Bab 6

6 1 0
                                    

Seperti menyembunyikan dosa besar, Misa diam-diam meninggalkan rumah. Mengendap-endap keluar rumah dan masuk ke taksi online yang dia pesan tanpa sepengetahuan Namjoon. Sebenarnya lucu juga menemukan dirinya pergi seperti maling yang takut ketahuan.

Semestinya Misa percaya diri saja pergi. Namjoon tidak berhak menginterupsi urusan pribadinya bukan? Toh selama ini Misa juga tidak ikut campur urusan pribadi Namjoon meskipun laki-laki itu akhirnya tidur dengan wanita lain dan membuatnya hamil. Misa juga bisa melakukan apa yang Namjoon perbuat.

Misa sudah di jalan. Ia pergi ke sebuah alamat yang diberikan oleh Kim Taehyung, katanya di sana Misa sudah ditunggu oleh anak buah laki-laki itu. Tidak langsung mengatakan alamat tempat mereka bertemu. Dia bilang untuk keamanan. Misa tidak terkejut. Hanya sedikit geli. Taehyung tampak begitu hati-hati, sementara dia tidak bersikap waspada.

Misa sama sekali tidak memikirkan keamanan dirinya sendiri. Begitu saja percaya dengan Taehyung yang notabene belum ia kenal sama sekali kecuali dari balik layar kaca. Bagaimana jika sebenarnya Taehyung memiliki rencana jahat terhadap dirinya?

Misa tertawa, menertawai dirinya sendiri yang sangat ceroboh. Akan tetapi, itu bukan hal yang buruk jika Taehyung memang berniat buruk padanya. Tidak ada hal yang lebih buruk dibandingkan dikhianati dan dibenci oleh suaminya sendiri. Bahkan jika seumpama hari ini adalah hari terakhir Misa hidup, setidaknya sebelumnya dia akan memohon pada Taehyung untuk diberikan sedikit waktu untuk menghancurkan Namjoon.

Akan tetapi, bila dipikir-pikir, seharusnya Misa bisa menjadi bidak yang menguntungkan untuk Taehyung kan? Karena alasan inilah Misa nekat keluar dan mendatangi Taehyung tanpa adanya pengawasan. Ia siap menyerahkan dirinya sendiri.

Misa sampai di alamat yang dituju, ia keluar taksi dan langsung diminta masuk ke mobil mercedes hitam—kendaraan umum yang digunakan oleh para bejabat. Tidak banyak bertanya, Misa masuk begitu saja. Dia di dalam mobil, duduk di belakang beserta dua orang laki-laki yang berada di kursi depan.

Saat itu, Misa mendapatkan telepon dari Kim Taehyung. Tidak mempertimbangkan apapun lagi, Misa mengangkat panggilan itu. "Ya, Tuan Kim?"

"Aku dengar kau sudah berada di mobil yang aku kirimkan untukmu. Anak buahku memperlakukanmu dengan baik?" tanyanya.

Bibir Misa tertarik ke atas. Lucu sekali. Dia merasa senang diperlakukan seperti ini oleh seorang laki-laki. "Kau perhatian sekali, Tuan Kim. Aku sudah duduk manis di mobil. Anak buahmu juga sopan meskipun tidak banyak bicara. Sangat meghargai privasi. Terima kasih," jawab Misa.

"Kau tahu, Nyonya Kim? Aku sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu," ucapnya.

Misa terdiam sejenak. Matanya megerjab seraya mencerna kalimat Taehyung. Bagaimana Misa harus mengartikannya?

"Bagaimana aku harus mengartikan ucapanmu itu, Tuan Kim?" Misa memancing Taehyung. Sungguh, saat laki-laki dan perempuan saling melakukan filrting dengan kata-kata, akan sangat terasa.

Misa merasa Taehyung sedang menggodanya. Akan tetapi, dia butuh kepastian sebelum menanggapi laki-laki itu kan? Siapa tahu ini bagian dari jebakan Taehyung.

Toh rasanya kemungkinannya kecil sekali, seorang yang digadang-gadang menjadi calon presiden menggoda istri orang lain. Bukan tidak mungkin karena saat ini Misa merasa laki-laki yang berbicara dengannya tengah memancing dengan rayuan implisit.

"Aku tahu ini berbahaya, tapi aku merasa sikapku tidak salah. Kau juga menyetujuinya kan, Nyonya Kim? Jika kau merasa ini adalah salah, tentu saja kau tidak akan datang padaku," balasnya.

Misa tersenyum. Tampaknya Misa sedikit lupa kalau laki-laki ini sama berbahayanya dengan Namjoon. Keahlian politikus, mengembalikan kata-kata Misa, sampai bingung harus merespon seperti apa.

CATACLYSMICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang