8. Fake Boyfriend

5K 358 33
                                    

Happy reading and enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading and enjoy!

Chapter 8

Fake Boyfriend

Hal gila macam apa yang Jessie cetuskan? Tetapi, melihat ketegangan di mata Jessie, Beck mendekatkan wajahnya dan melumat bibir indah Jessie. Memberikan kecupan demi kecupan kemudian selangkah demi selangkah mereka berjalan tanpa melepaskan ciuman di bibir mereka.

Awalnya ciuman itu terasa ringan, tetapi saat lidah Beck berkelindan dengan lidahnya, Jessie mulai kehabisan napas dan udara di sekelilingnya sepertinya menjadi sedikit panas. Jessie membenamkan jari-jarinya di antara rambut Beck, ia memekik lembut saat Beck mendorongnya ke dinding di samping pintu lift dan Jessie meraba-raba tombol lift untuk menekankan ibu jarinya pada tombol lift yang memerlukan sidik jarinya sebagai akses untuk membuka pintu lift.

Sementara ciuman mereka terus berlanjut karena sepertinya lift keparat itu berada di lantai teratas dan memerlukan banyak waktu untuk mencapai lantai dasar. Terlalu lama hingga Jessie nyaris kehabisan napas karena Beck benar-benar menciuminya dan tubuh mereka semakin rapat hingga hanya terpisahkan kain yang menempel di tubuh mereka.

Ketika denting lift berbunyi, Jessie mendorong dada Beck dan mereka seperti pasangan yang tidak sabar untuk segera mencapai tempat tidur. Keduanya memasuki lift dengan terburu-buru kemudian Beck menekan tombol penutup pintu, sedangkan Jessie menekan tombol lantai.

Begitu lift bergerak naik, keduanya sepakat mengakhiri ciuman. Tetapi, Beck masih memerangkap Jessie dalam rangkulannya, meskipun untuk membuka pintu lift memerlukan akses khusus--hanya orang-orang yang terdaftar sebagai penghuni yang dapat mengakses lift, tetapi Beck masih mengkhawatirkan jesssie.

Tijuana bukan kota yang damai, preman di sana mungkin terhubung dengan dunia gelap yang berhubungan kartel-kartel narkoba dan Beck yakin, mereka memiliki seribu cara untuk meringkus Jessie dan dirinya. Ia ngeri membayangkan jika preman yang mengikuti mereka muncul di lantai yang tidak mereka duga.

Beck menepuk-nepuk lengan Jessie dengan lembut dan berucap, "Apa kau selalu menciumi kekasih palsumu seperti itu?"

Jessie merasakan kulit pipinya memanas. Tetapi, ia tersenyum dengan pongah dan berucap, "Ya. Dan asal kau tahu, kau adalah satu-satunya pacar palsuku."

Beck tertawa seraya ekor matanya mengarah ke barisan angka di samping pintu lift kemudian melirik pakaiannya. Norak, pikirnya. Ia mengenakan kaus Jessie yang terlalu sempit hingga bagian ketiak kaus itu robek saat dipaksa masuk ke tubuhnya. Tetapi, lebih norak lagi sepertinya jika ia mengenakan setelan jas tanpa kaus atau kemeja di dalamnya atau orang akan mengira dirinya seorang penyanyi rock.

Keduanya menghela napas lega saat lift berhenti di lantai unit yang dituju kemudian Jessie menyeret pergelangan tangan Beck dan tergesa-gesa keluar dari lift.

Bad Princess (SERI KE 3 I WIN YOU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang