part 4

108 5 0
                                    

Acara demi acara pun telah selesai semua kerabat pun juga telah pulang .aku dan gus abinaya pun disuruh untuk pergi ke kamar

"Ayo kita sholat" ujar gus abinaya

"Saya sholat di pondok saja gus"

" Apa kata orang kalau kamu sholat di sana?"

" Tapi maaf saya nggak bisa sholat sama njenengan"

" Kenapa?"

" Saya nggak bisa kasih alasan buat itu"

" Yaudah nggak papa kita sholat sendiri sendiri aja" akupun segera ke kamar mandi dan berwudhu untuk sholat isya' setelah sholat gus abinaya pun mendekatiku

" La.... " Panggil nya sambil memegang tangan ku tapi segera ku tepis

" Jangan sentuh saya gus"ujar ku sambil menatap tangan ku sendiri

" Tapi kenapa? Bukannya halal saja kalau saya menyentuh kamu?"

" Aku nggak mau di sentuh sama njenengan gus"

" Tapi kenapa la?"

" Bukannya kita menikah hanya paksaan dari uma?"

" Kenapa kamu bilang seperti itu? Ini adalah malam pertama kita , bukannya kamu menyetujui pernikahan ini?"

" Kapan saya bilang mau menikah sama kamu gus? Andai dulu ada dua pilihan pilih menikah sama kamu atau keluar dari pesantren maka saya akan memilih keluar dari pesantren ini......" Kataku mulai mengeluarkan air mata

" Jadi kamu terpaksa?"

" Anggap aja seperti itu!"

" Apakah ini cara bicaramu kepada saya?!"

" Maaf gus saya hanya menghormati njenengan karena njenengan adalah putra uma, kalau saya boleh jujur saya suka sama kakak njenengan gus dan saya nggak semudah itu untuk bisa melupakan nya" ucap ku terisak sambil keluar dari kamar itu

" Andai kamu tau nila.... Saya suka sama kamu ketika saya sudah tau kalau kamu adalah masa depan saya." Lirih gus abinaya bagaimana dia bisa meluluhkan hati istrinya? Sedangkan istrinya sendiri membencinya..?

****""""


Pagi hari pun tiba embun mulai menetes di dedaunan pesantren. Hari pertama aku menjadi seorang ning

" Ning nila bangun" ujar seseorang menepuk pipi ku pelan ternyata adalah laura

" Ini jam berapa ra?"

" Jam 4 subuh ning.."

"Kenapa kamu panggil saya ning ?"

" Kamu kan istrinya gus abi"

"Gus abi...?"

" Iya..."

" Nggak mungkin"

" Kamu kenapa la..?, Kemarin kamu kesini dengan mata sembab dan kenapa kamu nggak tidur di ndalem?"tanya laura kepada sahabatnya

" Nggak papa kok ra.."

" Jangan bohong nila...aku ini sahabat kamu, kamu lagi ada masalah?"

"Em......"

" Nila...." Ucap laura sambil memegang tangan ku " kamu kenapa? Ada masalah apa?"

"Aku nggak mau sama gus abi raa.....aku mau pergi dari sini semua ini membuat ku tersiksa ..."

" Kalau kamu pergi bagaimana dengan uma......? , Jangan nyerah nila. .... Cobalah untuk menerima gus abi aku yakin kok dia nggak seperti yang kamu fikirkan ,kalau nggak mau bertahan untuk gus abi seenggak nya bertahanlah karena uma ..?"

" Makasih ra .. karena udah dengerin ceritaku..." Laura pun mengangguk

" Udah senyum dong..." Aku pun tersenyum dan mulai berjalan untuk pergi ke kamar mandi tapi entah kenapa pusing tiba tiba menjalar di kepalaku dan....

Brukk..... Semuanya pun menjadi gelap

Gus AbinayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang