Inikan part yang kalian harapkan?
Gadis itu melepaskan dekapan ayahnya dan menatapnya, "Cukup pah, Ula udah capek terus-menerus lari dari masalah. Ula mohon sekali ini aja."
"Afwan, jika saya lancang memotong perbincangan kalian. Sepertinya, bukan saatnya saya melamar Xaula kembali pada malam ini, saya izin pamit ya, pak."
Khadafi mencondongkan tubuhnya untuk berpamit pulang pada Dirga. Namun, dirinya segera di tahan oleh Xaula, "Papa, Khadafi datang ke sini mau ngelamar Ula. Ula mohon jangan bahas abang dulu."
Dirga langsung memeluk Khadafi secara tiba-tiba. Dirinya seakan langsung menerima Khadafi untuk melamar Xaula, "Saya sangat izinkan kamu melamar anak saya, bawa dia pergi jauh, saya sudah tidak tahan melihat Xaula menderita." Dirga menangis sesegukan dalam pelukannya. Sedangkan keluarga Khadafi hanya bisa menatap bingung dengan keadaan seperti ini.
"Saya janji akan jaga Xaula dari laki-laki tadi."
Regan tersenyum senang melihat anaknya yang sudah dewasa. Dari masih di dalam kandungan keadaan Khadafi sangat memperihatinkan, sampai dirinya beranjak dewasa dan menemukan cintanya.
"Pak, karena sudah sangat malam, saya dan keluarga pamit ya, besok kita datang lagi," kata Regan berpamit pada calon besannya.
Dirga mengangguk paham, keluarga Khadafi segera pamit dan pulang dengan rasa penuh bahagia.
🥀
Setelah selesai bersiap untuk kembali melamar Xaula dengan resmi, akhirnya Khadafi bisa langsung melamar wanita yang ia cintainya meskipun penuh pengorbanan sampai tangannya terluka parah karena tancapan pisau yang membelah telapak tangannya.
"Ssttt ... akh ..." lirih Khadafi saat menggerakkan telapak tangannya yang di perban.
"Huft ... luka yang sangat berharga. Meskipun terdapat kalimat menyakitkan di dalamnya," gumam Khadafi menatap telapak tangannya.
"Kakak! Udah siap belum? Ini bunda sama ayah udah nungguin!!" Teriak Camila dari lantai bawah.
Khadafi langsung mengambil peci kesayangannya dan keluar dari kamar.
"Ayo. Kakak udah siap dari satu jam lalu," kata Khadafi berjalan melewati semua keluarganya.
Regan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya yang sudah tidak sabar datang ke acara lamaran.
"Dih, anak lo bucin banget, Na," kata Dimas.
"Namanya juga anak muda."
"Terlalu bucin nggak baik buat hatinya. Gue takut Khadafi disakitin sama itu cewek," kata Dimas sambil mengangkat seserahan lamaran.
"Doain saja bair kisah cintanya berjalan lancar," sahut Regan membantu Dimas membawa seserahan yang lain.
Sesampainya mereka di depan rumah Xaula. Regan terlebih dahulu keluar dan masuk ke dalam rumah Xaula. Namun, baru saja dia melewati pagar rumah sudah disuguhkan dengan isak tangis dari seorang gadis yang baru saja ditinggalkan oleh seorang pria.
Regan menghampiri Xaula dengan penuh hati-hati. Dia berjongkok di hadapan gadis itu yang sedang menangis.
"Kenapa nangis?" Tanya Regan dengan lembut.
Xaula yang syock langsung mengelap air matanya dengan cepat, lalu menggeleng.
"Siapa orang tadi?"
"Bukan siapa-siapa."
"Cerita saja. saya kan sebentar lagi menjadi mertua kamu, mulai sekarang kalau ada masalah ceritakan saja pada saya dan istri saya."
Regan sangat perhatian pada Xaula. Dia juga tidak ingin melihat calon mantunya bersedih karena sebuah masalah. Regan ini ciri-ciri mertua yang terbuka terhadap menantunya kelak.
Xaula tersenyum simpul, yang ia rasakan sekarang hanyalah kesedihan karena Seno yang datang dengan ancaman.
"Assalamualaikum calon istriku." Khadafi masuk dengan membawa semua anggota keluarganya.
Dirinya sudah sangat percaya diri sekarang untuk melamar wanita yang sudah lama ia tunggu-tunggu kehadirannya.
"Wa'alaikumussalam, eh sudah pada datang, silakan masuk semuanya," kata Dirga membuka pintu dengan lebar.
Semuanya sudah masuk, Regan memilih untuk masuk belakangan karena ingin berbicara pada Xaula. Pria paruh baya itu tersenyum.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu sama kamu. Kamu harus tahu, karena ini menyangkut kehidupannya Khadafi."
"Ada apa om?"
"Tolong jangan sakiti putra saya, saya tahu dia selalu mengajak kamu lamaran berkali-kali. Namun, selalu kamu tolak. Saya harap lamaran ini bisa menjadi lamaran terakhir tanpa menyakiti hati putra saya lagi."
Xaula mengangguk paham. Ya, dia tahu selama ini dirinya selalu berkata kasar dan membuat hati Khadafi tersakiti. Namun, itu semua bukan kemauan dia.
"Dan saya mohon, tolong buat dia bahagia. Khadafi sudah sangat menderita dari bundanya mengetahui tentang kehamilan anak itu. Kalau kamu tidak sanggup untuk menerimanya, saya mohon menyerah sekarang daripada harus menyakiti hati putra saya lagi untuk kesekian kalinya."
Bukannya Regan ingin melarang Xaula untuk menikah dengan Khadafi. Namun, ia hanya khawatir kalau gadis ini akan menyakiti anaknya. Regan tidak tega melihat Khadafi murung terus selama anak itu mengenal gadis ini.
"Saya paham, om. Mungkin kemarin saya sudah keterlaluan menolak Khadafi terus-menerus. Tapi sekarang, saya serius untuk menerima lamaran anak om."
"Alhamdulillah kalau kamu serius menerimanya."
"Tapi om, saya janji kalau nanti saya menyakiti Khadafi, tolong bawa Khadafi pergi jauh dari hadapan saya dan tolong jodohkan dia dengan wanita pilihan om. Saya tidak bisa janji untuk tidak menyakiti Khadafi, tetapi sekarang saya sedang berusaha untuk tidak menyakiti Khadafi."
Sekuat mungkin Xaula menahan rasa sesak di dada dengan semua ucapan yang ia keluarkan. Gadis itu tidak bisa janji untuk tidak menyakiti Khadafi, karena hidupnya dia sekarang bukan lagi miliknya, melainkan milik orang lain.
🥀🥀
Siapin mental kalian untuk part berikutnya sampe ending😘
Jangan lupa untuk follow, vote dan komen sebanyak-banyaknya biar Pou seneng.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]
Teen FictionSequel of Crazy Man Mengandung kebaperan dalam cerita ini, siapkan mental kalian sebelum membaca agar tidak melenyot sepanjang part. #1 in badgirl [28/04/2022] #1 in misteri [27/02/2022] #1 in fiksiumun [11/12/2021] #2 in spiritual [28/04/2022] #3 i...