81. Terima kasih

314 38 2
                                    

Beberapa hari kemudian

Mew dan Kana berada di dalam mobil, keduanya telah siap untuk berangkat ke kampus pagi ini.

Kana tampak murung, wajah bekas pertengkaran beberapa hari yang lalu masih tersisa terbalut perban.

Mew melihat Kana yang menjadi pendiam akhir-akhir ini menyemangati dengan menyentuh tangannya yang agak bergetar memegang kendali mobil.

"Jangan khawatir, apapun yang terjadi aku akan selalu ada disisimu" ujar Mew. Kana tersenyum membalas, setidaknya Mew adalah satu-satunya orang yang menjadi alasan untuk Kana agar tetap bahagia.

.

Di kampus tepatnya di depan salah satu dinding yang terpajang mading, Kana dan Mew berdiri membaca berita terbaru yang ia yakin ini heboh setelah hari itu terjadi.

Nicky Nachat di keluarkan.

Atas kelakuan yang tidak seharusnya di lakukan, Nicky di keluarkan dari kampus. Itu adalah kesalahan yang fatal, membully dan mengancam adalah hal kriminal yang seharusnya dihindari. Selain itu, dia melakukannya tidak sekali. Sudah beberapa kali dia di beri sanksi oleh profesor untuk berubah dan memperbaiki diri, namun kali ini profesor tidak lagi memberinya kesempatan kepada pembual itu. Apalagi kesalahannya Nicky menjadi si penyerang dan pemulai segalanya. Tidak ada ampun untuk orang seperti dia

Di tengah serius membaca pengumuman yang tersampai di mading, seseorang memanggil Kana dan itu tentu mengejutkannya.

"Hey Gulf Kanawut. Profesor memanggilmu" ujar mahasiswa yang tergabung dalam anggota Bem itu.

Kana mengangguk sedikit menoleh kepada Mew untuk berpamitan "Aku akan segera kembali"

"Oke" balas Mew.

Mew melihat kepergian Kana ketara sekali raut wajahnya memancarkan kekhawatiran pada sang kekasih.

Tapi sebuah panggilan mengerjutkannya. "Hey, kau Mew Suppasit kan? Sudah lama kita ga ngobrol bareng" yang menyapanya adalah teman-teman dari anggota Bem.

"Ah ya, senang bertemu kalian kak"

"Gulf mungkin bakalan lama, gimana kalo nunggu di ruang bem saja?"

"Huh?"

Pada akhirnya Mew di seret paksa oleh keduanya ke ruang Bem.

Saat ini dalam semuanya hening, begitu pun Mew yang notabenennya tidak tahu menahu kenapa tiba-tiba dia di paksa untuk menunggu sang kekasih di ruangan khusus mahasiswa tersebut.

"Kau bisa menunggu dengan kami sampai Gulf kembali. Duduklah dengan santai" ujar seorang lelaki namanya Sing Harit. Duduk di sofa yang bersebrangan dengan Mew di kedua sisinya terdapat perempuan dalam anggota yang sama.

"Mm-aku---

"Apa kau terkejut?" tapi tiba-tiba Sing kembali berucap, memotong ucapan Mew.

"Kami juga terkejut dengan apa yang terjadi antara Gulf dan Nicky. Ga ada satu pun dari kita yang menduga akan berakhir seperti ini" lanjut Sing dan ditimpali perempuan yang duduk tepat di samping Mew.

"Dan kami juga udah tau hubungan antara dirimu dan kak Gulf, tapi itu berarti kami akan melihat kalian dari sudut pandang yang berbeda"

"Ini hal biasa"

"Benar" dan ditimpali oleh yang lainnya. Semuanya mencoba bersikap seperti sebelumnya, karna bagaimana pun hubungan antara Gulf dan Mew bukan urusan mereka sama sekali. Dan tidak baik jika harus di hakimi begitu saja.

"Ah hehe makasih" balas Mew membalas tersenyum, bersyukur masih ada orang baik yang tak meninggalkannya hanya karna dia gay seperti beberapa tahun yang lalu.

MR. KANA [GULFMEW] SELESAI⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang