Happy ReadingSuara gesekan terdengar disalah satu Ruangan yang berada disana. Audy mengerutkan dahinya bingung setaunya disini tidak ada siapapun kecuali dirinya dan juga world.
Gadis itu melangkahkan kakinya mancari dari mana asal bunyi itu, tapi world menahan tangannya entah sejak kapan berada di sampingnya.
"Kenapa audy?"
Srett
"Tunggu ...Apa kau mendengar suara itu, world?"
World membulatkan matanya cemas. Tapi dia harus terus bersikap biasa agar audy tidak curiga padanya. "Mungkin saja itu tikus, disana tempat barang-barang yang tidak diperlukan.
Audy ber oh ria sedangkan world menarik napas lega. Audy kembali berjalan untuk mengelilingi kastil tua ini, benar-benar sudah tua tapi masih terlihat bagus. Dia juga tidak tau sudah berapa puluh tahun bangunan ini berdiri.
Pandangan Audy berhenti di sebuah taman yang dipenuhi begitu banyak bunga matahari yang seakan memancarkan cahaya kuning yang begitu indah, walaupun dia tau cahaya itu berasal dari matahari sebenarnya bukan dari bunga itu.
Audy memetik satu tangkai bunga itu dan memegang kelopak bunga yang dua kali lebih besar dari telapak tangannya. Dia mendongkrak kepalanya kedepan saat seseorang tiba-tiba berbicara padanya.
"Apa kau begitu menyukai bunga matahari?"
Audy bingung, bukankah seharusnya world tau semua hal tentangnya. Walaupun Audy tidak mengingat apapun, dia tau, bisa merasakan apa yang dia suka dan begitu juga sebaliknya.
Begitu banyak keanehan yang dia rasakan saat semakin lama bersama dengan world. Kalau benar pun dia adalah tunangan world dimasa lalu, seharusny dia sudah mengetahui semua tentang nya.
"Aku bertanya padamu, kenapa kau diam?"
Audy tersadar dari lamunannya dan kembali menatap world dengan sedikit senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya.
"Ah tidak, kau bilang apa tadi?"
"Aku bertanya apa kau menyukai bunga matahari?"
"Aku__menyukai semua bunga world, hanya saja, aku lebih menyukai bunga Dahlia."
"Benarkah? Kalo begitu aku bisa menanamnya jika kau mau"
"Tidak usah world, ini saja sudah cukup"
"Tapi kenapa diantara semua bunga kau lebih menyukai bunga Dahlia?"
Audy menatap hamparan bunga-bunga matahari itu lalu memegangnya satu-persatu dengan bergantian, sebelum kembali berbicara.
"Dulu aku pernah menyukai bunga mawar merah, tapi setiap kali aku memegangnya, tangan ku selalu berdarah terkena durinya."
"Lalu?"
"Candie pernah bilang, secantik apapun, bahkan seindah apapun yang kita sukai tidak akan ada artinya jika dia hanya menggoreskan luka yang menyakitkan."
"Aku mengerti sekarang"
"Kalo begitu aku pergi sebentar untuk berkeliling lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
second life [Jun Seventeen]
FantasiaJangan pernah salahkan takdir, karna kau harus berfikir apakah kau tak pernah merasakan kebahagiaan?. Bahkan kau melupakan semuanya saat kau sedang bahagia, dan kini saat kau terpuruk kau hanya bisa mengingatnya bahkan menyalahkannya. Ini adalah keh...