12

3.8K 453 11
                                    

Hari rabu yang cukup melelahkan bagi Renjun. Dengan adanya keberadaan Mamih nya dirumah. Ia sama sekali tak bisa absen jadwal kuliah lagi. Dan itu membuat nya di jajah puluhan tugas yang belum ia kerjakan sebelum sebelum nya.

"Pucet amat muka lo? Habis di geprek dosen yak?" Haechan menyeruput es jeruk nya dihadapan Renjun. Melihat teman nya sedari tadi hanya menekuk wajah kesal.

"Sebel banget gue. Masa dapet tugas pengganti yang kemarin tiga kali lipat"

"Lo sih tiap ada kelas jarang masuk. Tumben sekarang join terus, lagi bertobat lo?"

"Lo lupa Mamih masih disini?"

Hanya gelak tawa Haechan yang menjadi jawaban ucapan ketus Renjun.

Bukan bermaksud jadi mahasiswa sok teladan. Tapi nyatanya, mau tidak mau Renjun harus menuruti kemauan Mamih nya.

Sebenarnya hitung hitung menghipnotis Mamih nya. Siapa tau setelah dia sedikit pura pura berubah. Perjodohan sialan yang dibahas Mamih beberapa hari lalu tersebut akan dibatalkan.

"Ren, dicariin noh?" Seseorang menepuk punggung nya. Teman satu kelas nya siang ini mengarahkan jari telunjuk ke arah gerbang gedung kuliah nya.

"Dijemput si om lagi lo?" Tanya Haechan

Renjun mengangguk "Lo harus tau. Satu satunya tempat pelarian gue sekarang cuma dia. Gue lagi kurang klop sama Mamih"

"Yeu, dari dulu itu mah kalo lo ngelawan Mamih mulu"

"Yang ini beda konsep"

"Kenapa emang?" Haechan menatap penasaran.

"Entar aja lah gue ceritanya. Dah, gue balik duluan" Lambaian tangan itu mengakhiri sesi obrolan keduanya dengan Renjun yang berjalan cepat ke arah mobil Jaemin yang sudah tertangkap di matanya.

Setelah memasuki mobil, tak ada sapaan selain sebuah senyuman yang sangat tipis dari bibir yang lebih tua.

"Kamu sakit?"

Belum Renjun nyaman dengan duduk nya di samping kemudi. Satu pertanyaan sudah terlontar dari mulut Jaemin.

"Hng?"

"Muka kamu pucat"

Ucapan yang sama seperti Haechan tadi. Sementara itu, Renjun hanya berdecih pelan.

"Yaelah om. Muka gue kalo lagi bete emang gini. Gara gara tugas tadi banyak banget dari dosen"

Tak ada jawaban pasti dari Jaemin setelah itu. Hingga mereka mulai menempug perjalanan untuk pulang.

"Mampir dulu deh om" Ucap Renjun

"Kamu mau beli buku lagi?"

"Nongkrong. Males pulang gue, om"

"Kenapa?"

"Ya males aja. Om lupa gue habis berantem kemaren sama Mamih?"

Benar juga. Jaemin baru ingat semalam ialah yang membujuk Renjun untuk pulang ke rumah.

"Kamu gak mau istirahat aja? Katanya banyak tugas"

"Nongkrong tuh refresing buat gue, Om"

"Kalau gitu saya temani"

"Ya ya ya. Terserah deh pokoknya gue males pulang cepet"

Jaemin memilih sedikit berbaik hati. Akhirnya ia melajukan mobil nya pada sebuah kedai kopi klasik di sisi utara kota. Tidak begitu mewah, tapi menurutnya tempat ini cocok untuk orang orang seperti Renjun yang lelah dan katanya butuh refresing dengan nongkrong.

𝙊𝙈 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 • 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙍𝙀𝙉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang