.
.
.
Kegiatan monoton yang selalu dilakukan Kalea adalah pergi ke kampus, menuju ruang musik, dan bertengkar dengan Shaka. Kadangkala seluruh aktivitas itu membuat Kalea lelah– bukan, tepatnya bertengkar dengan Shaka lah yang paling membuatnya frustasi.
Hari ini ia datang lebih pagi demi menghindari pria rese itu. Jari nya menari diatas tust dengan lincah, menciptakan melodi yang menenangkan siapapun pendengarnya. Diri Kalea hanyut kedalam ritme yang diciptakannya sendiri, hingga tak menyadari banyak orang yang menyaksikan penampilan indah tersebut.
Aileen yang sadar bahwa sahabatnya sedang menjadi bahan tontonan segera menghubungi seseorang.
"Woi Shaka dimana lo? Kalea di ruang musik noh, lagi latihan dikerumunin semut, manis banget anjir orang-orang ampe ngiler," ujarnya panjang begitu terhubung dengan Shaka.
"Kenapa sih emangnya?"
"Ini lo mau liat gak? gebetan lo diliatin cowo-cowo," pancing Aileen lagi.
"Berisik. Gue paling depan, liat sini lo,"
Segera Aileen mengitari pandangan dan berhasil menangkap sosok pria blasteran yang dikenalnya."Anjay Bulol– bucin tolol, eh tapi percuma gak sih, gak ada gerakannya. Sampe kapan lo mau musuhan sama dia? ditikung nangeesss," Aileen telah membongkar kebenaran, betul-- Shaka menyukai gadis itu.
Bahkan jauh sebelum ia mengetahui namanya, perangainya yang ceria membuat kehidupan Shaka kian berwarna, tawanya yang sesekali nular membuat Shaka betah berada di dekat nya. Namun apa daya, ia tak memiliki keberanian sebanyak itu untuk melakukan PDKT, ia tak percaya diri.
"Gue lebih nyaman begini, takut pas gue pepet dia kabur, kalo ini kan gue bisa sepik berantem biar bisa deket sama dia," Shaka mengaku.
"Hadeehhh, kukira suhu ternyata cupu. Jangan kelamaan, tar lo nyesel," ledek Aileen seraya menutup sambungan telepon.
Shaka kembali melemparkan pandangan kepada gadis bersurai coklat itu, seketika muncul ide 'cemerlang' di kepalanya.
"Minggir lo, gantian," suara yang otomatis membuat darah Kalea mendidih, siapa lagi pemiliknya kalau bukan Arshaka Ardana.
"Hah?" balas Kalea singkat.
"Hah hoh hah hoh, tukang keong lo?" serang Shaka.
"Pergi lo, ganggu aja," sungguh Kalea sedang tidak minat berdebat, sedetik lalu adalah hari Kalea yang sangat membahagiakan, hingga lalat pengganggu datang.
"Gantian gue bilang, lo gak cocok main piano," cocoknya jadi pacar gue--- kalimat yang diutarakan dengan suara hati, rupanya didengar oleh lawan bicara.
"Cocoknya jadi pacar lo gitu?? helloowww," ejek Kalea dengan suara melengking seraya bibir yang membentuk pout.
"Anak gila," balas Shaka salah tingkah.
"Mana tangan lo yang luka?" lanjut lelaki itu peduli.
"Lo yang dorong,"
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh, tukang keong lo?"
Telak. Kalea baru saja melemparkan kembali kalimat yang Shaka ucapkan padanya, yang dituju hanya menatap tidak peduli seraya meniup-niup lecet yang tertoreh di lengan gadis pujaannya.
"Nanti gue delivery-in coklat sama permen lagi, plus balon deh," jelas lelaki berwajah tampan tersebut, yang bisa dipastikan mendapat balasan yang tidak diinginkan.
"Apaan sih, norak," Kalea melangkah pergi setelah mengemasi barangnya, meninggalkan pria yang tengah mengulum senyum.
"Bisa gila gue Le," kutuk Shaka.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALEA [TAMAT] ✅ -Revisi
Genç KurguSEBELUM BACA BOLEH YUK DI FOLLOW AUTHORNYA^^/ ⚠️ Harsh Words ⚠️ Playing Victim ⚠️ Manipulation ⚠️ Toxic Parents Namanya Kalea Angelica dan senyumnya tersimpan dalam kisah hidup banyak orang, namun gadis itu memiliki musuh abadi, seorang pemuda yang...