F

341 42 6
                                    

"Baiklah, nanti kita makan ramyoen berdua di apartmenku"

Renjun tidak bodoh dengan lontaran balasan dari Donghyuck.

Selama 5 tahun kepindahannya dari Jilin-China dan belajar bahasa baru tak membuatnya salah paham maksud lain beberapa kalimat bahasa Korea.

Namun dirinya mencoba untuk tidak berpikir ke hal yang berpikiran kotor.

Hanya saja seperti aneh, dia belum pernah bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan sang soulmate.

"Maksudmu?" tanya Renjun. Donghyuck merutuki ucapannya yang mungkin bagi renjun frontal. 

"Ya, maksudku kita akan memakan ramyeon bersama nanti" Donghyuck menggaruk lehernya, merasa salah mengucapkan kalimat karena terdengar seperti menggoda sang soulmate.

"Maksudku kita hanya makan biasa soulmate-ssi" lurusnya agar tak membuat salah paham.

"O-oh baiklah, mungkin lain kali soulmate-ssi" setelahnya tidak ada topik yang mereka bahas, hanya diam.

.

.

.

Jantung Renjun berdetak tak beraturan, Donghyuck yang sedang berada di depannya hanya bertingkah biasa saja. Siang ini Donghyuck kembali ke cafe untuk membeli kue, tentu saja ia bertemu dengan Renjun.

Topik 'ramyeon' dua hari yang lalu masih melekat di otak Renjun membuat wajahnya merona. Sungguh ia tak bermaksud ingin berpikiran kotor, tetapi ketika melihat Donghyuck membuatnya ingat dengan topik tersebut.

Bagaimana Donghyuck biasa saja sedangkan Renjun merasa gugup jika saling bertemu? Hei, bahkan Donghyuck tidak menyadari bahwa pria manis yang sedang berjaga di kasir adalah soulmatenya sendiri.

Untuk saat ini hanya Renjun-lah yang mengetahui jika Donghyuck si pria tampan dan tan itu soulmatenya.

"Tuan, pesanan anda sudah siap" tak ada sahutan dari kedua pria itu. Renjun kembali menginterupsi mereka.

"E-ekhm. Tuan pesanan anda sudah siap"

Lucas menatap sepupunya heran. Beberapa hari ini Donghyuck terlihat tidak tenang, pria berdarah campuran Hongkong itu terus memperhatikan pergerakan Donghyuck.

Donghyuck sendiri merasa tak tenang, karena sang soulmate beberapa hari ini tidak merespon komunikasinya. 

Lucas menerima pesanan itu, kemudian sedikit menyenggol bahu Donghyuck guna menyadarkan pria yang tersebut dari gundahnya.

Renjun kembali menyibukkan dirinya dengan pelanggan yang lain. Sedangkan kedua saudara sepupu itu memilih tempat duduk.

Sembari menikmati latte dan cheese cake, Donghyuck mencoba untuk membuka kembali komunikasi dengan Renjun.

"My Mate.."

Renjun yang sedang mengambil espresso baru terkejut panggilan tiba-tiba dari sang dominan, sampai tidak sengaja tangannya mengenai cairan panas tersebut.

"Akhh/Ash"

Ringisan keduanya mengundang Lucas maupun rekan kerja Renjun teralihkan.

"Wae?" Lucas terkejut ketika sang sepupu meringis sembari mengibaskan tangannya.

"Tanganku seperti terkena air panas Hyung" ringis Donghyuck.

"Kau tak apa? Cepat siram tanganmu dengan air mengalir Huang" ucap rekan Renjun dan segera dituruti olehnya.

Samar Donghyuck mendengar hal tersebut membuat Donghyuck teralihkan. "Mungkin kebetulan" pikirnya.

Renjun menyiram tangannya dengan air di wastafel. Secara bersamaan tangan Donghyuck juga merasa lebih baik.

Donghyuck menatap lamat bergantian tangan dan Renjun yg sedang mendinginkan tangannya. Ini kebetulan atau apa?

Sebab ia masih ingat jika sepasang soulmate akan saling merasakan apa yg dirasakan pasangannya, membuatnya berasumsi jika Renjun adalah soulmatenya.

Sedangkan Renjun sadar ia melupakan panggilan Donghyuck. Dengan menurunkan ego dan rasa malunya ia membuka komunikasi.

"Soulmate-ssi" Renjun menggigit kecil bibirnya gugup.

"Apa tanganmu masih terasa sakit?" Lanjut Renjun.

Disisi lain Donghyuck terkejut.
"Kau kemana saja mate?" Bukan menjawab malah pertanyaan yg ia lontarkan kepada Renjun.

"Eum. Maaf aku terlalu sibuk" alibinya. Mendengar itu Donghyuck memijat pangkal hidungnya.

"Tapi bukan berarti kau jadi mengacuhkanku, setidaknya berikan aku jawaban bahwa kau sibuk dengan pekerjaanmu" kesalnya. Mata Renjun menangkap bagaimana Donghyuck bereaksi.

Renjun menggigit bibirnya gugup, merasa bersalah karena sudah berbohong juga takut jika Donghyuck marah padanya.

"Tanganmu tersiram air panas?" Setelah merasa lega Donghyuck menanyakan keadaan Renjun.

"Ya, tapi tidak apa ini sudah membaik, hanya kebas yg masih kurasakan"

"Pakaikan salep agar tidak berbekas"

"Baiklah"

Hanya percakapan singkat, namun sangat berefek pada Donghyuck. Iya sudah merasa tenang tau keadaan sang soulmate.

"Jadi ada apa denganmu?" Pertanyaan Lucas membuat Donghyuck tersenyum tipis.

"Aku baru saja berkomunikasi dengan soulmateku Hyung. Tangannya tersiram air panas, ditanganku juga sudah membaik"

Donghyuck memperlihatkan tangannya kepada Lucas yang sedikit memerah. Lucas menghela nafasnya.

"Segera cari dia hyuck, aku tak ingin hari-hariku penuh dengan pertanyaan dari Bibi Ten "Apakah Donghyuck sudah menemukan Matenya?""

Donghyuck melempar tisu kepada Lucas.

"Bodoh, aku juga sedang mencari Hyung" Lantas Lucas terkekeh dengan respon Donghyuck.

.

.

.

To be continue..

Huwee maaf banget dianggurin sampe setahun :'((
Di RL banyak kendala. Tapi semoga aja masih bisa lanjutin work yg ngga nyambung ini 🤧. But thanks for everyone yg baca, vote sama comment, walaupun ngga banyak tapi Makasih Banyak guys (⁠ •◜⁠‿⁠◝ )⁠♡.

He's My Mate || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang