Semilir angin berhembus dengan kencang, bukannya dingin tapi udara pada malam hari ini terasa panas dan suasananya berbeda dari biasanya.
setelah selesai kelas prakteknya perempuan yang diketahui bernama tara itu kini merebahkan dirinya diatas tempat tidur sembari memainkan smartphone nya.
lalu membenarkan posisinya menjadi duduk, tangannya mengambil rokok didalam tasnya berniat akan merokok di balkon.
dan entah datang darimana tiba-tiba bau amis menyeruak di seluruh ruangan kamarnya.
saat menapakkan kakinya ke lantai, ia merasakan kakinya seperti tergenang sesuatu. dan ketika melihat kebawah benar saja seluruh kamarnya kini banjir akan darah yang pekat.
tara sangat terkejut kemudian menutup mulut serta hidungnya dengan tangan.
secara tidak terduga kini lampu yang menerangi kamarnya tiba-tiba berkedip beberapa kali membuat tara semakin cemas dan ketakutan.
"sumpah gak lucu! siapa yang ngelakuin ini hah??!" teriaknya sembari mengedarkan pandangannya.
hening, tidak ada jawaban.
karena panik, ia berlari kearah pintunya mencoba menarik gagang pintu, namun tidak terbuka.
pintu dikunci dari luar.
lalu terdengar gelak tertawa setelahnya. sangat nyaring, membuat bulu kuduk berdiri.
dengan sisa keberaniannya, ia menoleh kearah suara itu berada.
kini arwah temannya berdiri sembari tersenyum mengerikan. dan dengan cepat berhasil meraih leher tara dan menyudutkannya pada dinding.
cekikan dilehernya kian menguat. tara merasa napasnya akan berhenti sebentar lagi. kakinya bahkan sudah tidak menapak pada lantai.
dan dengan begitu mudahnya arwah itu menghempaskan tubuh tara pada lemari sehingga menimbulkan suara cukup keras. ah rasanya tubuh tara kini remuk.
"ampun.. gue mohon.. maafin gue." katanya lirih.
arwah perempuan itu tertawa nyaring. "apa lo denger waktu gue juga minta ampun ke lo buat gak bunuh gue waktu itu? enggak!"
arwah perempuan itu terus menghampiri tara yang kini ketakutan dan terus mundur untuk menghindarinya.
"gue mohon.. gue bakal serahin diri ke polisi kalo perlu, tapi tolong lo pergi."
arwah itu memiringkan kepalanya, "semuanya.. udah terlambat."
licin!
tara kehilangan keseimbangannya.
kini punggungnya terasa dingin. punggungnya dengan kasar membelah udara, mengakibatkan rambutnya berhamburan asal melawan gravitasi hingga menutupi wajah manisnya.
pada akhirnya dia benar-benar menemui aspal jalan yang keras itu.
arwah itu meneteskan air mata darah, senyum terukir jelas pada wajahnya.
lalu menatap sera yang sedari tadi berdiri dibalik pohon dari kejauhan menyaksikan kejadian tragis itu. []
KAMU SEDANG MEMBACA
préwangan [ h.jisung ]
Contoft. han jisung, bang chan (n.) penghubung dengan dunia roh. ©2022