Dalam hidup harus ada tentang kepahitan, karena bukan namanya kehidupan jika hanya diisi oleh bumbu kebahagiaan
🌄
Keesokan harinya, di pagi hari yang cukup cerah tetapi masih dengan udara yang lumayan menusuk sampai ke tulang, semua para partisipan disuruh keluar tenda oleh panitia karena ada informasi yang akan disampaikan.
"Selamat pagi semua, maaf mengganggu waktunya sebentar. Kami selaku panitia penyelenggara kegiatan ini sebelumnya ingin meminta maaf atas segala tidak nyamanan ini. Tetapi harus kami sampaikan bahwa panitia yang mengurus konsumsi itu tidak bisa membawa makanan sampai ke puncak sini dikarenakan medan yang ditempuh terlalu sulit. Cuaca yang kita tahu sendiri dari kemarin seperti bermusuhan dengan kami semua, membuat jalur yang pendakian menjadi lebih berbahaya. Maka dari itu, sekali lagi kami memohon maaf atas hal ini. Mohon pengertiannya dan terima kasih" penjelasan dari Kak Fitri selaku ketua panitia konsumsi.
Sedikit tambahan, kegiatan haiking di kampus ini ada dua jenis. Yang pertama, untuk yang ingin benar-benar masuk ekstrakurikuler ini atau yang ingin belajar lebih dalam mengenai haiking. Dan yang kedua, seperti yang aku ikuti saat ini, hanya sekedar dijadikan untuk berpariwisata. Jadi wajar saja jika semuanya dipersiapkan secara matang oleh panitia karena ini dijadikan sebagai pelepas penat sambil menikmati alam, bukan haiking yang sesungguhnya yang mengharuskan memahami tentang alam ini dan itu. Maka dari itu juga, kegiatan ini dilangsungkan selama liburan semester.
Tentang informasi yang tadi baru saja dijelaskan oleh ketua panitia konsumsi, itu artinya sampai nanti matahari berada di atas kepala kita tidak bisa makan apa pun kecuali kalau kita membawanya sendiri dari rumah masing-masing. Oleh karenanya, aku mengambil makanan yang sengaja aku selipkan di tasku, lebih tepatnya aku mengambil beberapa bungkus roti yang kubawa dengan jumlah yang banyak dari rumahku.
Entah datang dari mana kemauan untuk membawa roti yang cukup banyak itu, namun yang jelas, sekarang bermanfaat untuk situasi saat ini. Aku mengambil semua stok roti dari tasku dan memberikannya kepada anak-anak kelompok satu untuk mereka jadikan sarapan.
Dan secara kebetulan atau tidak, di kelompokku ini, tidak ada satu orang pun yang inisiatif membawa makanan ataupun camilan pribadi. Ya tidak apa-apa sih, akunya saja yang terlalu rajin. Alhasil roti yang aku bawa itu tidak mubazir dan sia-sia. Aku tidak tega melihat timku kelaparan hingga menunggu makanan nanti tiba. Lagi pula, dari setibanya kami di puncak malam tadi, kami belum makan apa pun sama sekali.
"Ini untuk kalian semua, satu orang dua bungkus roti ya! Maaf kalo gua cuma punya ini doang, mungkin gak kenyang seperti makan nasi, tapi setidaknya cukup untuk menahan rasa lapar di dalam perut" kataku sambil memberikan roti itu kepada mereka satu per satu.
Pada saat aku ingin memberikan roti kepada Si Ketua, ternyata rotinya kurang dari perkiraan. Rotinya hanya tertinggal satu bungkus saja.
"Maaf, rotinya hanya sisa satu. Apa lu ga keberatan kali makan satu bungkus roti doang?" tanyaku kepada Si Ketua
Walaupun dia sudah mengucapkan kata-kata yang mampu membuatku jengkel, tetapi dia tetap ketua di kelompok ini. Mungkin jika tidak ada dia, kami semua tidak akan mungkin sampai di puncak. Dia pun hanya menjawab pertanyaanku barusan dengan menganggukan kepalanya.
"Van, makasih ya atas rotinya. Gak tau deh nasib kita bagaimana kalo lu berhenti di perjalanan dan kembali turun ke bawah, bisa jadi apa kita sekarang!" kata seorang laki-laki yang aku lupa namanya namun masih anggota kelompok satu.
Sebelum aku membalas perkataannya, aku melirik sekilas dan memberikan senyuman sindiran ke Si Ketua.
"Iya sama-sama. Ya udah, silakan dimakan rotinya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KUPILIH HATIMU UNTUK YANG KEDUA
Teen Fiction"Katakan bahwa kamu mencintaiku!" "Tidak akan!" "Kenapa? Apakah selama ini aku salah mengira kalau kamu mencintaiku? Atau selama ini aku salah sangka kalau perbuatan baikmu itu merupakan bentuk cinta?" "Kamu dan dugaan kamu tidaklah salah. Aku hanya...