05

22 4 0
                                    

Mata tajamnya menatap mesin ketik berwarna putih-hitam itu dengan seksama, bola matanya bergerak ke kanan-kiri membaca sebuah tulisan yang tercetak disana. Memastikan bahwa ia tidak salah lihat atau baca.

Namun, berkali-kali ia melihat dan membacanya, memang tidak salah. Disana, tertulis nama seseorang, lebih tepatnya nama seorang yang ia yakini laki-laki.

Ia membenarkan letak kaca mata kotaknya, kemudian berdehem pelan, berusaha menenangkan diri.

"Jeon Jungkook?"

Ia berbisik pelan sebelah membaca nama itu, alis tebalnya terangkat sedikit, merasa bingung.

"Apa ini rusak?"

Ia mengangkat mesin ketik itu, berusaha menemukan kerusakan pada mesin ketiknya. Namun, tidak ada.

Heol. Dia baru saja mendapatkan mesin ketik itu dari Kakeknya, sebagai warisan katanya.

"Ini mesin ketik bekas kakek, dan masih Bagus. Mana mungkin rusak"

ia bergumam lagi, sambil memperhatikan tulisan di kertas itu.

"Taehyung!" sebuah suara menginterupsinya dari balik pintu, seorang pria dengan setelan kemeja putih yang di kancingi seluruhnya, celana bahan coklat yang rapih, serta rambut klimis yang tertata Indah.

Laki-laki tadi, yang sedang memperhatikan mesin ketik itu menatap ke depan, dia Kim Taehyung.

Siang ini sang kakek memberikannya mesin ketik baru atau lebih tepatnya bekas kakeknya itu, kakeknya mengatakan bahwa mesin ketik itu seperti turun temurun dari keluarga sebelumnya, bisa membawa keberuntungan dan keajaiban yang besar untuk perusahaan.

Namun, Taehyung tidak percaya perkataan kakeknya itu, ia memilih untuk menerimanya daripada harus bertengkar dengan sang kakek. Tidak ada yang namanya keajaiban, Taehyung tidak percaya itu.

Namun sekarang?  Lihat. Sebuah tulisan muncul dengan sendirinya dari mesin ketik itu tepat setelah ia meletakkan mesin ketik itu diatas meja kerja nya.

'Jeon Jungkook',  siapa dia?  Dari mana asalnya?  Dan kenapa bisa tulisan itu muncul?  Jujur. Bulu kuduk Taehyung sedikit meremang, ia merasa sedikit takut.

Ketakutannya bertambah ketika sebuah suara memanggilnya dan membuatnya kaget, Park Jimin sahabatnya kini tengah berdiri di depan pintu.

"Apa yang kau lihat? Ayo makan siang"Jimin kembali memanggil Taehyung sambil menatap sahabatnya itu dengan bingung.

"Sebentar" Suara baritonnya menjawab pelan. Ia menarik napas sebentar untuk menenangkan dirinya, kemudian jari-jari panjangnya mulai menekan tombol-tombol pada mesin ketik itu, ia ikut menuliskan namanya disana

'Hai, aku Kim Taehyung' dan beberapa detik setelah ia menyelesaikannya tulisan itu menghilang dan muncul sebuah tulisan baru pada detik ke-15.

'Senang berkenalan denganmu, Taehyung'

sebuah balasan tercetak di kertas itu, Taehyung mendekatkan kepalanya, memastikan bahwa ia tidak salah lihat.

Jimin yang berdiri didepan pintu, mengernyitkan dahinya melihat tingkah sahabatnya itu seperti orang yang kebingungan.

"Hey ada apa?" Oke, Jimin mulai khawatir karena saat ini wajah sahabatnya terlihat sedikit pucat setelah memelototi mesin ketik didepannya.

"Tunggu sebentar, Jim" Suara bariton Taehyung menyahut, sedikit serak, pertanda ia Gugup.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Taehyung mulai mengetik balasan dibawah tulisan balasan tadi.

'Ya Jungkook, senang berkenalan denganmu juga'

TYPEWRITER [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang