Sore harinya saat beberapa anak yang mengikuti ekskul sudah berpulangan kerumah mereka masing-masing. Haechan memutuskan untuk menutup klub mereka sendirian karena ia yang harus menunggu cup cake terakhirnya matang.
Pintu ruangan itu di ketuk, Haechan yang masih menunggu cup cake nya matang harus di kagetkan dengan kehadiran seorang anak kecil di depan pintu klub miliknya.
"Eum, cari siapa ya dek?"
Tanya Haechan dengan senyuman. Sang anak kecil hanya diam saja membuat Haechan kebingungan.Suara oven yang berbuyi membuat Haechan harus mengalihkan perhatiannya.
Ia melirik kearah cup cake nya yang sudah matang. Haechan langsung mengambil cup cake itu dan mulai mendekornya dan hal itu tidak luput dari anak perempuan cantik yang tengah memperhatikannya. Sepertinya gadis kecil itu anak seorang guru atau ada murid yang tengah di jemput oleh keluarganya pulang dan adiknya berkeliaran entah kemana.
"Kamu mau?"
Tanya Haechan. Anak kecil itu terlihat mengangguk pelan. Haechan yang melihat hal itu langsung memberikan dua cup cake untuk sang anak."Ini kakak kasih dua untuk kamu, satu lagi bisa kamu makan sendirian atau berikan pada orang yang kamu suka, oke?"
Ucap Haechan. Anak kecil itu mengangguk lalu kemudian tersenyum manis."Terimakasih, kak"
Ucapnya yang akhirnya bersuara."Sama-sama"
Balas Haechan. Lalu setelahnya gadis kecil itu langsung keluar dari ruangan itu sambil berloncat-loncat riang membawa cup cake buatan Haechan. Haechan yang melihat hal itupun langsung tersenyum lembut.Haechan kembali membalik tubuhnya guna membersihkan beberapa sudut yang ada di kitchen sebelum ia benar-benar menutup klub milik mereka.
Pintu ruangan itu kembali di ketuk, membuat Haechan berpikir jika anak kecil itu kembali datang menemuinya.
"Apa cakenya enak, sayang?"
Tanya Haechan tanpa menoleh kearah anak kecil itu."Hm"
Jawabnya.Namun, itu bukan suara anak kecil tadi. Itu suara pria dan suaranya terdengar sangat rendah. Haechan langsung menghentikan kegiatan bersih-besihnya dan menoleh kearah belakang tubuhnya.
"J-Jaemin!?"
Terlihat Jaemin yang tengah berdiri di depannya sambil membawa cup cake buatan Haechan yang sudah ia makan setengahnya.
"Lo ngapain disini?"
Tanya Haechan yang masih terlihat kaget."Aku ingin memberikan formulir pendaftaran klub yang ingin ikut festival, dan ngomong-ngomong festival itu di undur tiga bulan"
Ucap Jaemin yang langsung memberikan kertas putih itu pada Haechan"Terimakasih"
Jawab Haechan dengan lirih, meski ia sedikit kaget mengenai acara festival mereka yang di undur cukup lama. Sedangkan Jaemin memilih mengangguk pelan lalu kembali memakan cup cake milik Haechan itu. Haechan sangat yakin jika itu adalah cup cake buatannya jika di lihat dari warna dan bentuknya."Euhm, lo dapat dari mana itu cup cake?"
Tanya Haechan yang mulai penasaran."Dari gadis kecil yang baru keluar dari klub ini. Dia bilang kamu memberikannya pada ku"
Ucap Jaemin. Haechan yang mendengar hal itu langsung membolakan kedua matanya."Ha!? S-Sejak kapan? Gue nggak mungkin ngasih tuh cup cake ke lo"
Ucap Haechan yang gelagapan. Padahal ia memang tidak mungkin akan memberikan Jaemin makanan buatannya. Tapi entah kenapa Haechan jadi gugup seperti ini?"Ah, benarkah? Tapi cup cake buatan mu ini sangat enak"
Ucap Jaemin, memuji Haechan tapi ekspresinya masih saja datar.'Dasar kulkas'
Batin Haechan.Jaemin memakan potongan terakhir dari kue itu lalu mengusap pelan remahan kue yang ada di bibirnya.
Haechan masih ada disana, menunggu Jaemin selesai makan dan keluar dari ruangannya, namun perkataan Jaemin selanjutnya berhasil membuat Haechan terdiam seribu bahasa.
"Haechan, apa kamu menyukai ku?"
VannoWilliamsSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
From Hate To Love (NaHyuck)
Подростковая литератураRasa benci Haechan pada Jaemin yang berubah menjadi cinta. Story from great-grandson Yakuza.