MEMASAK

3 0 0
                                    

Masa lalu itu seperti pelajaran sejarah. Hanya bisa dikenang, dilalui dan dipelajari. Bukan untuk diulang kembali

🌄

"Vanya...!!"

Suara teriakan seseorang dari depan gerbang rumahku sangat kencang sehingga terdengar sampai ke kamarku yang berada di lantai atas.

Siapa coba pagi-pagi begini yang sudah teriak-teriak di depan rumah orang? Ganggu orang lagi tidur saja!

Dan asisten rumahku menghampiri orang itu maunya apa.

"Neng, ada yang nyariin neng" kata Bi Siti, nama asisten rumah tanggaku

Bi Siti adalah orang yang mengurus segala kebutuhanku. Dia mengurus pekerjaan rumah, membantuku saat ada tugas, dan terkadang teman ceritaku pada saat aku tidak tahu ingin cerita kepada siapa. Bisa dibilang dia pengganti mamaku, walau sampai kapan pun mamaku tak akan bisa digantikan oleh siapa pun.

"Siapa bi?" tanyaku yang masih setengah sadar karena rasa kantuk yang sangat berat

"Guru katanya neng"

Guru? Aku kan sudah kuliah, seharusnya dosen dong yang datang ke rumah? Jika itu adalah dosen, ada urusan apa sampai harus datang ke rumahku? Lagipula aku juga tidak mengikuti bimbingan belajar apapun. Jadi, siapa orang yang mengaku sebagai 'guru' tersebut?

Dengan baju piyama berwarna merah muda yang masih menempel di badanku dan dengan wajah bantal yang belum aku cuci sama sekali, terpaksa aku turun ke bawah untuk melihat siapakah si pengganggu itu.

"Adhi?"

Terkejutlah aku mengetahui dia sudah berada di ruang tamu rumahku. Rasa kantukku hilang begitu saja. Mau apa dia kesini?

"Sudah siap untuk belajar memasak?"

"Hah? Harus banget ya sekarang?"

"Bukankah dalam hal belajar, semakin cepat, semakin baik?"

"Matahari baru terbit Dhi!"

"Ayolah, mumpung kamu libur!"

Sebenarnya, rencanaku dan jadwalku hari ini adalah ingin bermalas-malasan seharian di kamar. Bangun siang, menonton film bajakan di internet, berseluncur di dunia maya, tidur sepanjang hari, makan banyak camilan, dan masih banyak lagi kegiatan bermalasan lainnya.

Setelah dua minggu berturut-turut, terhitung dari hari pertama tahun ajaran baru dimulai, aku baru saja mendapatkan jatah liburku hari ini, jadi wajarkan kalau aku ingin bermalas-malasan seharian ini?

Semua rencanaku hilang dan hancur karena Adhi. Apa dia tidak bisa mencari hari lain apa? Ya memang aku ingin belajar memasak, tetapi tidak hari ini juga! Tetapi aku tidak mungkin juga mengusir Adhi dari sini karena niat baiknya ingin mengajariku. Ya mau tidak mau, dengan berat hati, semua ekspetasi yang sudah muncul di kepalaku harus aku tunda dulu.

"Tapi sebelum mulai, kita harus belanja bahan-bahan terlebih dahulu" ucap Adhi

"Ke mana?"

"Pasar tradisional"

"Hah? Pasar?"

"Tidak sejijik dan sekotor yang ada di dalam pikiranmu kok!"

"Ya udah aku mandi dulu"

"Ga perlu, kelamaan nanti. Cuci muka sama gosok gigi aja!"

"Hmm ya udah deh"

"Aku tunggu di depan"

Dengan persiapan seadanya sebab semuanya serba mendadak, aku siap untuk berangkat. Baju kaos pendek juga dengan celana bahan biasa adalah outfit aku yang aku pilih untuk hari ini. Juga dengan parfum yang banyak, karena, ya, aku belum mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUPILIH HATIMU UNTUK YANG KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang