Hallo Sobic semua!!! (SOBIC=Sobat Icikiwir). Kalian boleh panggil gue dengan 'Sob' atau 'kiw' bebas yaaa... Senyaman kalian, eits tapi nyamankan kalian dengan cerita gue kali ini yaa!!.
_____________$_____________
Semua hanya mengharapkan yang sempura,tanpa pernah melirik sesempurna apa dirinya!
Satu yang membuat hal nyata jadi seindah sempurna! Kepercayaan.___Timur___
Timur memperkenalkan diri, dihadapan calon teman-temannya. Ia, memang merasa canggung, tapi jika tidak demikian, teman-temannya, eh maksudnya calon teman-temannya tak akan mengenalnya. Jika tak kenal maka harus saling kenalan, dan untuk mengenal satu dengan lain hanya rahasia waktu yang mengetahui kapan itu terjadi, terpenting kita sudah mencoba dan berusaha.
"Perkenalkan, nama saya Timur Larasati, saya pindahan dari Surabaya. Mohon pengertian dan arahan dari teman-teman sekalian,untuk beradaptasi. Ada pertanyaan? " Tutur lembut Timur.
Calon teman-temannya sangat berantusias, untuk memberikan pertanyaan. Dengan riuh, berbarengan mengajukan hal-hal yang membuat mereka ingin tahu lebih banyak dari seorang Timur.
"Eneng, makannya apa ciiih? Cantik banget, mulus"
"Timur, sudah punya Doi belum?"
"Alamat rumahnya dimana neng? Siapa tahu aja bisa Apel. Wkwk!"
*eneng/neng, adalah sebutan juga panggilan sayang untuk para anak, baik balita, batita bahkan remaja khusus perempuan.*
Begitulah yang tertangkap dari telinga seorang Timur. "Sudah, sudah kalian ini, bertanya ngawur kemana-mana." Ujar Pak Edwin.
"Tidak masalah pak." Ucap pelan Timur, ia tak tahu akan menimbulkan kebisingan baru.
"iya ni Pak, si Empunya saja tidak keberatan. Kok, bapak yang sewot?" tanya seorang murid lelaki, mungkin Timur telah men-capnya orang paling berani di kelas ini.
"Baiklah Timur, kalian berbincangnya nanti saja. Sekarang kamu duduk."
"Baik Pak, terima Kasih." Timur hanya tersenyum dan menuju bangku kosong di belakang.
Pelajaran Pak Edwin di mulai. "Kalian buka Hal. 213. Saya akan menerangkan sedikit. Selebihnya kalian cari di internet. Dan penuhi tugasnya. "
*
~treengg,,,,,Bel Istirahat kedua berbunyi. Timur masih bingung, soal Denah Sekolah barunya ini. Karena menurutnya ini sangat luas pake banget, dengernya Sekolah ini berluas +- 4 Hektar,Waw!!
"Hai Timur?" sapa seorang cewek, lumayan cantik. Dengan kedua temannya yang menghampiri Timur.
"Hai,," lambaian tangan Timur mendampingi.
"Kenalin, gue Luisa. Lo mau gak, ikut kita ke Kantin?" tanya cewek itu namun sekidit menyeringai. Timur bingung, karena bagaimana pun ini sudah waktunya Sholat, Pukul 11.45.
"Sorry, bukan gue gak mau. Cuma gue mau melaksanakan Sholat dulu." Sedikit cemas sih menolaknya, tapi itu lebih baik.
"ouh.." hanya kata itu yang terlontar, bahkan dengan juteknya. "Lo jangan mentang-mentang murid baru, udah songong aja lu." Ucap sala satu dari kedua temennya itu.
Timur hanya menganga, atas perlakuan mereka. Mereka hanya melengos pergi dari hadapan Timur. Timur hanya memaklumi, bagaimana pun ia memang belum sepenuhnya mengenal sifat teman-teman yang belum jadi temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timur
Ficção Adolescente"Lepasin gue, gue nggak tahu apa-apa soal kejadian itu. Gue bukan pelakunya!" sergah Timur, pada mereka yang telah mengikat tangannya. Matanya tertutup oleh kain yang cukup membuatnya tidak mampu melihat apa-apa disekitar. Bahkan ia tidak tahu, tem...