Semuanya mengalir begitu saja. Misa sangat tidak menyngka bahwa dia dan Taehyung cepat sekali akrab. Maksudnya, Misa mendapatkan sisi nyamannya pada Taehyung. Mungkin karena laki-laki ini terkenal sebagai social butterfly atau karena apa yang dikatakan orang-orang benar bahwa lawan jenis itu seperti magnet beda kutub. Jika Misa selatan, maka Taehyung utara. Saling tarik-menarik.
Misa mengambil kedua gagasan itu. Benar semua. Taehyung memang social butterfly dan laki-laki menarik seperti magnet.
"Ingin langsung ke kamar? Oh astaga, apa aku terdengar seperti laki-laki brengsek?" Taehyung bertingkah seolah menyesali kata-katanya, tapi pria ini tetap menunjukkan senyuman di bibirnya. Misa pening sendiri. Bohong jika dia tidak berdebar. Untuk pertama kalinya ada laki-laki yang mengajaknya untuk melakukan hubungan intim.
"Sebelumnya, aku merasa kalau kau tidak canggung padaku sama sekali padahal kita baru saja bertemu untuk pertama kali kan?"
Taehyung terkekeh kecil kemudian menumpu dagunya dengan tangan. "Tidak. Sebenarnya aku sudah lama tahu kamu," jawab Taehyung.
Misa menaikkan alisnya. Kata-kata Taehyung ambigu atau tidak? Tentu saja Taehyung pasti tahu tentang Misa. Secara dia memiliki orang-orang yang menjadi informannya. Mencari data diri Misa tidak sulit. Pria yang masih menatap Misa tepat di manik matanya dipastikan telah mendapat semua data diri Misa.
Seperti berharap, Misa tiba-tiba menginginkan kalimat Taehyung itu memiliki makna lain. Bukan hanya sebatas lewat kertas dokumen pribadinya, tapi Taehyung mengenalnya dengan afeksi. Baiklah, efek alkohol begitu besar. Misa tidak akan mencobanya lagi.
"Bisa kau jelaskan lebih detail perkataanmu?" balas Misa.
Taehyung masih menatapnya. "Aku akan menceritakan saat pillow talk setelah intercourse nanti."
Deg.
Laki-laki itu membalikkan kata-katanya. Misa semakin merasakan bahwa kepalanya memberat. Pusing. Taehyung terlalu blak-blakan. Sudah empat kali, atau lima Taehyung terang-terangan ingin menggiring Misa ke ranjang.
"Tentu saja aku harus mendapatkan consent-mu. Aku tidak berniat menjadi laki-laki brengsek. Tap bagaimana ya? Kau menarik sekali. Ingin dimiliki."
Bahaya. Ini kali ketiga Taehyung dengan lantang mengucapkan ingin memiliki Misa. Apakah ini permainan laki-laki yang menjadi pihak oposisi suaminya?
Sayangnya, memikirkan Namjoon hanya menjadi beban. Untuk apa dia menjaga diri? Suaminya tidak memiliki iktikad baik yang sama. Jika mata harus dibalas mata, maka Misa seharusnya membiarkan laki-laki lain menyentuh dirinya kan? Ini memang merupakan logical falacy, tapi Misa benar-benar tidak peduli.
"Baiklah, Taehyung. Aku harap selimut di sini cukup untuk menghangatkan badan." Akhirnya Misa memberikan consent. Sungguh dia tahu ini salah, tapi tertantang untuk melakukan dosa ini.
Taehyung tetap saja terlihat terkejut. Mungkinkah laki-laki ini berpikir bahwa Misa terlalu mudah diajak tidur? Jika benar iya, Misa sudah menyiapkan dalih untuk membela diri.
Laki-laki tampan di depan Misa ini tidak langsung menanggapi. Masih tampak terkejut. Misa khawatir sendiri. Apa yang ada di kepala Taehyung sekarang?
"Lalu bagaimana? Makanan belum datang, tapi aku ingin mengajakmu ke kamar. Kau bagaimana? Lapar? Ingin makan lebih dulu?"
Misa lega. Ternyata itu yang dipikirkan pria bersurai gelap ini. Cukup cerewet tapi selalu mempertimbangkan hal lain dengan hati-hati.
Misa tersenyum. "Mana saja, aku tidak keberatan," sahutnya.
Taehyung lagi-lagi terdiam. Tidak mengatakan apa-apa, pria itu langsung berdiri, berjalan mendekati Misa dan menyodorkan tangannya. "Please be mine tonight."
KAMU SEDANG MEMBACA
CATACLYSMIC
FanfictionKataklismik berarti bencana alam. Sesuai dengan judulnya, kisah ini tentang bencana yang meliputi rumah tangga Kim Namjoon dan Kim Misa. Cerita ini ditulis oleh Aera Kim dan saya sebagai editor. Cerita inisudah mendapat persetujuan penulis untuk m...