Jungkook menutup teleponnya setelah obrolannya dengan laki-laki bernama Mingyu, sahabatnya itu cukup lama.
Mereka membicarakan beberapa tugas kantor yang menumpuk dan bergosip sebentar, juga ajakan makan malam Mingyu pada Jungkook yang akhirnya disetujui oleh Jungkook.
Mereka memutuskan untuk makan di kedai ramen dekat apartemen Jungkook, kedai langganan mereka, selain harganya murah tentu saja, rasanya luar biasa lezat di banding tempat kedai ramen lain.
Jungkook kembali melangkahkan kakinya kedalam kamar, menyambar handuk yang menggantung di kursi lemarinya, berniat membersihkan diri. Namun, langkahnya terhenti ketika melewati mesin ketik yang masih bertengger manis di atas meja belajar, matanya menyipit sebelum akhirnya mendekat.
Pupil matanya melebar dan tubuhnya sedikit terhuyung, cepat-cepat ia memegang kursi disampingnya.
Apa yang ia lihat saat ini membuat jantungnya berdegup kencang, tubuhnya melemas.
Berkali-kali ia mengerjapkan mata berharap yang ia lihat adalah hanya halusinasinya, nyatanya tidak.
Disana, Dikertas yang tadi ia tulis dengan namanya, kini berubah menjadi nama orang lain.
'Hai, aku Kim Taehyung' tercatat jelas.
Jungkook mendekat, memastikan sekali lagi bahwa ia tidak salah baca, mana tau kan efek lelah membuat matanya salah lihat.
"Tae..Taehyung?" Bibirnya tergagap setelah memastikan bahwa apa yang lihat tidak salah.
Nama seorang laki-laki, tulisan itu seperti membalas tulisan sebelumnya.
"Ya tuhan!" ia memekik kencang, tubuhnya bergetar, ia mengerjapkan matanya dan memelototi kertas yang kini ia pegang.
"Ap... Apa mesin ketik ini berhantu?" Ia berbisik pelan, seketika bulu kuduknya meremang, kepalanya bergerak cepat menyusuri kamarnya.
Pikiran-pikiran buruk akan hantu, arwah gentayangan mulai merasuki kepalanya, dia memang sangat takut, bagaimana jika memang mesin ketik ini berhantu? Atau ada hantu di apartemennya? Di kamarnya?
Jungkook menutup matanya kemudian menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak, tidak Jungkook apa yang kau pikirkan! Mana mungkin ada hantu di zaman sekarang!" Ia merutuki pemikirannya, kemudian atensinya kembali fokus pada selembar kertas didepannya.
"Jangan-jangan ini mesin ketik ajaib?" ia bertanya-tanya sendiri, tangannya terjulur ke arah tombol-tombol mesin ketik itu. Ia mengangkat mesin ketik itu sedikit, mungkin ada bagian yang rusak sehingga menjadi seperti itu.
Namun sekali lagi, semuanya bukan karna halusinasi atau mesinnya yang rusak, itu memang benar-benar terjadi.
Jungkook buru-buru duduk di kursi, tangannya terjulur lagi pada tombol-tombol mesin ketik, mengetik sebuah tulisan Setidaknya, ia harus mencari tau kepastian yang sesunguhnya.
"Senang berkenalan denganmu, Taehyung"
Jungkook kembali membaca ulang tulisannya, ia menggigit kuku jarinya, menunggu sesuatu, dan seperti dugaannya, tulisan itu menghilang digantikan dengan tulisan baru lagi yang muncul.
"Oh ya tuhan! Ini memang mesin ketik ajaib" Jungkook terperanjat, ia berdecak antara kagum dan terkejut juga merasa aneh.
'Ya Jungkook, Senang berkenalan denganmu juga'
Jungkook kembali membaca tulisan itu, matanya bergerak gelisah. Ada yang tidak beres, dan satu-satunya yang bisa memberikan jawaban padanya hanya Paman Lee.
Maka dari itu, ia bergegas memasuki kamar mandi, membersihkan dirinya secepat mungkin dan segera menemui Paman Lee di tokonya.
*****
Jungkook menyampirkan tas selempangnya, sebelum keluar kamar ia kembali menatap mesin ketiknya, disana tulisan itu masih ada, ia belum berani menjawabnya, ia perlu kepastian dari Paman Lee dulu.
"Apa aku harus bawa mesin ketik itu juga?"
Ia bergumam, menimbang-nimbang apa harus ia bawa atau tidak, pasalnya mesin ketik itu sangat berat, jika ia berjalan kaki menuju toko paman Lee dengan mengangkat mesin itu, bisa dipastikan besok ia tidak akan bekerja.
"Ah tidak usah, aku hanya perlu bawa kertasnya aja kan?"
ia berjalan mendekat, mengambil dengan hati-hati kertas yang berisi tulisannya dengan seseorang bernama Taehyung itu.
Ia memasukkan kertas tersebut ke dalam tasnya, kemudian bergegas menuju toko Paman Lee yang hanya 15 menit dari Apartemennya.
****
Jungkook menghela nafas, saat mendapati toko Paman Lee sudah gelap pertanda sudah tutup. Ia lupa kalau toko paman Lee hanya beroperasi sampai jam 7 malam, mengingat tubuh paman Lee di usia segitu mesti banyak istirahat.
Laki-laki paruh baya itu tidak tinggal di tokonya, ia tinggal terpisah dan memiliki rumah sendiri yang jaraknya lumayan sekitar 1 jam memakai bus.
Jungkook memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya, mengetik beberapa pesan pada Mingyu untuk segera menjemputnya.
Bulu kuduknya sedikit merinding mengingat percakapan singkatnya bersama Mingyu, apa benar mesin ketik ini ajaib? Atau Taehyung ini hantu? Ia mengidikkan bahunya, tidak mau berpikir macam-macam karena ia sendiri saat ini.
Angin malam ini cukup kencang dan sialnya ia juga lupa membawa jaket karena terburu-buru tadi.
Jungkook mengeluarkan kertas itu dari tas nya, kembali memperhatikan tulisan-tulisan dan nama yang tercatat disana.
"Taehyung... Siapa kau?" Gumam Jungkook pelan, disertai dengan keheningan jalan serta deru angin yang berhembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
TYPEWRITER [TAEKOOK]
FantasySebuah kisah tentang dua orang yang ditakdirkan bertemu dalam dua waktu yang berbeda melalui sebuah Mesin Ketik. "Kalau keajaiban itu ada dan ini merupakan takdir yang ditetapkan oleh-Nya, aku percaya" - Taehyung "Mesin ketik, waktu dan dia. aku h...