'Kriet' pintu tua itu terbuka lebar, menampilkan sosok laki-laki mungil bermata bulat, ia memasuki toko yang terbilang sudah cukup usang, lantai kayu berwarna kecoklatan pudar, atap yang mulai lapuk serta ruangan yang temaram karena minim pencahayaan, namun tidak meninggalkan kesan aestetik yang ada di dalam toko itu.
"Yo, Jungkookie!"
Sebuah suara berat laki-laki paruh baya menyapanya ketika memasuki toko. Dia paman Lee, laki-laki paruh baya berusia hampir menginjak kepala tujuh menyambut kedatangan Jungkook.
"Oh! Hai paman! Bagaimana kabarmu?" Jungkook menyapa laki-laki paruh baya itu dengan senyuman.
"Baik, sangat baik!" Jawab Paman Lee dengan antusias, ia mengibaskan celemek yang tergantung di pinggangnya. Sepertinya sedang bersih-bersih.
"Syukurlah" Jungkook mendekat, Berdiri didepan Meja yang memisahkan antara dirinya dan paman Lee.
"So, kau kesini?..." Paman Lee menggantung ucapannya "untuk menambah koleksi baru lagi, betul?"
Laki-laki paruh baya itu menebak dan Jungkook mengangguk dengan cengiran di wajahnya.
"kali ini apa yang kau punya?" Jungkook menatap paman Lee.
"Hm mari kita lihat" paman Lee menelusuri rak-rak tinggi disebelahnya.
Rak-rak tempat menaruh barang-barang kuno yang sudah jarang di jual.
"Apa kau suka menulis, Jungkook?" Paman Lee menjulurkan kepalanya di antara rak, Jungkook menopang dagunya, berpikir sejenak.
"Tidak terlalu, tapi kalau itu sesuatu yang unik untuk menulis aku akan membelinya" Jelas Jungkook, matanya menelusuri meja kasir yang sudah tua itu, menyentuh kayunya yang tampak kasar.
Dulu, pertama kali ia menyukai barang antik, ketika ia mendapatkan teropong sebagai hadiah ulang tahunnya, terepong sederhana yang terbuat dari kayu jati, di cat berwarna coklat mengkilap, namun pada zamannya. Teropong itu sangat banyak disukai oleh orang-orang begitulah kira-kira yang ayahnya katakan. Omong-omong ayahnya yang memberikan teropong itu.
Sederhana namun sangat berkesan untuknya.
Mulai dari situ, Jungkook menyukai barang-barang yang sudah lama dan jarang dipakai oleh orang-orang, ia ingin mengoleksinya, dan seperti keajaiban ia menemukan toko paman Lee, ditengah pusat perkotaan Seoul yang padat.
Jungkook masih ingat betul, paman Lee saat itu menyambutnya dengan ramah, merekomendasikannya barang-barang yang unik untuk ia Koleksi dan akhirnya memutuskan setiap akhir bulan ia akan mampir kesana untuk menambah koleksinya atau terkadang hanya datang untuk menyapa laki-laki paruh baya itu, menjenguknya dengan membawa beberapa camilan.
"Apa itu sebuah Pena? Atau semacamnya? Bulu angsa mungkin yang bisa dipakai untuk menulis dengan tinta hitam?" Jungkook memiringkan sedikit kepalanya, berusaha menebak barang yang di maksud paman Lee.
"Hahaha bukan-bukan" Paman Lee terkekeh.
"Jadi, aku punya sesuatu untukmu " Paman Lee kembali ke meja kasir, menenteng sebuah box besar yang kelihatannya sangat berat.
"Wow" Mata Jungkook terlihat antusias, sepertinya barang koleksi kali ini sangat menarik.
"Ya, ku harap kau menyukainya" Paman Lee membuka box besar itu, dan terlihatlah sebuah mesin ketik usang namun masih terlihat Bagus berwarna hitam.
"Astaga! Mesin ketik! Ku kira sudah tidak ada yang mempunyai ini paman" dan seperti biasa, Jungkook bereaksi senang, senyuman lebar menghiasi wajahnya dan matanya berbinar.
"Kau lupa ada dimana? Ini toko milikku, aku punya segalanya" Tukas paman Lee. Ia tersenyum bangga.
"Ah benar juga!" Jungkook terkekeh menanggapi.
"Nah karna kau sangat menyukainya dan sering berkunjung kesini, kali ini. Aku akan memberikan ini secara gratis" Ujar paman Lee dan tersenyum "hitung-hitung bonus sebagai langganan" tambahnya kemudian.
"Benarkah?? Kau bersungguh-sungguh?" Jungkook semakin antusias, pupil matanya yang bulat semakin melebar. Siapa di dunia ini yang tidak menyukai gratis? Semua orang pasti suka.
"Ya, ambillah dan jangan lupa. Rawat dengan baik" Paman Lee mendorong box itu setelah menutupnya lagi.
"Ah Terima kasih banyak paman, aku sangat mencintaimu" Jungkook memekik senang, Membuat jarinya berbentuk hati pada Paman Lee dan tersenyum manis.
"Kkk baiklah-baiklah, hati-hati saat membawanya, itu sedikit berat" Paman lee ikut tersenyum melihat pelanggan tetapnya itu.
"Kalau begitu, aku bawa ini paman, aku pamit yaa, sampai jumpa lagi" Jungkook memeluk box itu dengan hati-hati, lalu berjalan keluar toko.
* * * *
Jungkook mengelap keringat yang bercucuran di dahinya setelah menaruh box berisi mesin ketik itu di Meja belajarnya.
Akhirnya setelah 15 menit berjalan, ia sampai di apartemennya, waktu yang lumayan untuk ukuran berjalan kaki dari toko paman Lee yang untungnya tidak begitu jauh dari apartemennya. Hitung-hitung olahraga sore sedikit. Ia tidak pernah punya waktu untuk berolahraga karena pekerjaannya yang menyita banyak waktu.
"Hah--- astaga! Berat sekali" Ia melepas kacamatanya lalu duduk bersandar di Kursi meja belajarnya sambil menatap box itu.
Sedetik kemudian ia tersenyum lebar, Tidak sia-sia ia berjuang dengan berjalan kaki sambil membawa box seberat itu. Ya apapun akan terasa menyenangkan bila kita menyukainya bukan?
Dengan tidak sabaran, ia membuka box itu, matanya berbinar melihat koleksi barunya, walaupun sudah usang, namun mesin ketik ini masih terlihat bagus dan kelihatannya masih bisa dipakai.
Ia mengambil tisu, membersihkan debu-debu yang menempel, masih dengan senyum kecil ia mencoba menekan satu tombol, suara mesin ketik tersebut bahkan masih berfungsi dengan baik.
Jungkook berjengit senang, ia mengambil kertas dan menaruhnya di tengah mesin ketik itu, kemudian mulai mengetik.
'Hai, namaku Jeon Jungkook'
"Ah tintanya juga masih berfungsi" Jungkook tersenyum senang sampai dering telepon membuatnya mengalihkan atensinya.
'Gyukim' sebuah nama muncul di layar ponsel Jungkook, tidak perlu berlama-lama karna ia sudah sangat hafal siapa orang itu, ia mengangkatnya, dan beranjak dari kursi menuju balkon kamarnya.
"Ya Gyu....?"
Tanpa tau, sesuatu terjadi.. Perlahan, tulisan yang Jungkook tulis menghilang, Menampilkan sebuah tulisan baru.
'Hai, aku Kim Taehyung' sebuah nama baru tertulis di kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TYPEWRITER [TAEKOOK]
FantasySebuah kisah tentang dua orang yang ditakdirkan bertemu dalam dua waktu yang berbeda melalui sebuah Mesin Ketik. "Kalau keajaiban itu ada dan ini merupakan takdir yang ditetapkan oleh-Nya, aku percaya" - Taehyung "Mesin ketik, waktu dan dia. aku h...