ミwadal

63 32 0
                                    

malam itu sekitar pukul delapan sera baru menyelesaikan tugas laporannya dan berakhir pulang agak larut.

setelah turun dari bus, dia mulai melangkahkan kakinya dijalanan aspal kecil sembari sesekali bersenandung mengikuti musik yang diputar menggunakan earphone.

tiba-tiba sera merasa seperti ada yang menarik ujung kemejanya. sera otomatis menoleh, dan benar saja sudah berdiri didekatnya seorang anak perempuan sembari memasang raut wajah sedih.

"kakak bisa bantu cari ibu?"

dahi sera mengerut, dia belum mati. batinnya.

sera melepaskan earphone-nya. "ibu?"

anak perempuan itu mengusap hidungnya kasar, "tadi aku diajak main sama anak laki-laki katanya mau bantu tangkap kupu-kupu. tapi gak dapet, aku capek mau pulang tapi ibu gak ada."

sera menatap anak itu kemudian beralih pada sesuatu dibalik pohon besar di arah barat tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

disana berdiri sosok besar bewarna hitam dengan mata merah menyala. memperhatikan gerak-gerik sera-ah anak perempuan ini.

sudah pasti ini ulah sosok itu yang dengan mudah bisa merubah wujudnya.

sera kembali menatap anak perempuan itu, "gak mau." katanya dan mulai melangkahkan kakinya.

akan tetapi baru saja beberapa langkah anak perempuan itu kembali menarik ujung kemeja milik sera sembari mulai terisak. "huaaa.. aku takut."

sera berjongkok menyesuaikan dengan tinggi anak perempuan itu, "lagian.. kamu bentar lagi juga bakal mati." katanya diakhiri senyum.

mendengar penuturan sera anak perempuan itu mulai menangis sejadi-jadinya.

"hey!" teriak seseorang. orang itu langsung menghampiri sera dan anak perempuan itu. "jangan nangis ya, nanti kakak bantu kamu pulang ke ibu."

anak perempuan itu menatap laki-laki yang sedang menenangkannya itu, raut wajahnya tiba-tiba senang. "bener kak???" laki-laki itu tersenyum lalu mengangguk.

mendengar itu sera memutar bola mata malas kemudian berdiri berniat untuk pergi.

"kamu tunggu dulu sebentar disini sama kakak ini ya." katanya menunjuk sera. dan tanpa pikir panjang pergi meninggalkan keduanya.

sera tentu tidak terima, dia hendak protes tapi laki-laki itu sudah pergi menuju sosok dibalik pohon besar itu.

"kakak itu kenapa ngomong sama pohon?" tanya anak perempuan itu polos.

"gak tau." jawab singkat sera.

dari kejauhan laki-laki itu tampak sedang mengobrol-ah lebih tepatnya bernegosiasi dengan sosok itu.

sera dan anak perempuan itu terkejut karena tiba-tiba terdengar suara dentuman yang cukup keras dari arah sana.

dan tidak lama kemudian laki-laki itu kembali menghampiri anak perempuan ini dengan keadaan yang cukup-em kacau.

"ayo, kakak antar kamu pulang." []

préwangan [ h.jisung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang