Bab 3 Berkunjung ke Panti Asuhan

6 1 0
                                    


Gadis itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia pergi ke tempat panti asuhan untuk mengirimkan donasi berupa uang dan sandang pangan untuk kebutuhan anak-anak panti di sana. Walaupun ia terlihat sangar dan dingin di luar, sebenarnya ia merupakan sosok wanita yang lembut di dalam.

Ia sering memberikan pengajaran membaca pada anak-anak panti asuhan. Ia sering kali membawa buku koleksinya. Untuk disumbangkan pada anak-anak panti asuhan. Tidak ada yang mengira sosok Dareen Nadira ternyata mempunyai sisi baik yang tidak diketahui oleh banyak orang. Hanya Maemunah saja temannya, yang mengetahui sifat dan sisi baiknya.

Di keluarganya. Dareen sering kali disebut anak yang boros karena suka menghambur-hamburkan uang. Padahal, uang yang ia pakai itu untuk membantu anak yatim dan anak-anak yang ada di panti asuhan. Papanya selalu berburuk sangka terhadap Dareen. Bahkan, papanya sering membanding-bandingkan ia dengan Dea.
Dareen sering disebut anak tak tahu diuntung dan sering disebut tak tahu diri karena sikap dan karakternya mirip dengan Rena-mantan istri papanya, yang tak lain adalah mamanya Dareen. Ia sering merasa frustrasi karena sikap papanya yang selalu menyakiti hatinya.
Padahal, dulu sebelum papanya menikah lagi dengan Rini-mamanya Dea. Papanya tidak pernah bersikap kasar seperti sekarang. Entah racun apa dan perkataan apa, yang membuat papanya kini seperti sangat membencinya. Dareen sangat ingin seperti dulu. Ia ingin keluarganya utuh seperti semula.

Terkadang hidup sepahit ini. Kita tidak pernah bisa memprediksi akan mengalami hidup yang seperti apa. Namun, kita bisa terus berjuang dan berjalan melewati rintangan demi rintangan dalam roda kehidupan yang terus berputar.

Anak semata wayang. Berasal dari keluarga yang kaya dan serba ada, ternyata tidak menjamin hidup seseorang bahagia. Seperti yang Dareen rasakan sekarang. Ia merasa hidupnya sendirian. Tidak ada yang peduli dan tidak ada yang membuatnya bahagia.
Ia sering menangis dan meratapi nasibnya. Ternyata kehidupan yang orang-orang lain inginkan dan impikan itu, tidak seindah yang ia rasakan sekarang. Ia bahkan sering tinggal sendirian di rumah Rena-mamanya. Rumah ini adalah hadiah pernikahan dari papanya untuk Rena, saat orang tuanya menikah dulu. Rumah ini adalah rumah tempatnya berkeluh kesah karena di rumah ini, ia tidak akan melihat ibu tiri dan anaknya. Walaupun sudah lama meninggalkan rumah, papanya tidak pernah mencarinya, bahkan tidak menghubungi dan tidak menanyakan ia ada di mana. Dareen benar-benar seperti anak terbuang.

Mungkin karena papanya sudah punya keluarga baru, sehingga ia terabaikan. Dari segi finansial Dareen mungkin termasuk anak yang beruntung. Akan tetapi, dari segi kasih sayang, ia merupakan anak yang malang.
Ia selalu berusaha terlihat bahagia. Saat melakukan video call dengan mamanya. Ia tidak mau mamanya khawatir karena ia diperlakukan tidak adil oleh papanya.

Sebenarnya, Dareen bisa saja pergi menemui mamanya di luar negeri. Namun, ia tidak tega meninggalkan papanya bersama ibu tirinya.
Ia tidak ingin harta warisan papanya diambil alih oleh ibu tirinya. Makanya ia berusaha untuk tetap kuat menjalani kehidupan yang begitu menyiksa batinnya. Sudah ada tiga bulan lebih ia tinggal di rumah mamanya. Sejak kejadian aksi bunuh dirinya di danau. Ia tidak tinggal lagi di rumah papanya. Ia tidak ingin papanya mengetahui perbuatannya di danau dan semakin memarahinya karena perbuatan konyolnya.

Di rumah yang terlihat eksotis ini. Ia kadang meminta Bi Imah untuk membantunya. Bi Imah adalah pembantu di rumah papanya. Dareen sudah di rawat sejak kecil oleh Bik Imah. Jadi, wajar saja jika Dareen menganggap Bi Imah sudah seperti ibu kandungnya sendiri.

***
Saat Dareen sudah memarkirkan mobil pajero miliknya. Ia langsung bergegas untuk pulang dari panti asuhan. Di perjalanan pulang, ia masih memikirkan laki-laki yang membuat mood-nya semakin memburuk. Ditambah kedatangan Dea yang ikut campur pada masalah pribadinya, semakin membuat ia geram. Ingin sekali rasanya Dareen menutup mulut Dea yang suka memperkeruh keadaan.
Namun, jika ia tidak mengalah pada Dea. Ia pasti akan kena maki papanya lagi karena berdebat dengan anak tiri kesayangannya. Sebenarnya di sini siapa sih yang anak kandungnya. Kenapa papanya lebih memihak pada Dea dari pada dirinya. Padahal Dareen ‘kan anak kandungnya. Harusnya papanya lebih memihak padanya bukan pada anak tirinya.

Jika memikirkan perlakuan papanya, Dareen suka sedih, kesal, dan marah. Ia tak kuasa membendung air matanya yang selalu menangis tatkala ingat papanya yang sudah berubah seperti orang lain. Ia seperti tidak punya tempat sandaran dalam hidupnya.
Hanya pemuda misterius yang selalu mengerti keadaannya. Saat Dareen sedih, ia langsung menghubungi pemuda misterius itu lewat email. Karena di sanalah ia bisa mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Padahal komunikasi hanya lewat online, tetapi pemuda misterius itu berhasil membuat ia jadi wanita yang kuat. Pemuda misterius itu juga suka menasihatinya untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Ingin rasanya ia cepat bertemu dengan pemuda misterius yang ia kagumi itu. Ia tidak peduli bagaimana rupanya, bagaimana penampilannya. Yang terpenting ia bisa bersama pemuda misterius itu. Dareen Benar-benar akan menerima semua kekurangan yang ada pada pemuda itu. Ia sudah memantapkan hatinya untuk bisa menerima apa pun kondisi pemuda misterius itu.

***
Jalanan menuju rumah Dareen sangat sepi karena rumah mamanya agak jauh dari jalan raya. Rumah mamanya terletak di sebuah perumahan elite di kota Bandung. Saat ia sudah sampai di depan gerbang, tiba-tiba bola matanya menatap rumah sebelahnya yang sudah lama ditinggalkan oleh penghuninya. Rumah ini juga cukup mewah. Namun sayang, karena jarang ditempati jadi tidak terawat.
Ia terus menelisik rumah itu karena di depan rumah itu sekarang sudah terparkir dua mobil dan sebuah motor yang sama seperti miliknya. Dulu, saat ia masih SMP. Ia pernah mendengar dari mamanya. Rumah sebelah yang jarang ditempati itu adalah rumah teman papanya yang ada di luar negeri. Teman papanya ini adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup Dani-papanya Dareen. Berkat bantuan temannya ini, papanya bisa menjadi orang yang sukses seperti sekarang.

Setelah lama melihat rumah tetangganya itu, Dareen langsung masuk ke dalam rumahnya. Ia tidak mau terlalu mengetahui seperti apa teman baik papanya ini. Yang ia pikirkan sekarang bagaimana ia bisa hidup nyaman tanpa ada tekanan dari dalam maupun dari luar.

Ia selalu ingat nasehat DA, nama panggilan untuk pemuda misterius yang menyelamatkannya. DA bilang, “Hidup itu sekali, kalau kita mati sia-sia dan tidak memberi manfaat untuk orang-orang sekitar kita buat apa? Kalau kita bunuh diri, kita itu sama saja seperti tumpukan sampah yang tidak berguna. Harusnya memberi manfaat ini malah mati dengan cara sia-sia. Orang bunuh diri itu adalah orang yang lemah, dan orang yang tidak bisa mensyukuri nikmat. Udah tahu di luaran sana banyak orang yang ingin sehat, banyak orang yang ingin melawan penyakitnya demi kesembuhan. ‘Lah ini, malah mati sia-sia. Bukankah itu sesuatu yang bodoh?" Membaca pesan nasehat dari DA, Dareen semakin semangat untuk terus melanjutkan hidup. Ia kini tidak sendiri, ia kini punya seseorang yang selalu ada di saat suka maupun duka.

Terlambat MenyadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang