L 4

3.8K 381 12
                                    


Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

Saat ini didalam sebuah mobil Maserati Levante, terdapat dua orang yang saling meledek satu sama lainnya.

"Cleora? Serius? Gak cocok banget di lo." ledeknya.

"Berisik, fan." dengusnya kesal.

"Sekarang lo punya dua nama, ya?" ledeknya.

"Berisik Kefan." kesalnya

"Iya, Cleora." ucapnya dengan sedikit milirik.

Lalu terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka saat ini. Setelah mereka berdua berdiskusi membahas masalah yang Kefan mengikut sertakan Lubna. Mereka berdua menuju sebuah restoran untuk mengisi kekosongan perut mereka saat ini.

Sesampainya direstoran tersebut, mereka seketika menjadi pusat perhatian saat ini juga. Kefan yang paham akan suatu hal dan dia lupa mengatakannya sejak awal mereka bertemu.

"Dress lo, Lubna." bisiknya tepat di telinga Lubna.

Lubna yang paham dan sedikit melirik kearah dress nya yang terkena bercak darah tadi. Kefan tanpa basa basi lagi langsung melepas jas Navynya dan memakaikannya pada Lubna saat itu juga, jas tersebut terlihat kebesaran di tubuh Lubna yang langsing ini.

"Ke butik dulu, fan. Baru kita makan." pintanya.

"Gak perlu. Kita pesan ruang VIP aja ntar, bercak darahnya juga sudah gak keliatan. Bau darahnya juga kalah sama parfum mahal lo ini."

"Hmm." dehem Lubna.

Lalu mereka berdua diarahkan menuju ruang makan VIP. Sambil menunggu makanan mereka tiba, Kefan menatap Lubna intens dan di balas tatap Lubna dengan alis kanannya terangkat.

"Bisa gue tanya soal bercak darah itu? Dan soal kehidupan lo di negara itu?" tanya Kefan santai.

"Sebelum gue jawah soal itu, lo sudah pastikan Kafka dan lainnya gak tau kalau gue berada di indonesia? Setelah masalah ini gue akan balik ke negara itu. Banyak pekerjaan yang harus gue tinggalkan disana demi kasus konyol lo itu."

"Itu bukan kasus konyol Lubna, itu kasus yang memang cuman lo yang bisa menghandlenya."

"Terserah." ucap nya acuh.

"So, lo bisa mulai dari mana ngejelasin ke gue nya? Lo gak habis bunuh orangkan sebelum datang ke kantor gue?"

"Terbalik, gue habis menyelamatkan nyawa seseorang." jawabnya dingin.

"Menyelamatkan? Sejak kapan lo peduli sama orang yang gak lo kenal dan lo tahu?  Bahkan orang yang lo kenal dan lo tau aja, lo nya masih nampak acuh."

"Sejak gue pindah ke negara itu, Kefan." jawabnya dingin dengan tatapan tajam kearah Kefan. Selang beberapa menit, makanan yang mereka pesan pun tiba.

"Kita belum selesai, Lubna."

"Waktu gue di Indonesia cukup untuk ngejelasin kehidupan gue disana." ucapnya menatap Kefan.

"Okey, gue tunggu."

Lalu mereka mulai memakan makanan yang mereka pesan tadi. Setelah selesai dari resto ini, Lubna meminta Kefan untuk mengantarnya kesuatu tempat dan di setujui oleh Kefan.

----

Saat ini mereka sudah sampai di lobby sebuah gedung dengan bangunan yang cukup tinggi. Sebelum Lubna keluar dari mobil Kefan, Kefan menahan pegelangan Lubna terlebih dahulu.

LubnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang