kebohongan

43 40 2
                                    


Happy Reading

Candie mendatangi tempat yang sudah puluhan tahun dia tinggalkan, hanya karena ingin menemui sang Ayah. walaupun dia sudah bertahun-tahun meninggalkan tempat ini tapi bentuknya tidak ada ubahnya.hanya saja ada sedikit tambahan seperti di dekat istana di tumbuhi pohon yang berakar lebat.

Candie berjalan memasuki tempat tinggal sebenarnya dan lansung bergegas menyusul ayahnya. walaupun yang ada disekitarnya mencoba menyapanya hanya untuk sebuah penghormatan tidak sama sekali tidak mengacuhkannya tidak seperti biasanya.

Saat ini pikiran candie benar-benar kacau. yang ada di benaknya hanya audy. rasa cemas membuatnya tidak merasakan sakit dan kelelahan hanya untuk menemui sang ayah.

Candie memasuki sebuah ruangan, dimana ada seseorang yang dia cari, arendra ayahnya.
Candie lansung berjalan tergesa-gesa untuk menghampiri ayahnya.

"Dia tidak Mati" ucap Aren dengan tenang nya.

"Apa maksud ayah"

"Aku tau tujuan kau datang kesini hanya untuk meminta bantuan mengenai Grencellina"

"Bener,..ayah bilang dia tidak Mati, tetapi kenapa dia tidak bernafas yah?"

"Ternyata tujuan kamu datang kesini hanya untuk menolong gadis itu"

"Maaf ayah.jauh sebelum umur audy 17 tahun aku sudah berjanji pada diriku untuk membawanya kembali ke asalnya. itu juga salah satu janjiku pada saat itu. Tapi disaat umur nya sudah 17 tahun dia tergeletak,."

"Kalau begitu kau tidak perlu repot-repot datang kesini, karena percuma ayah tidak bisa membantumu."

Candie membulatkan matanya saat mendengar ucapan ayahnya.

"Tidak mungkin.,apa yang harus ku lakukan" Ucap candie lemah.

"Kau harus menemui world"

"World? "

"Aku sudah bilang, Grencellina tidak mati dia hanya tertidur"

"Bagaimana bisa?, dia bahkan tidak bernafas"

"Grencellina tidak bernafas karena yang tidur itu hanya raganya, sedangkan arwahnya dibawa pergi oleh world"

"Aku tidak begitu yakin, tapi mungkin tujuan world merebut arwahnya dari raganya hanya untuk mengingat masa lalunya."

Candie terdiam seperti memikirkan sesuatu, tapi matanya fokus kearah ayahnya.

"Apa yang harus ku lakukan?"

"Kau harus membawanya kembali sebelum dia melupakanmu seutuhnya" Ucap Arendra dan segera meninggalkan putranya sendirian di ruangannya.

◔◔

Pejaman mata perlahan terbuka, dengan bola mata yang indah. Meskipun baru saja terbuka, mata itu begitu liar memandang setiap sudut ruang yang sedang ia tempati.

Ruangan yang begitu asing bahkan terlihat seperti zaman kerajaan, begitu aneh.
Langkah kaki seseorang terdengar begitu nyaring tidak membuat wanita itu takut hanya untuk berpura-pura pingsan.

Sekali lagi mata itu mematap seseorang yang sedang berdiri di sampingnya dengan tegasnya, tidak lupa untuk tersenyum.

Audy terkejut saat mengetahui siapa seseorang yang berada di dekatnya, peluh gugup pun mulai bercucuran saat dirinya hendak bertanya.

"Wor-ld..?" Tanya nya sedikit gugup,

Lagi-lagi pria itu tersenyum palsu dan berjalan mendekat lansung mendudukkan dirinya di samping sadis itu.

second life [Jun Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang