang agak tersembunyi di salah satu sudut lantai 9 kapal. Nayesa cukup terkesan. Namun, entah apa maksud seorang Chris Petter, Nayesa masih mencoba menunggu penjelasan untuk memahaminya. Mungkinkah berkaitan dengan Givefashion Corrent yang sangat urgent!?
     "Silahkan tuan dan nona-nona bersantai sejenak, mohon menunggu sampai tuan Chris Petter datang, jika ada sesuatu yang diperlukan, saya siap menunggu di pintu," ucap pria gagah itu kembali mempersilahkan sebelum menutup pintu ruangan.
      Nayesa menghempas nafasnya. Menatap Mike tajam dengan seribu pertanyaan.
     "Baiklah," kata Mike menyadari cecaran dari tatapan mata cantik itu. "Apa dulu yang harus kujelaskan?" Ucapnya mencoba menenangkan.
     "Kau mengenal Lord Vin?! Sejak kapan!? Kenapa kau tidak mengatakan!? Jika tau lebih awal aku kan gak perlu susah-susah mengejarnya sampai menjadi seorang penggemar!?" Ujar Nayesa dengan wajah sewot namun tetap cantik.
     "Karna kau tidak bertanya dan kukira selebriti itu bukanlah Lord Vin yang kukenal!?" Jelas Mike.
     "Please, Nay! Bukan Mike juga yang harus kau salahkan. Karna kau pun tak mengetahui Lord Vin lebih detail saat itu! Bahkan wajahnya sekalipun! Padahal kan kau bisa searching!?" Ucap Befi meluruskan.
     "Why i know! Aku kan gak kepikiran, Bef. Masalahku tidak hanya itu! Perusahaan terbesarku tengah di ujung tanduk! Dan itu hampir bersamaan. Bikin aku hampir gila rasanya! Menguras energiku hampir nyaris tak bersisa!" Tandas Nayesa seolah masih menyayangkan peristiwa yang menimpa Nela harus terjadi.
     "Oh, Nay. Im sorri. Aku mengerti. Tapi sudahlah..! Bagaimana pun itu lah yang terjadi. Dan sudah terlalui. Lagipula menjadi seorang penggemar itu petualangan seru bukan?! Jika kita tidak menjadi seorang pengemar, tentu kita tidak akan berlanjut mengejar Lord Vin sampai di kapal mewah bernama Blue Dream ini kan?!" Tandas Befi.
     "Dan peristiwa mengerikan itu mungkin tidak akan dialami Nela!" Sesal Nayesa.
     "Ya, kau benar. Aku pun mungkin tidak harus mengalami hal yang menyakitkan?!" Ucap Befi pelan dan kembali sedih.
     "Im sory Bef. Aku tidak bermaksud...," Ucap Nayesa kebali merasa bersalah dan gegabah.
     "Oh, come on..., im sorry" Mike mencoba melerai agar kedua gadis cantik itu tidak saling menyalahkan dan saling merasa bersalah.
     "Tapi akhirnya, pencarianmu menemukan Lovin mendapat titik terang, bukan?! Meski Lord Vin membantah tapi aku yakin dialah Lovin!" Ucap Befi penuh keyakinan.
     Nayesa terdiam.
     "Nay, jika kau ingin tau kapan aku mengenal Lord Vin?" Ucap Mike. "Adalah pada saat kau mengalami peristiwa di taman waktu itu. Kau pingsan, Lord Vin lah pria yang menyelamatkanmu waktu itu, dialah pria yang kuceritakan itu, yang kutemui di rumah sakit. Dia yang membawamu dan menghubungiku..."
     Nayesa sontak terbelalak! Terkejut!!!

***
    
    
    
    

LovinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang