A

986 72 0
                                    

Huang Renjun biasa dipanggil Injun oleh orang terdekatnya. Pria berparas manis, cantik, dan tampan sekaligus ini sangat membuat banyak orang terpana melihatnya. Bahkan pelanggan di cafe tempatnya bekerja sangat betah untuk berkunjung sekedar melihat dan mendengarkan suara merdu miliknya.

Renjun bekerja sebagai pelayan dan juga penyanyi live di sebuah cafe milik Na Jaemin -atasan sekaligus sahabatnya-. "Selamat datang di Na's Cafe" ucapnya setiap pelanggan masuk ke cafe itu. Senyum tipis yang indah adalah favorit semua orang ketika memandangnya.

"Vanilla Latte dan Americano. Ada pesanan tambahan tuan?" tanya renjun sembari mengoperasikan tablet di meja kasir tersebut. "Tidak, bisakan pesananku dibuat agak lebih cepat? aku sedang terburu-buru" ucap sang pelanggan tidak enak.

Renjun kembali memasang senyumnya dan mengangguk. "Baiklah tuan, akan kami siapkan pesanan anda. Untuk totalnya 10 ribu won tuan" pelanggan itu menyerahkan 10 ribu won, renjun menerimanya sembari dan memberikan mesin alarm untuk sang pelanggan. 

.

.

.

.

Tok Tok Tok

"Masuk!" ucap seorang pria yang sangat sibuk dengan berkas di hadapannya. "Pak, ini minuman yang bapak pesan" orang yang baru masuk itu meletakkan 2 cup es dingin di meja yang jauh dari tempatnya duduk. Pria yang sibuk  itu hanya berdehem, karena tidak ingin mengganggu orang itu segera keluar.

Klek

Pintu kaca terbuka kembali dengan menampilkan  pria dewasa dengan wajah cantik dan kharismatik yang mendominasi. Tanpa menoleh pria tan itu menghela nafasnya. "Apa lagi yang kau butuhkan hyung?" ucap pria tersebut dengan nada sedikit jengkel.

Pria yang baru saja datang itu segera mendekat ke meja, menjitak keras kepala anaknya kesal. "YA-a" pria tan itu segera menghentikan teriakannya dan terdiam, setelahnya melebarkan senyumannya. "Mae" panggil pria itu, yang dipanggil Mae hanya menatap anaknya datar.

"Kenapa tidak pulang ke rumah?" Tanya Ten Lee -sang Mae. "Aku selalu pulang Mae" ucap pria tan itu. "Bukan rumahmu bodoh, tapi rumah keluarga Lee" dengus Ten. "Tidak, aku lebih suka dirumahku sendiri" ejek sang anak. "Dad? coret Donghyuck dari keluarga Lee" ucap Ten datar.

"Maee! aku hanya bercanda" sungut Donghyuck. Lee Donghyuck pria yang sedari tadi sibuk dengan berkas di mejanya, posisinya sebagai direktur di perusahaan milik ayahnya Johnny Lee.  

Ten mengendikan bahunya, lalu ia duduk di sofa sambil memandang anaknya yg kembali bekerja. "Hendery sudah punya istri" ucap Ten memecah keheningan. Donghyuck yang sudah arah pembicaraan sang Mae menghentikan kegiatannya. "Kau kapan?" tanya Ten.

'Sudah kuduga' batin Donghyuck malas.

"Hyuck" yang dipanggil hanya berdehem sembari melanjutkan membaca berkas di mejanya.

"Hyuckk" panggil Ten kesal, karena merasa di diamkan oleh Donghyuck. "Apa Mae?" tanya Donghyuck akhirnya. "Carikan Mae Menantu lagi" pout Ten. "HUh? mae ingin aku mencarikan Dery istri lagi? Dejun Hyung bagaimana?" tanya Donghyuck pura-pura polos.

"Enak saja! Kau yang harusnya mencari istri! Umurmu sudah 26 tahun!" kesal Ten. Donghyuck kemudian menatap Mae nya. "Mae, aku saja belum bertemu dengan mate ku" keluh Donghyuck. "Apa gunanya Sosial Media di ponselmu hyuck" ucap Ten. 

"Auh Mae, aku bahkan membuka ponselku jika memang keadaan darurat, Lucas hyung yang sering memegang ponsel, suruh dia saja" ucap Donghyuck malas. Ten yang sudah jengah dan malas ribut dengan Donghyuck hanya mendengus kesal. Sungguh ia ingin sekali memukul kepala anaknya keras.

"Tidak, cari sendiri, sampai Mae tau kau menyuruh Lucas, aku akan menyuruh Daddy mengirimmu ke Antartika detik itu juga" kesal Ten. Donghyuck memutar bola matanya malas. "Ok fine, nanti aku cari" dengus Donghyuck.

Ten tersenyum puas dengan jawaban Donghyuck, kemudian keluar dari ruangan anaknya.
.

.

.

"Nana-ya, aku pulang dulu" pamit renjun, saat sudah siap untuk menuju rumahnya. Jaemin melongok ke arah renjun lalu mengangguk dengan tersenyum.

"Hati-hati dijalan njun" renjun hanya mengangguk lalu meninggalkan tempat kerjanya itu. kemudian berjalan untuk ke halte bus. sembari menunggu bus, matanya bergerak untuk melihat keadaan sekitar, hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Kemana benda itu" rutuk seorang seorang pria dewasa berparas cantik di depan salah satu butik. Renjun terus mengamati pergerakan orang itu, tanpa pikir panjang ia menghampiriya. 

"Permisi tuan, ada yang bisa aku bantu?" tanya renjun setelah dekat dengan pria tersebut. Pria tersebut mendongak kemudian kembali menunduk mencari bendanya yang hilang. "Gelangku hilang di sekitar sini" renjun mengikuti pergerakan pria tersebut dengan perlahan. 

"Seperti apa rupanya?" tanya renjun. "Gelangku berwarna silver dengan liontin bunga matahari" renjun mengangguk, kemudian ikut mencari gelang tersebut.

Matanya tidak sengaja melihat benda yang sedikit mengkilap di bawah tanaman, ia mengambilnya lalu memekik senang. "Tuan apa ini gelang anda?" pria itu menatap dengan mata yang berbinar.

"Ah, majja terimakasih" pekiknya, lalu kembali memasang gelang kesayangannya itu. "Baiklah tuan, kalau begitu saya pamit dahulu" ucap Renjun dan berlari karena bus yang ia tunggu sudah datang.

Belum sempat kembali berterima kasih dengan pemuda yang menolongnya ia sedikit terkekeh karena pemuda itu sangat lucu dan manis. 

"Ya nyonya Lee!" Pria itu menoleh saat mendengar suara yang dikenalnya. Ia memasang wajah berseri dan menghampiri pria yang lebih tinggi darinya. "Ayo pulang, aku sudah menemukan gelangnya John" ucap nya dengan tersenyum lear.

Pria yang lebih tinggi itu hanya menggeleng dan tersenyum melihat istrinya yang kembali ceria setelah menukan gelang pemberian anaknya itu. "Jangan dihilangkan lagi, atau Donghyuck akan marah padamu nanti" Ten yang mendengar itu hanya menaikkan alisnya sebelah.

"Dia tidak akan bisa marah denganku John" kekeh Ten. Lalu mereka masuk ke dalam mobil dan pergi dari tempat tersebut.

TBC

He's My Mate || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang