03

5.3K 565 28
                                    

Happy Reading❣

~ • • • ~

Belum genap dua puluh empat jam dirinya menginjakan kaki di rumah ini. Sudah ada hal yang menbuat mood nya turun drastis. Ayolah ini masih pukul delapan pagi dan mamih tampaknya tidak menelfon. Namun ketukan di pintu nya tak henti berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.

"Apasih?!" Renjun membuka pintu dengan wajah kusam nya. Masih mengantuk hebat namun diganggu oleh pria yang sudah berdiri di ambang pintu nya.

"Bangun, saya udah bikin sarapan buat kamu" Itu Jaemin, pria dengan kemeja putih lengan gulung dan rambut setengah kering.

"Gue masuk siang ah, lo ganggu gue tidur aja sih" Ketus Renjun

"Sarapan dulu"

"Entar ah" Baru Renjun ingin kembali menutup pintu, kaki Jaemin menahan di bawah sana. Membuat decakan kembali terdengar

"Jangan kebiasaan gak sarapan. Gak sehat" Ucap Jaemin

"Bukan urusan lo"

"Kamu tinggal disini itu tanggung jawab saya"

"Ya bukan berarti lo bisa ngatur ngatur gue seenaknya"

"Saya cuma minta kamu sarapan. Udah itu aja"

"Gak!" Seperti biasa, kata keras kepala selalu melekat kuat dalam raga Renjun

"Atau saya telfon mamih kamu"

"Heh!" Ingin acuh, namun saat mendengar mamih disebut dalam kalimat Jaemin. Renjun semakin menatap kesal.

"Cepetan, saya tunggu di meja makan"

Kepergian Jaemin menjadi ajang Renjun mengolok olok pria dewasa itu. Sial, kenapa harus bawa bawa mamih sih. Sepertinya Jaemin tau kelemahan nya adalah mamih saat ini

Wajah lunglai itu masih nampak. Renjun memutuskan untuk mandi dan bersiap. Setidaknya nanti ia bisa mampir ke warung Bu Iin untuk sekedae nongkrong. Daripada harus menghabiskan waktu di rumah ini

"Om mana?" Tanya nya saat sampai di meja makan

"Papah udah berangkat jam tujuh tadi. Kamu itu orang terakhir yang bangun di rumah" Jawab Jaemin

Pria itu makan dengan tenang, satu menu makanan berupa nasi goreng dan susu di hidangkan oleh Bi Nuni.

Renjun berakhir duduk di sebrang nya. Ia menatap intens pada Jaemin yang sibuk pada butiran nasi di sendok nya. Kejadian kemarin masih ada di pikiran nya. Bahkan sesuatu di balik kemeja rapih itu. Sial, kenapa tubuh atletis Jaemin jadi terbayang bayang olehnya.

"Nanti kamu berangkat sama saya. Pulang kabari saya, nanti saya jemput" Ucap Jaemin tanpa mengalihkan pandangan dari sarapan nya

"Lo ngapain sih saya kamu-an. Gak keren banget jaman sekarang masih begitu gaya ngomong nya"

"Salah? Lagipula itu sopan"

"Tapi gak keren"

"Jadi kamu bicara dengan gaya itu cuma biar keliatan keren?"

𝙊𝙈 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 • 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙍𝙀𝙉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang