on

5.3K 332 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





































———————
CHAPTER O3.
"ON"
———————

sret.

kedua netra jake sayup sayup terbuka, koper ini terbuka lebar, ia dapat melihat sunghoon yang tersenyum manis diatasnya.

kepala jake sakit, rasanya ia sangat ingin memuntahkan cairan dari tubuhnya, udara di dalam koper besar itu sangat sedikit, untuk memberontak disaat sunghoon mengangkat tubuhnya saja jake sangat tak kuat.

sunghoon mengangkat tubuh jake ala koala, tubuh yang sudah lumayan besar dari terakhir sunghoon mengangkat tubuhnya tak membuat lelaki bermarga park itu kesusahan dan mendudukannya pada sofa yang berhadapan langsung dengan tv besar.

wajah jake sudah banjir akan keringat, kedua netra putihnya memerah seiring menatap tajam pria berbadan kekar yang sibuk mundar mandir untuk sekedar menyalakan dvd dan kembali duduk disamping jake, bersandar pada sofa dengan secangkir wiski digenggamannya.

ujar sunghoon sembari meneguk wiskinya menyadari bahwa jake menatapnya sedari tadi "aku ingin menonton tv, jangan sampai aku yang menontonimu berjam jam dalam keadaan naked" jake tak takut, ia tetap menyampingkan kepalanya dan menatap sunghoon intens, sunghoonn menatapnya balik dan hitungan detik sunghoon menindih tubuh jake hingga kepala si manis terdongak pada tangan sofa.

"Mphhm - NGhh!!" geram kuat jake, seluruh pakaiannya dilucuti. sunghoon mengguntingnya dan membuang pakaian formal berharga jutaan dollar itu kesembarang arah.

"lihat dan rasakan film ini" jake ditarik untuk kembali duduk seperti tadi hanya saja sunghoon merangkul pinggang jake erat.

"jika kamu berpaling sedikit saja" sughoon mendekati telinga jake, mengulumnya sekilas dan berbisik seduktif,

"akan aku buat kamu manjadi model majalah dewasa sungguhan"

tubuh jake tersentak, ia tak fokus namun harus dipaksa fokus. tangan sunghoon berkali kali meremas pinggangnya, pendingin diruangan ini juga tak dimatikan sengaja membuat jake menggigil.

sial, jake sudah legal hanya saja. apa tidak ada film lain selain pornografi ini?

kedua paha jake bergerak resah, mau bagaimanapun penisnya itu sudah mulai bangun dan sunghoon berkali kali tersenyum melihat penis mungil itu bangkit, deru nafas jake kembali terdengar berat, wajahnya memerah. air liur yang sedari tadi menetes tepat mengenai batang miliknya, itu dingin. jake ingin mendongak hanya saja dirinya tak ingin dicambuk seperti film dihadapannya.

"kamu tidak ingin berpaling?" tangan sunghoon merambat mendekati penis yang sudah mengacung tegak itu.

"kamu lupa rasa saat aku mengulummu, begitu pun sebaliknya?" sunghoon menaikkannya naik turun, beberapa kali memainkan lubang kemih jake yang sudah mendongak. kakinya yang ia rapatkan kembali sunghoon buka dengan paksa.

"atau saat lubangmu berkedut meminta penisku mengenai kembali prostatmu, dan menumbuknya habis habisan"

"Mphh - anghh ah ah" jake sudah mengeluarkan cairannya namun sunghoon tetap menggerakan tangannya naik turun dengan tempo sangat cepat membuat tubuh jake hampir terjatuh dari sofa, sunghoon menahannya, menarik paha jake dan membawa tubuhya diatas pangkuan sunghoon, tangan sunghoon meraih gunting dimeja dan membuka ikatan tali di kaki jake secara tergesa gesa.

jake mendongakan kepalanya, tak kuat dengan segala kenikmatan yang sunghoon berikan. sunghoon mengecup, melumat bahkan menggigit kasar bahu jake yang polos tak ada bekas luka sedikitpun.

tes.

tes.

lagi, cairan jake keluar lagi dan menyembur meja sebetis mereka dihadapannya juga menetes mengenai lantai. sunghoon melebarkan paha jake, sunghoon merasa selangkangan yang terbalut kain itu basah, sunghoon melirik kebawah sekilas lalu terkekeh. bukan, itu bukan cairannya tapi cairan lubang jake yang menetes mengenai celana sunghoon.

dari depan, tangan sunghoon mencari lubang diantara benda kenyal yang selalu menjadi candu karena teksturnya, merabanya. hanya merabanya dalam kurun waktu yang lumayan lama, membuat jake tak kuasa menahan hasrat, secara tak sadar menggerakan pinggulnya

"sekarang kamu ingat? kamu juga pernah menggoyangkan pinggulmu seperti ini, menggesekan ini" sunghoon mencengkram kedua bongkahan itu, "dan memohon padaku, ah sebentar" sunghoon kembali mengambil gunting dan membukan tali yang melingkar, menyumpal mulut jake sampai pipi gempilnya tercetak merah.

Jake meraup nafas sebanyak banyaknya, "f-fuck off, you're not my sungie. and i won't sign for a gigolo like you" sarkasnya.

ini bukan sungie yang setahun terakhir ia lihat, sungie polos yang masih banyak hal sensual yang harus jake ajarkan, bagaimana jake yang selalu mendominasi, dimana jake yang akan menyuruhnya mendesahkan 'jakey' terlebih dahulu.

tapi sunghoon seakan membalik keadaan itu.

"kalo aku bukan sungie, lalu siapa? hm?" tanya sunghoon jahil begitu pula kedua jarinya yang bergerak asal didalam jake, hanya menggerakan dan tak berusaha mencari gumpalan daging yang bisa kapan saja membuat jake lemas tak berdaya.

"can you explain?" sunghoon mengangkat tubuh jake dan membalikkan tubuhnya, memaksa kedua kaki jake agar memeluk pinggangnya, menatap wajah manis jake dari bawah.

sedangkan jake menggigit bibir bawahnya kuat, hingga sedikit sobek. sunghoon mengeluarkan jari jemarinya dari lubang surgawi jake yang bergetar akibat ulahnya.

sunghoon menyelipkan tangannya pada perselipan sofa, sampai tangannya menyentuh tali dan menariknya, tali itu tak panjang juga pendek mungkin hanya sekitar leher sampai dada bawah jake dan ada bentuk lingkaran besar diujungnya.

itu choker.

sunghoon mengikat leher jake, satu jarinya untuk menarik leher jake agar terus menunduk menatapnya dibawahnya tepat, jangan tangannya tangan kiri sunghoon digunakan untuk terus membuat si manis meracau indah.

"a-apahh nghh y-yang harus dijelaskan padamu brengse- AAKHhh"

sunghoon tersenyum sinis, ah disini surga miliknya? sunghoon menjadi lebih bermain maiin pada area bawah jake, menekan nekan dan menggaruk gumpalan daging itu secara terus menerus sampai jake bergetar hebat diatasnya.

"jelaskan kenapa kamu lupakanku" sunghoon tersenyum konyol, ia membalik tubuh mungil jake agar berhadapan langsung dengan wajahnya.

wajah penuh kesal dan kebencian tapi tak bohong kalau jake juga menikmati apa yang sedang sunghoon lakukan sekarang dengan jari jemari handalnya itu.

kedua sudut mulut sunghoon terangkat, jari jemarinya ia keluarkan begitu saja. tubuhnya mencondong hingga tubuh polos jake sudah terlentang diatas dinginnya lantai dengan sunghoon diatasnya, menindih perut polosnya itu seiring dua telapak tangan penuh sperma itu mencekik leher jake.

"kamu melupakanku?" sunghoon masih setia dengan senyum dan tawa konyol yang dipaksakan,

"one year later, my first love broke my heart for the first time"

sunghoon melepaskan cekikannya hingga jake terbatuk dan membuang wajahnya kearah lain. menyisakan memar merah yang mencolok diarea lehernya.

sementara sunghoon mengambil batang nikotinnya, menghidupkan dengan salah satu lilin yang menjadi penerang ruangan remang remang ini.

"mau aku ceritakan lanjutannya? siapa tau kamu sembuh dari amnesia mendadak"

$$ TO BE CONTINUED $$

✓Smoke, SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang