Pembaca yang Budiman,karena kesalahan teknis,harap untuk membaca part 3 terlebih dahulu baru part ini🙂
Arigatou:'(Di sebuah ruangan yang penuh dengan ornamen khas istana bak negri dongeng dan di dominasi oleh warna merah muda, seorang gadis berumur 14 tahunan tampak tengah terlelap di sebuah single bednya. Entah apa yang ia mimpikan hingga senyum di wajahnya tak kunjung menghilang. Wajahnya putih pucat bak susu menunjukkan jika si gadis sedang tidak baik- baik saja. Perlahan, tangan mungilnya mulai bergerak.
Haaaah haah haah haah,...
Entah mimpi apa yang dialami gadis mungil itu. Hingga ia terbangun dengan nafas tersengal- sengal. Wajah yang tadinya pucat pasi mulai memiliki rona merah. Deru nafas yang tak teratur menjadi bukti betapa buruknya kejadian yang baru saja ia alami.
Eh, dimana Kate? Dan kenapa tubuhku tak terluka sedikitpun? Sudah berapa lama aku koma sampai semua begitu berbeda sekarang?
Disaat gadis itu sedang memikirkan berbagai pertanyaan yang tidak masuk akal, tiba- tiba ia mendengar ketukan dari arah pintu kamarnya. Perlahan, gadis itu menuruni single bednya dan berjalan menuju pintu untuk membukanyna. Namun baru saja ia berdiri, dari balik pintu, sesosok gadis remaja yang berumur lima belas tahunan lengkap dengan seragam maid warna hitam dan putihnya terlihat dan mulai memasuki ruangan bernuansa merah muda itu.
"Demi dewa Zeus!!!" Dengan tergesa-gesa, pelayan itupun meletakkan nampan yang kemungkinan berisi bubur dan susu itu ke atas nakas dan berlari menerjang ke arah sang gadis yang bahkan belum sempat mengumpulkan nyawa setelah terbangun dari tidurnya.
" nona,.. nonna akhirnya bangun juga setelah sekian lama. Apa badan nona ada yang sakita? Atau nona merasakan apa? Hamba sangat khawatir."
" Bisa tolong lepaskan? Aku tak bisa bernafas," ucap gadis itu kepada remaja yang baru saja memanggilnya dengan sebutan nona itu. perlahan sang gadis pelayanpun mengendurkan pelukannya dan mulai menatap nonanya lekat.
" ka-kau ? kenapa kau menatapku seperti itu? apakah kau seorang suster baru? Atau pembantu baru? Kenapa aku tak pernah melihatmu sebelumnya?" tanya gadis itu dengan raut wajah penasaran.
" astaga, demi dewa Zeus! apa itu saus- sauster? Dan bagaimana bisa nona melupakan hamba? Hamba Chatrine, pelayan pribadi nona sejak nona dan saya masih kecil hingga usia nona yang sudah 14 tahun ini!" Jelas pelayan bernama Chatrine itu dengan wajah terkejutnya. Bagaimana bisa nonanya melupakan orang yang tetap menemaninya meskipun kadang hanya di jadikan patung pajangan di sampingnya saja jika nonanya pergi kemanapun.
Chatrine ? Nama dan wajahnya sedikit sama dengan rekan pintar yang menyebabkan ledakan di laboratoriumnya. Apa selama ini Kate punya adik kandung. Ah, tidak, ayah bilang Kate sudah sejak berumur setahun menjadi yatim piatu dan tak memiliki satupun keluarga. Batin gadis itu.
" Kepalaku sedikit pusing. Apa sebelumnya kepalaku pernah terbentur? Aku juga sedikit melupakan identitasku,"
Lagi- lagi gadis pelayan bernama Chatrine itu terlonjak kaget," astaga nona, hamba harus segera memanggil healer!"
" Berhenti! Kau belum menjawab pertanyaanku! Dan tak perlu memanggil healer, aku baik- baik saja." hardik gadis itu. Ia hanya perlu memastikan beberapa hal yang masih menjadi perkiraannya.
" ba-baik nona. Izin menjawab. Beberapa hari yang lalu nona memang sempat terjatuh ke danau dan terbentur batu yang ada di danau itu. Kakak anda, tuan Federic Cristella yang telah menyelamatkan anda dari danau itu nona." Terangnya
" tunggu? Apa disini ada cermin? Tolong ambilkan aku cermin!"
Mendegar perintah nonanya, Chaterine ( panggil aja kate ya biar gampang hihi) mengangguk dan segera berjalan ke depan meja rias nonanya. Dibukanya kain penutup yang telah menutupi benda kotak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Villain : The Stunt Antagonist
Historical Fiction" Kau kira, ini akan berakhir?" ",.....Akan kujadikan kau menyesal dan memintaku kembali padamu!" tepat setelah mengucapkan kata terakhir itu, sebuah pedang menyayat lehernya secara perlahan tapi pasti. Slaaasshh,... Dan tak lama kemudian, tuas yang...