61. Melepas Rindu

441 41 2
                                    

Hujan reda dua sejoli yang baru saja setuju untuk menjalin kasih sampai di sebuah apartemen yang cukup besar. Sepatu keduanya sudah terlepas dari kaki masing-masing di biarkan urak-urakan tidak tertata.

Masih di depan pintu, sebelah tangan Kana menekan tengkuk Mew untuk memperdalam ciuman yang terjadi beberapa saat yang lalu. Sementara tangan yang lain meremas tepat pada pantat Mew.

Kana memberikan rangsangan mengenai telinga Mew dengan cara memainkannya, lututnya yang di baluti jeans hitam di biarkan masuk ke selangkangan Mew. Menggesek Mr.p Mew yang entah dari kapan sudah mulai keras

"Mmph nghhh" lenguhan keduanya di saat bibir mereka terlepas satu sama lain meninggalkan saliva yang menjuntai dari sudut bibir dua pria yang sedang di mabuk cinta itu.

"Miu, apakah gapapa kalo kita melakukannya?" hanya ingin memastikan. Nafsu Kana sudah di ujung tanduk, tapi meskipun begitu dia tidak ingin di cap lelaki kardus yang hanya menginginkan tubuh Mew saja.

Lengan Mew yang melingkar di belakang leher Kana melemah ia melenguh tertunduk "Apa ada alasan lagi untuk kita agar tidak melakukannya?"

Kana awalnya mematung, tetapi detik berikutnya menggendong tubuh Mew ala koala dengan sekali pergerakan kemudian membawanya berjalan ke kamar.

Mew terkejut tentu saja, ia berteriak dan mencekal kaos Kana erat "Kakak aku bisa jalan sendiri" katanya.

.

Di tempat tidur tepatnya berada di bawah Kana celana Mew sudah raib terlepas hanya menyisakan celana pendek saja.

Keduanya masih melangsungkan fresh kiss yang sempat tertunda.

Karna melepas tautan bibirnya berdalih membuka kaos panjangnya memperlihatkan perut kotak-kotak yang terlihat kokoh.

Kedua matanya menatap Mew hingga detik berikutnya kembali membungkuk, menyimpan satu lengannya di bawah kepala Mew sedikit mengangkatnya dan melanjutkan ciuman mereka.

Kana membuka kancing perkancing kemeja Mew dengan satu tangan bersamaan dengan ciuman mereka yang tidak pernah terlepas.

Hingga ketika kancing selesai di buka Kana melepaskan tautan itu, beralih memeluk Mew berbicara lirih

"Mew aku ingin melakukannya sekarang"

Pipi Mew terasa panas, menggemaskan melihat bagaimana Kana merenguh tubuhnya dan memohon.

Mew mencim rambut Kana terkekeh "Mari kita lakukan"

Setelah Kana menyingkir, Mew mandiri membuka celana pendeknya dan kemeja yang masih tersampai di lengannya

"Sudah lama aku tidak melakukannya, jadi pastikan jangan sampai sakit"

Sebotol pelumas Kana mengandalkan itu untuk memperluas lingkaran anal Mew.

Jari telunjuknya sudah masuk kesana, perlahan bergerak maju mundur memberikan rangsangan lebih. Satu tangannya menjadi bantalan Mew, sementara nipple Mew ia lumat rakus bagaikan bayi yang menyusu pada seorang ibu.

"Kak...mmmh ahh cukup"

Mew serasa di tantang tentu saja, dua titik sensitifnya saat ini tengah di mainkan oleh seseorang yang dia cintai. Bagaimana Mew bisa menahan itu.

Kepalanya yang mendongak ke atas tanda Mew benar-benar tidak tahan dengan kenikmatan yang sudah lama ia dapatkan dari Kana.

"Nghhh ahhh" Kana beralih ke atas menangkap leher jenjang Mew dan memberinya beberapa hickey. Bukan sekedar hickey itu bahkan benar-benar merah menyala kontras dengan kulit Mew yang putih bersih.

Kana berhenti menyerang Mew, ia bangkit tetapi jarinya masih tertancap nikmat pada lubang keriput Mew, kini sudah dua jari tertanam disana.

"Harus sedikit agak lama aku membuatmu siap agar ga sakit"

"Ahh mmhh kak kurasa aku sudah mulai terbiasa nghh"

Kana mencabut dua jarinya, dan lelehan cairan alami milik Mew membasahi keduanya.

Kana menatap Mew yang berkaca-kaca, ia tersenyum mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Mew beberapa kali "Sayang kamu yakin tentang ini?"

Mew di buat malu di hanya dengan panggilan itu, ini pertama kali untuknya. Pipinya tidak pernah berhenti memerah sejak tadi.

Di panggil sayang oleh Kana adalah sesuatu yang paling spesial bagi Mew.

"Aku yakin"

Mew sedikit mendorong Kana yang nyaris menimpa tubuhnya, ia meraih Mr.p Kana yang sudah sekeras batu lalu Mew bawa tepat pada lubangnya.

Menggesekkan perlahan untuk memberikan rasa geli-geli dan nikmat yang Mew rasakan kini.

Tidak hanya Mew yang merasakan kenikmatan itu, Kana pun sama. Lantas ia menyingkirkan tangan Mew dan menubruk cerry milik Mew perlahan-lahan.

"Ahhh nghhh" lenguh keduanya. Mew yang tidak sanggup merasakan nyeri pada analnya mendongak menatap langit-langit.

Sungguh rasanya seluruh tubuhnya seperti akan terbelah menjadi beberapa bagian.

Amat teramat nyeri.

Setelah sekuat tenaga memasukan miliknya Kana melenguh ambruk di atas tubuh Mew. Miliknya hampir masuk semua

Kana menghujani Mew dengan ciuman-ciuman lembut di sekitar wajahnya, bulir-bulir bening sudah turun aktif menyusuri pipi Mew.

Kana berbisik "Itu benar-benar seperti saat pertama kali aku memasukannya"

Mengecup kening Mew mengusap air mata itu "Maafkan aku" lalu memberikan kiss lembut di bibir Mew.

Mew tersenyum mengangguk sepertinya dia telah setuju dan memberikan isyarat Kana untuk bergerak.

Awalnya Kana bergerak pelan hingga pada hentakan ke tiga kali Kana mulai mempercepat pinggulnya sampai Mew tidak bisa diam seperti cacing.

"Nghh mmmph kakhh" erang Mew, Mr.p Kana masuk sangat dalam. Tangan yang melingkari pada tengkuk Kana mencakar sedikit punggung Kana.

Kana membungkuk mengecup bibir Mew menenangkan "Apa terlalu sakit?"

Mew menggeleng ribut air matanya masih deras mengalir di sertai dengan tertawaan renyah "Ga. Bukan itu"

"Aku sangat senang sampai aku menangis" lanjut Mew.

Kana membalas dengan kekehan menangkup rahang Mew dengan sebelah tangan "Baiklah kalo begitu"

Mendengar Mew yang antusias dengan kegiatan mereka, Kana menubruk brutal milik Mew, membawa kedua kaki Mew untuk menggantung di bahunya.

"Wait, kak. Kalo kamu lakuin ini nghh mmmhph"

Kana tidak mengubris, dia menekan kaki Mew hingga melengkung ke atas, pasalnya Kana ingin mencium bibir Mew "Mmhph kak kalo kamu menekan kaya gitu..."

Badai orgasme hampir di ujung, Mew tidak bisa melanjutkan ucapannya dia benar-benar sudah lelah seluruh tubuhnya menginginkan istirahat.

Dalam tiga kali hentakan Mew memuntahkan laharnya bersamaan dengan Kana yang juga keluar membasahi pintu masuk lubang Mew.

Keduanya terengah-engah menikmati malam ini, sungguh dengan status yang telah berubah permainan kali ini terasa sangat berbeda. .

Masih dalam keadaan yang sama Kana menilik wajah Mew yang kelelahan. Ia menyatukan tangannya bersama tangan Mew hingga jari-jari mereka bertautan

"Kakak"

Sedikit membungkuk Kana menempelkan hidungnya dengan hidung Mew ia tersenyum dan berbisik

"I Love You"

Kemudian menyambar bibir Mew lagi untuk yang kesekian kalinya, ciuman kali ini tanpa nafsu hanya ada bibit-bibit cinta di dalamnya.

Cinta yang semulanya tak terbalaskan kini tersirat jelas di mata keduanya, hati dan sentuhan fisik membuktikan bahwa mereka saling mencintai.

To be continue

MR. KANA [GULFMEW] SELESAI⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang