Aku berhenti bukan karena ingin diam dan lelah, hanya saja aku sedang beristirahat dan menunggu saat yang tepat
🌄
Aku sekarang sedang menunggu sopirku datang menjemput. Dekat gerbang kampus sebelah parkiran motor inilah tempat aku sering menunggu sopirku. Papaku melarang aku untuk membawa kendaraan pribadi sendiri atau menaiki kendaraan umum, jadinya di umur aku yang bahkan sudah menginjak angka dewasa, aku masih saja diantar jemput oleh sopir.
Tak jauh dari tempat aku menunggu saat ini, ada mading berwarna hijau tua yang terpajang di dinding. Padahal aku sudah sering melihatnya, bahkan hampir setiap hari. Namun hari ini, entah kenapa, mading itu menjadi titik perhatian mataku. Di mading itu masih terdapat kertas yang berisikan nama-nama selaku panitia kegiatan haiking tempo hari beserta foto-fotonya.
Adhi Cahya Putra
Mulutku secara spontan mengucapkan nama itu. Ternyata itu adalah nama lengkap dari Adhi. Namanya pun tidak terlalu buruk seperti dugaan awalku. Dan ternyata dia bukan mahasiswa di sini, dia bersama satu rekannya yang lain adalah sukarelawan dari Kota Magelang untuk memajukan eskul haiking di kampus ini saja.
Tring .. tring
Ada dua pesan masuk sekaligus yang masuk ke dalam handphoneku.
Kerjakan tugas ini dan kumpulkan paling lambat malam ini!
Ternyata dari dosen pelajaran anatomi fisiologi. Dan yang satunya lagi, dari ketua eskul musik, Kak Dini namanya.
Sore ini kita jadi kumpul ya di studio gedung 1
Setelah membaca pesan yang terakhir itu, mood aku seketika menghilang. Astaga sudah senang sekali aku bisa pulang jam sepuluh pagi karena hanya ada satu kelas hari ini dan itu pun hanya pengambilan nilai praktik.
Tidak mungkin jika aku pulang lalu kembali lagi ke kampus mengingat jarak dari rumahku ke kampus ini terbilang lumayan jauh. Jadi aku memutuskan untuk menelepon Mang Dadang, sopirku untuk tidak usah menjemputku.
"Mang, maaf. Neng masih harus latihan nanti sore sama anak musik, terus sekalian ngerjain tugas baru dari dosen, jadi pulangnya mungkin agak malem" kataku
"Oh iya Neng, gak apa-apa. Telepon mamang lagi aja ya kalo butuh dijemput" balas Mang Dadang yang sepertinya sudah dalam perjalanan karena terdengar suara bising kendaraan yang ramai di sekitarnya.
Dan ya, sambil menunggu sore tiba, aku memutuskan untuk mengerjakan tugas dosen yang tadi di taman kampus.
Mengerjakan tugas di bawah pohon rindang juga di atas rumput hijau ternyata dapat menambah ketenangan tersendiri ya.
"Ehem"
Aku yang sedang asyik mengerjakan tugas ditemani dengan musik klasik dengan headset yang terpasang di telinga, spontan menoleh ke arah suara itu, dan ternyata ada Adhi.
"Ada apa?" tanyaku
"Ini ada sarapan!"
"Oh lu yang sekarang jadi kurirnya orang itu?"
"Bukan. Kalo ini sarapan dari gua langsung. Yang kemaren-kemaren juga!" katanya yang langsung pergi begitu saja dari hadapanku
Aku tidak salah dengar kan? Ah, lebih baik aku mengejarnya saja dan dengar penjelasan langsung darinya. Tak peduli jika laptopku masih nyaman di bawah pohon.
Ish, kebiasaan banget sih ini anak. Belum selesai bicara main pergi saja!
"Adhi tunggu!" kataku sambil berlari dan sedikit berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
KUPILIH HATIMU UNTUK YANG KEDUA
Teen Fiction"Katakan bahwa kamu mencintaiku!" "Tidak akan!" "Kenapa? Apakah selama ini aku salah mengira kalau kamu mencintaiku? Atau selama ini aku salah sangka kalau perbuatan baikmu itu merupakan bentuk cinta?" "Kamu dan dugaan kamu tidaklah salah. Aku hanya...