ミgething

45 27 0
                                    

setelah makan siang hari itu sera berangkat menuju kampus berbarengan dengan sang kakak yang kebetulan memiliki jadwal kelas pada waktu yang sama.

saat keduanya berjalan di dekat gedung fakultas seni rupa, keadaan disana begitu ramai banyak orang yang berkumpul dan mengerumuni sesuatu.

chan dan sera yang merasa penasaran keduanya saling tatap sesaat kemudian pergi menerobos kerumunan tersebut.

betapa terkejut keduanya saat melihat apa yang menjadi alasan orang-orang berkumpul. ternyata disana terdapat seorang wanita yang sepertinya terjatuh dari lantai atas gedung tersebut.

kondisinya sangat buruk, genangan darah disekitar tubuh perempuan itu, kaki dan lehernya yang patah. membuat siapapun yang melihatnya akan merasa mual.

dan tak lama kemudian para petugas kepolisian berdatangan dan membubarkan massa yang berkumpul.

"lo gapapa liat yang tadi? gue rasanya pengen muntah. semoga aja gak kebawa mimpi." tutur bang chan.

berbeda dengan yang lain yang hanya melihat mayat perempuan itu. sera melihat arwahnya yang berdiri tidak jauh dari tubuhnya, raut wajahnya sungguh pilu tetapi sorot matanya penuh dengan amarah menatap kearah tubuhnya dan berakhir bertemu tatap dengan sera.







selesai matkul keduanya, sore itu sera lebih memilih untuk pergi menuju toilet sendirian dibandingkan pergi bersama teman-temannya ke kantin.

saat sedang mencuci tangan di wastafel, ekor matanya sekilas melihat sesuatu dari arah samping.

sera menyisir rambutnya kebelakang, "dari tadi lo ngikutin gue terus, mau lo apa?" tanya nya menatap cermin.

dalam pantulan cermin sera bisa melihat arwah dari perempuan yang mayatnya di temukan tadi siang itu berdiri menatap sera.

"tolong.. bantu gue." katanya lirih. "cewek itu ngedorong gue sampai akhirnya gue jatuh dari lantai atas. gue tau lo bisa bantu gue." katanya sedikit gemetar.

gambaran kejadian didapatkan lagi oleh sera. kali ini di gedung fakultas seni rupa tepatnya di ruang pahat ada dua perempuan dan salahsatunya perempuan yang kini sudah mati itu.

semuanya berjalan lancar, sampai perempuan yang lain memulai perdebatan. masalahnya karena dia merasa tertinggal dibandingkan temannya dia merasa iri. yang perempuan itu dapatkan hanya kata-kata sarkas dari sang dosen yang membuat dirinya muak dan merasa tertekan.

belum lagi asisten dosen yang dia kagumi lebih dekat dengan temannya itu membuat sebuah kesalahpahaman muncul.

akhirnya karena dikelilingi oleh amarah perempuan itu berusaha melenyapkan temannya dengan cara menusuknya menggunakan pisau ukir. saat berusaha melawan  perempuan itu mendorongnya hingga akhirnya terjatuh.

sera berbalik, lalu tersenyum. "bantuan kayak apa yang lo mau? lo mau gue bantu buat pergi ke tempat yang lebih baik, lapor polisi atau..." []

préwangan [ h.jisung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang