I

294 39 4
                                    

Mereka sudah tiba di apartemen milik Renjun. Renjun seketika paham ketika Donghyuck menjelaskan bahwa dirinya sempat mengecek profil milik Renjun melalui informasi dari sekretarisnya.

Donghyuck mengamati sekitar, mengecek apakah tempat itu aman untuk soulmatenya tinggal.

Sebenarnya ia ingin langsung menggeret soulmatenya itu untuk pindah dan tinggal di rumah besar miliknya. Tapi ia ingin mengenal lebih jauh Renjun terlebih dahulu.

"Donghyuck-ssi, ini apartemenku. Uhm apakah kau ingin mampir sebentar?" Donghyuck mengecek jam tangan miliknya.

"Sepertinya aku harus kembali ke kantor, mungkin nanti jika aku punya waktu aku akan mampir" Renjun tersenyum mengangguk kaku.

Renjun masih canggung jika seperti ini, mengingat ia hanya orang biasa dan soulmatenya merupakan orang yang terpandang.

"Baiklah, boleh aku pinjam ponselmu sebentar?" tanya Donghyuck. Renjun merogoh kantongnya dan memberikan benda pipih itu kepadanya.

Donghyuck segera mengetikkan beberapa digit nomor, kemudian menelfon. Begitu ponselnya bergetar ia matikan dan selanjutkan mengotak atik ponselnya.

Renjun menerima ponselnya kembali ketika diulurkan padanya. Ternyata Donghyuck menyimpan nomor miliknya.

"Segera hubungi aku jika tejadi sesuatu, aku sudah mengaturnya menjadi nomor panggilan utama dan SOS" Renjun terkejut, ternyata pria ini protektif padanya.

Puk

Donghyuck mengusak rambut Renjun dan tersenyum. "Aku pulang ya. Sampai ketemu nanti"

Wajah Renjun merona, sedangkan pria di depannya terkekeh melihat wajah merah si manis, ingin sekali dia mencubit pipinya yang manis itu. 

.

.

.

Malamnya Renjun bersantai di depan televisi dan si manis sedang bercengkrama dengan sang ibu lewat panggilan.

"Ma, tidak merindukanku?" celetuk Renjun.

"Tentu, mama merindukanmu sayang, harusnya mama yang bertanya karena anak manis mama ini tak  pernah pulang rumah" dengus sang mama.

Renjun tersenyum membayangkan bagaimana raut wajah ibunya sekarang, sudah beberapa bulan ini dirinya tak pulang ke Jilin kampung halamannya.

"Baba dimana ma?" Renjun penasaran karena di seberang telfon itu mamanya sedang sendirian.

"Babamu lembur di kantor, sekarang kau dimana sayang? Sudah pulang kerja?

"Sudah ma, aku di apartemen. Euhmm mama boleh aku tanya sesuatu?" Renjun terlihat ragu sebelum bertanya dengan sang ibu.

"Hum, tanyakan apa yg ingin kau tanyakan njun. Mama akan menjawabnya

"Ketika bertemu Baba sebagai soulmate apa yang Mama lakukan?" 

"Mama dan baba melakukan pendekatan dulu, lebih tepatnya mengenal satu sama lain lebih jauh. Setelahnya Baba mengajak mama bertemu dengan keluarganya. Saat itu mama sangat gugup, bahagia rasanya ketika diterima di keluarganya begitu juga sebaliknya. 

Setelah itu baba meminta izin pada kakekmu untuk bertunangan dengan mama dan tinggal bersama di apartemen baba dulu, kemudian sampai kami menikah dan memiliki Renjun sebagai anak kami

Renjun diam sejenak, mencoba memberanikan diri untuk bertanya kembali.

"Ma, jika Renjun sudah bertemu soulmate dan tetap tinggal berjauhan dengan mama dan baba apakah tak apa?" Sang ibu ikut terdiam, kemudian menghela nafasnya dengan senyuman lembut walaupun tak terlihat oleh Renjun.

"Mama tidak masalah, mama malah akan sangat senang karena anak manis mama ini sudah memiliki pasangan yang akan selalu menjagamu. Di sana Renjun sudah bertemu dengan soulmate?

Renjun gugup, ingin menjawab iya namun sang ibu lebih dulu melanjutkan pertanyaannya. "Bagaimana soulmatemu sayang? Apakah dia baik? Tampan?" Pertanyaan sang ibu membuat Renjun merespon dengan tersipu.

"Eum, ya" di seberang sang ibu terkekeh geli. "Sangat tampan ya njun? Ah mama jadi ingin melihat soulmatemu setampan apa, sampai membuat anak manis mama ini tersipu" kekeh sang ibu.

"Mama!" Renjun mendengus malu, niatnya hanya bertanya bagaimana malah digoda sang ibu.

"Tapi ma, aku takut tidak diterima, maksudku aku hanya orang biasa, sedangkan soulmateku dia mempunyai jabatan tinggi" sang ibu kembali menghela nafasnya.

"Sayang, yang namanya soulmate pasti akan saling menyayangi dan menerima. Semua akan berjalan dengan indah jika kalian menikmati dan saling menerima" Renjun mengangguk.

'Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau cemas? Ada sesuatu mengganggumu?' secara tiba-tiba Donghyuck bertanya.

'T-tidak, aku tidak cemas' Renjun gugup tentu saja, dirinya lupa mind-linknya bersama Donghyuck semakin kuat.

"Baiklah ma aku mengerti, ma aku ingin tidur sudah mengantuk, mama tidurlah jangan menunggu Baba. Baba itu kalau lembur suka tidak ingat waktu" dengus Renjun.

"Iya-iya mama akan tidur sebentar lagi, Mama tutup ya. Mimpi indah sayang" setelah menjawab sang ibu, dirinya mematikan panggilan tersebut.

'Kau kenapa mate?'
'Aku tidak apa-apa, hanya bertelfon dengan ibuku'
'Kau sudah mengantuk ya?'
'Sedikit, Tuan Donghyuck sudah selesai bekerja?'
'Hei, aku meminta jangan panggil tuan bukan?'
'Maksudku Donghyuck-ssi'
'Yap begitu, oh aku sudah selesai. Aku sedang menonton Film'
'Begitu ya, apakah bagus?'
'Lumayan. Tidurlah aku tau kau mengantuk. Tapi ingat mate, jika terjadi sesuatu kabari aku. Mengerti?'
'Eung'
'Bagus, kalau begitu Selamat Malam Manis'

Sial, wajah Renjun memerah seketika mendengar ucapan selamat malam dari soulmatenya.

Renjun memaksakan matanya tertutup dengan rasa tersipu luar biasa, jantungnya ikut berdetak kencang.

Donghyuck sadar, ia juga ikut merasakan hal yang sama, bahkan telinganya sangat merah. Dirinya terkekeh menyadari sang soulmate belum juga terlelap.

'Cepat tidur, bukankah kau besok shift pagi'

Renjun ingin, tapi tidak bisa. Mungkin karena terlampau tersipu sampai sudah tidur.

'Aku akan mengantarmu besok' lanjut sang soulmate.

'Sudah cukup, aku ingin tidur Donghyuck-ssi' dengan wajah tersipu dengan rona merah dirinya merengut.

Donghyuck terkekeh, merasakan bagaimana kesalnya Renjun padanya.

'Baiklah, cepat tidur sana' Kemudian dirinya sudah merasa tenang, mungkin Renjun sudah terlelap dan menyelam mimpi indahnya pikirnya.

.

.

.

TBC

Aloowww
Long time no write eh see
Aku tau kelamaan :( alurnya juga makin kesini makin pusing karena kaya ngacak. Hadeh.

Tapi tetep terimakasih buat yang udah baca, votement.

See you next chap~ (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

He's My Mate || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang