57. Pelukan hangat untuk Mew

432 41 1
                                    

Beberapa jam sebelumnya di salah satu cafe. Seseorang masuk Win mengatakan "Welco---" namun tertahan ketika melihat siapa yang datang.

Pria itu menghampiri Win dengan raut muka yang sulit di artikan "Permisi, apa Mew Suppasit masuk kerja hari ini?"

"WHAT!?"

Sekilas Win mengingat pria itu, pria yang beberapa hari ke belakang datang ke cafe di hari hujan dengan tergesah-gesah mencari Mew.

Lantas Win mengubah ekspresi wajahnya dan melipat kedua tangannya di dada.

"Ada urusan apa kamu sama Mew? Kamu punya banyak nyali man, kenapa peduli dengan Mew sekarang? Setelah apa yang kamu lakukan ke dia. Pergi dari sini sebelum aku menyeretmu keluar"

Awalnya Kana ingin marah, ia datang kesini untuk mencari Mew dan mengkhawatirkannya bukan untuk berdebat membahas masa lalu. Tapi ia urung, sadar akan posisinya yang telah menjadi pelaku utama. Pelaku yang menyakiti Mew.

Dalam keadaan punggung sedikit membungkuk Kana berbicara "Aku tau aku tidak harus ikut campur dalam kehidupannya. Aku bahkan berkata pada diriku sendiri kenapa aku melakukan ini, aku datang kesini karena mengkhawatirkan Mew, jadi aku datang untuk ngasih ini" Kana mengulurkan tangannya, memberikan sekantong obat untuk Win agar memberikannya pada Mew.

"Obat? kenapa Miu butuh obat?"

Belum sempat menjawab sebuah dering telepon terdengar. Lantas Win menyempatkan waktu untuk menjawab mengingat sang penelepon adalah baby Miu.

"Helo Miu, apa? aku selesai jam 10 malam ini. Suara kamu kenapa? Apa? Okey paham. Aku akan datang setelah shifku selesai"

Di depannya Kana jelas mendengar percakapan mereka, setelah menutup telepon Win meledak dan marah pada Kana 

"Miu di kenal sehat seperti kuda, tapi dia sekarang sakit karna kamu. Karna kamu menyakitinya terlalu banyak!" Win melihat layar ponselnya kemudian mendesah

"Ah Miu terdengar sangat buruk. Tapi aku tutup toko malam ini jadi aku bakal selesai sampai larut"

"Kalo gitu biar aku sendiri yang kasih ini ke dia"

Win pun mendongak tidak terima "Apa! Kau gila! Kamu bahkan tidak menyukai Mew"

"ITU GA BENER!" jawab Kana repleks.

"Eh ga, yang ku maksud adalah---"

"Bener, jadi kamu suka dia?" potong Win sebelum Kana melanjutkan ucapannya.

"Buktikan. Kasih tau aku kenapa kamu menyukai Mew, dan apa alasan khusus kamu menyukai dia. Kalo aku percaya apa yang kamu katakan mungkin aku bakal biarin kamu nyamperin Mew" ujar Win melipat tangannya di dada dan melihat bagaimana respon Kana selanjutnya. Sebagai teman satu-satunya Mew tentu Win tidak ingin Mew jatuh cinta pada orang yang salah.

"Jadi bisa kamu katakan? Aku yakin orang yang hanya memikirkan diri mereka sendiri kaya kamu ga akan bisa melakukannya. Pergi sekarang" titah Win karna Kana hanya diam sejak tadi tidak kunjung membalas tantangannya.

.

"Kakak, bagaimana...?"

"Aku datang untuk menggantikan Win. Meskipun aku harus melakukan hal yang memalukan untuk datang kesini, kamu gapapa?"

"Aku gapapa sekarang, jadi kamu ga perlu--"

Ohok ohok

"Kamu sama sekali ga baik-baik aja" ujar Kana. Kemudian tanpa aba-aba membopong Mew ala karung beras dan menidurkannya di tempat tidur.

Mew masih batuk-batuk sementara Kana masih berdiam diri.

"Aku disini sekarang, tapi aku gatau apa yang harus aku lakukan untuk dia. Sejak Mew membenciku aku yakin situasi ini membuat stres"

Mew tidak berhenti menutup mulutnya, segatal itu tenggorokannya disaat bersama Kana.

Kana menarik nafasnya kemudian menghembuskannya 'Okey, pertama aku perlu mencoba dan membantu dia merasa lebih baik'

"Kamu udah makan?"

"No"

Kana mengulurkan sebuah bag berisi bubur dan obat "Aku bawa bubur nasi, makan ini dan minum obatnya"

"Aku gapapa"

Tampaknya Mew masih enggan menatap manik mata itu, ia tidak ingin jatuh ke jurang yang sama untuk yang kedua kalinya. Dia tidak boleh tergoda dengan sikap manis Kana.

Mulutnya mengatakan baik-baik saja, namun perutnya berbunyi. Ketika wajahnya tenggelam dan Kana kembali bicara "Makan"

Mew menjawab "Okey"

Memalukan, tadinya Mew akan berlaga so jual mahal tapi perutnya benar tidak bisa di ajak kompromi.

10 menit berlalu dan Mew benar-benar menghabiskan bubur itu. Sekarang Kana duduk di tepian kasur tidak beranjak sama sekali.

"Terimakasih buburnya" kata Mew

"Sekarang minum obat dan pergi ke rumah sakit besok, untuk infus"

"Pilek kaya gini bakalan sembuh dalam waktu sehari. Aku ga harus pergi"

Mew melahap beberap kaplet obat dan meneguk satu gelas air putih.

Sementara Kana berbicara "Kamu gamau pergi? Sejak kapan kamu begini?"

"Aku beneran gapapa, jadi kakak bisa pergi sekarang"

Kana memutar matanya malas, bergeser dan mendekat berbicara "Mana mungkin" kemudian menyentuh kening Mew.

"Kamu demam. Kamu demam tinggi. Ke rumah sakit saja" ujar Kana memaksa. Mew tampak terkejut dengan itu detik berikutnya wajah Kana menimbulkan semburat merah.

'Barusan aku ngapain'

"Cepat berbaring aku akan ambilkan kain basah untukmu"

"Okay"

Kana hendak beranjak ke kamar mandi, namun tertahan ketika Mew menarik selimut dan giginya yang menggeletuk "Aku dingin"

"Kamu kedinginan?" benar Kana melihat bagaimana tubuh Mew bergetar sekarang.

Mew bangkit lagi dan menjawab "Sedikit, aku hanya perlu memakai lebih banyak pakaian"

"Ngga, kamu harus nurunin demam kamu. Ganti baju jadi kaos dan celana pendek" titah Kana, karna Mew masih mengenakan pakaian pagi tadi saat ia pergi ke kampus.

Mew sudah selesai berganti baju, tubuhnya sudah Kana baluri air hangat dan minyak angin. Keningnya pun sudah di kompres

"Aku akan mematikan lampu"

Kana duduk di tepian kasur, mengganti kompresan pada kening Kana.

"Kakak, kamu harus benar-benar pergi sekarang"

"Gimana aku akan pergi disaat kamu kaya gini?"

Kana menanggalkan blezzernya memperlihatkan tubuhnya yang hanya di baluti kaos lengan panjang.

"Geser sedikit" katanya.

Mew menggeser tubuhnya agak kesamping dan terkejut ketika tiba-tiba Kana memeluknya dari belakang.

Sungguh, tubuh Kana benar-benar menempel dengan punggung Mew

"Rasa dingin kamu akan berkurang kalo kamu kaya gini"

"Kak, ka-kamu ga perlu---"

"Diem. Aku akan pergi begitu kamu tidur, kamu akan segera tidur sebentar lagi karna efek obat. Cepat tidur"

Dalam keheningan Mew merasa canggung, ia sungguh tidak percaya dengan apa yang sekarang terjadi. Ini mustahil di lakukan untuk seorang Gulf Kanawut, pria yang benci akan hubungan itu memeluknya. Bahkan mencoba untuk menurunkan demam Mew. Ini salah, seharusnya tidak seperti ini. Mew mencoba untuk melupakan pria cool ini, tapi yang Mew dapat justru pria ini yang sekarang mencoba untuk meluluhkan hatinya.

Sikap manisnya, dan perhatian itu tidak bisa Mew lupakan begitu saja.

Sangat tidak terduga.




To be continue.

MR. KANA [GULFMEW] SELESAI⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang