Happy ReadingJangan lupa tinggalkan jejak kalian
Flashback On
"Lubna." panggil seseorang yang baru saja tiba dan langsung duduk di depan Lubna saat itu.
"Mr. Clovis." sahut nya.
"Apa kamu sudah menunggu lama? Maaf kan saya, ada beberapa hal yang harus saya urus sebelum kesini." ucapnya.
"Saya juga baru saja. Maaf, Ada hal apa anda ingin bertemu dengan saya ? Apa ada suatu masalah yang besar, Mr. Clovis?" tanyanya
"Tidak, saya hanya ingin menyampaikan hal yang sangat penting. Sepertinya kamu baru selesai melakukan eksekusi pada seseorang."
"Hehe, hanya bermain sedikit. Apa Luca tidak tau anda kesini?"
"Saya sudah pastikan dia tidak akan tau hal ini dan juga saya yang berada disini."
"Saya langsung pada intinya Lubna." jedanya lalu menghela nafas berat sebelum kembali bersuara.
"Terima kasih sebelumnya karena kamu sudah mencintai anak saya, Lean dengan tulus. Saya berhutang banyak pada kamu dan keluarga Carlline serta Kafka. Lean sebelum dia meninggal, lebih tepatnya sehari setelah dia yakin telah jatuh cinta sama kamu, dia meminta saya untuk melakukan sesuatu jika suatu saat nanti terjadi hal yang tidak dia inginkan. Dia jatuh cinta sama kamu sejatuh cintanya, seperti saya yang sangat mencintai istri saya."
"Lean meminta saya untuk selalu melindungi kamu secara sembunyi - sembunyi saat nanti dirinya tidak ada lagi di dunia ini. Dia ingin selau memastikan bahwa kamu selalu baik baik saja dan jauh dari namanya masalah." ucap Leonzio dengan suara yang mulai berubah.
Lubna yang sedari tadi mendengar nama Lean pun merasakan sesak didadanya, namun dia harus tetap tegar di saat seperti ini maupun saat lainnya.
"Lean minta kepada saya, semua aset serta kepemilikan atas namanya di pindahkan semua menjadi milikmu. Semua yang dia punya, yang dia miliki, sekarang menjadi milikmu, Lubna."
"Mr. Clovis...." lirihnya
"Saya belum selesai Lubna. Lean telah menyiapkan sebuah rumah yang akan kalian tinggali bersama saat kalian sudah menikah kelak. Kamu pasti tau negara mana yang sudah kalian siapkan untuk masa depan kalian itu. Lean juga meminta kepada saya, saat semua yang sudah kalian bangun dan rencanakan untuk masa depan tidak bisa terwujud saat dia tidak ada, kamu harus tetap berada dan tinggal dirumah itu."
"Rumah yang Lean siapkan telah selesai beberapa minggu yang lalu, Lubna. Dia mau kamu tinggal disana, karena dia sangat yakin kamu akan aman berada di tempat itu." ucap nya yang mulai merasakan sesak didada.
"Lean telah menyiapkan segala hal Lubna, dia tau kalau suatu saat nanti hal ini akan terjadi karena pekerjaan yang dia lakukan selalu melibatkan nyawanya. Dia begitu cinta sama kamu, Lubna." lirihnya.
Lubna tidak bisa menahan rasa sesak didadanya, satu air matanya jatuh dipipinya tanpa dia minta.
"Lean telah pergi meninggalkan kita semua yang ada disini, dan saya telah selesai menyiapkan segala hal yang dia minta dulu pada saya. Saya akan selalu pastikan, apa yang dia minta dulu kepada saya untuk kamu akan saya tepati."
"Lubna, saya merasa gagal menjadi orang tua untuknya. Saya tidak pernah ada untuknya disaat-saat dia sedang jatuh dan terlibat kasus. Saya tidak pernah selalu ada di sampingnya sedari saya menitipkan nya dipanti. Saya gagal menjadi orang tua yang baik untuk anak saya, Lean. Saya gagal Lubna, gagal." ucapnya lirih dengan mata yang berkaca-kaca namun masih bisa di tahan agar tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubna
Random(Sequel Abu Abu) Follow dulu yuk sebelum di baca, hehe Sebagian part beralih ke Fizzo/Deynaraa Setelah menghilang beberapa tahun lamanya tanpa ada yang mengetahui keberadaanya, Lubna si gadis cantik dan anggun ini mulai menginjakkan kakinya kembali...