.
.
.
Di lain tempat, ada gadis cantik dikelilingi dengan poster yang tertempel di seluruh dinding kamar, sedangkan tepat di sisi utara tergantung jam dinding berbentuk persegi dengan warna hitam di pinggirnya.
Pukul 22.00
Seperti biasa Kalea tengah merebahkan diri di tempat yang memiliki gravitasi paling kuat-kasur. Bolak balik melihat handphone-nya yang tak berdering sama sekali sejak sore tadi.
"Mana sih? Katanya mau delivery lagi," batin Kalea kesal, ia menunggu janji yang diucapkan Shaka hari ini.
Tring-
Ponselnya berdenting sesuai harapan pemiliknya, namun pesan itu bukanlah dari orang yang ia tunggu.
"Oi, Healing kuy," ajak Aileen.
"Hiling hiling sinting,"
"Dih, emosian lo, butuh refresing itu,"
"Asal lo tau, si tengil janji ke gue bakal kirimin delivery, tapi sampe sekarang belum ada yang dateng juga," omel gadis itu panjang lebar.
"Fix lo suka dia," balasan yang sukses menaikkan level kesal Kalea.
"Apaan sih, berhenti lo nonton FTV mulai sekarang!"
"Yaelah Le, berapa kali gue bilang, kalian tuh udah cocok banget, yang kurang cuma warasnya aja,"
"Ngaco, healing kemana?" Kalea mengalihkan topik.
"Anterin gue beli kacang,"
"Itu mah bukan healing bodoh, itu jajan,"
"Di bali., gue belom selesai ngomong," balasan Aileen yang sukses membuat mata Kalea membola.
"Anjay, sikat,"
****
Pagi telah tiba, matahari memancarkan sinarnya hingga menembus kelopak mata Kalea, mengusiknya dari peristirahatan sementara. Gadis itu menyeka matanya sekali, dua kali, tiga kali dan tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Gue belum packing!" pekiknya.
Dengan segera ia bergegas mengambil beberapa pasang baju dan memasukkannya ke dalam koper unik berwarna hitam. Disusul dengan kegiatan membersihkan diri, juga mengetikkan beberapa kata kepada sahabatnya.
"Ail, ayo! gue udah siap," pesan terkirim, namun belum ada balasan yang didapatkan.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 siang.
"Ish, mana sih ni anak," gumam Kalea.
Tring-
Segera ia membuka papan chat, balasan dari Aileen.
"Besok bodoh! Weekend-nya kan besok,"
Jedderrr-
Petir menyambar Kalea dengan dramatis, ia tak menyangka kegiatan yang dilakukannya pagi buta ini adalah kesia-siaan.
"Dih kelamaan, gue butuhnya sekarang," bujuk Kalea.
"Butuh kacang?"
"Butuh healing,"
"Dih, nanti besok! sini lo, ada kelas juga,"
"Ah males! gue udah packing," Kalea mendengus sebal.
"Anak gila,"
"Kenapa lo gak bilang kalau perginya pas weekend?" protesnya.
"Lo gak nanya," dengan enteng Aileen melimpahkan kesalahan.
"Bisa gila gue," runtuk Kalea.
"Eh si tengil minta ikut, beli kacang,"
"Goblokkkkkk," sukses membuat gadis itu mengeluarkan kata-kata mutiaranya.
Kalea terburu-buru bersiap ke kampus, tangannya hendak meraih sesuatu di atas nakas, namun tak ada sesuatu di sana.
"Loh, parfum gue kemana?" ucap Kalea bingung, ia mengingat ingat dimana ia menyimpan benda itu.
"Bener kok, gue selalu taruh disini,"
Matanya mengitari sekeliling kamar, namun tak juga mendapatkan apa yang ia cari, Kalea melirik jam dinding, pukul 10:25, hampir terlambat. Dengan cepat ia membuka laci dan menggunakan lotion sebagai pengganti parfumnya yang hilang entah kemana.
Tangannya menekan gagang pintu kamar dan ia terlonjak, ada Deena disana.
"Buset! ada apa Deen? kaget gue," ucapnya seraya menepuk-nepuk dadanya.
"Le, gue boleh pinjem tas channel lo gak?" izin Deena.
"Emang tas lo kenapa?"
"Gak apa sih, cuma mau coba pake tas lo aja,"
"Yaudah, ambil aja di lemari, gue udah telat," ucap Kalea pada gadis itu.
Tunggu-- Miss Dior Blooming Bouquet, ia mengendus sesuatu yang dikenalnya, wangi parfum yang ia cari, menempel pada tubuh sepupunya, Deena.
"Kenapa?" Kalea bertanya dalam hati.
"Parfum gue ada di lo Deen?" Kalea tak dapat menahan rasa penasarannya.
"Hah? eng- nggak kok, gue minta sedikit doang kemarin, trus gue taro lagi ditempatnya,"
Bohong-- Kalea adalah salah satu orang yang sangat membenci kebohongan, jika Deena ingin, kenapa tidak bilang saja? Kalea akan langsung membelikannya yang baru.
"Oh, oke. Gue aja yang ambil tas nya," ucap Kalea menghentikan langkah Deena yang hendak masuk kedalam kamarnya.
Setelah urusan dengan sang sepupu selesai, gadis itu langsung terburu-buru pergi ke kampus.
Kalea berlari menyusuri lorong-lorong dengan sisi kanan kiri dipenuhi ruangan. Setelah sampai dikelas, ia langsung meletakkan bokongnya di kursi sebelah Aileen, dengan nafas terengah-engah ia meraih es teh manis milik gadis disebelahnya.
"Woi!" protes yang dilakukan Aileen tidak diindahkan oleh gadis kehausan itu.
"Lelah kali bestie! gue lari-lari," keluh Kalea sambil menepuk-nepuk pundak sahabatnya.
"Siapa suruh,"
Obrolan mereka terhenti karena dosen yang masuk.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALEA [TAMAT] ✅ -Revisi
Fiksi RemajaSEBELUM BACA BOLEH YUK DI FOLLOW AUTHORNYA^^/ ⚠️ Harsh Words ⚠️ Playing Victim ⚠️ Manipulation ⚠️ Toxic Parents Namanya Kalea Angelica dan senyumnya tersimpan dalam kisah hidup banyak orang, namun gadis itu memiliki musuh abadi, seorang pemuda yang...