Pertunjukan Pembuka 🤫

1.4K 184 0
                                    

Tak ada yang tau bagaimana takdir di masa depan itu akan terjadi. Tapi, tidakkah kita di berikan hak untuk memilih? Bisakah orang lain tetap tenang dan hanya mengurusi kehidupannya sendiri tanpa memainkan kehidupan orang lain?

Seorang remaja laki-laki berusia enam belas tahunan tengah berdiri termenung di depan jendela kamarnya. Lelaki itu masih memikirkan keputusan sepihak ayahnya. Menjadi seorang pangeran memang mengharuskannya mengikat hubungan politik atau hubungan yang didasarkan akan wasiat yang di tetapkan oleh pemimpin terdahulu. Segala hal yang berbau tahta sungguh membuat pria itu muak. Ia ingin hidup tanpa beban. Namun, semua itu hanya mimpi yang tak akan pernah menjadi nyata.

“ Max,..” pria itu berteriak penuh emosi. Ia sungguh bosan menjadi boneka hidup.

“ hamba pangeran.” Seorang pria paruh baya memasuki kamar besar dengan latar warna hitam dan emas serta nude itu. Badannya seketika sedikit bergetar  setetlah memasuki ruangan itu. Aura di kamar itu sungguh suram. Dan dengan kemarahan si empunya kamar, menjadikan ruangan yang seharusnya menenangkan itu menjadi mengerikan bagi tiap orang yang memasukinya.

“ Apa ada kegiatan khusus untukku hari ini? Dan,.. Dimana ayahanda?” tanyanya dingin. Pandangan pria itu masih lurus ke luar ruangan.

“ Yang Mulia Raja ada di ruang kerjanya, Pangeran. Beliau tadi sempat meminta saya untuk memberi tau anda untuk bersiap – siap mengunjungi kediaman Baron Cristella.”

Kediaman Baron Cristella lumayan jauh dari istana. Bahkan, jika menggunakan kereta kudapun, ia membutuhkan waktu sekitar sembilan jam untuk sampai di pusat Duchy Bernotte dan dua jam ke kediaman Baron Cristella.

Tanpa mengalihkan pandangannya,tangan pria itu mengepal kuat. Sebuah kepulan api berwarna keunguan keluar dari kepalan tangan pria itu. Menyadari jika akan ada hal buruk yang menimpanya, pengawal bernama Max itupun segera meminta izin untuk meninggalkan ruangan beraura suram itu.

“ Hamba izin kembali bertugas, Pangeran!” ucap Max dengan kondisi kaki gemetaran menahan rasa takutnya.

Sihir api adalah elemen sihir yang termasuk elemen sihir terkuat di kerajaan Axton. Pangeran Elwood mendapatkan sihir itu dari gen ayahnya, Raja Axton yang juga memiliki elemen sihir berupa sihir api namun di tingkatan api hijau.

Adik Pangeran Axton, Pangeran Andrew menguasai sihir alam, turunan dari sang ibunda. Sebenarnya sihir alam jika diasah akan menjadi sihir yang lumayan menakutkan. Mengingat segala kejadian yang menyangkut makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari elemen alam. Namun sayang, tak ada seorangpun yang mampu menguasai sihir elemen alam secara sempurna. Seorang master alam saja sihirnya hanya mampu membuat beberapa guncangan dan retakan - retakan tanah di tahapan tertingginya. Itupun memakan mana yang sangat banyak.

Kemampuan sihir alam adalah sihir yang dikenal paling terkutuk. Karena memakan banyak mana. Banyak rumor yang menyebar jika pangeran kedua hanyalah pangeran sampah. Namun, pangeran Axton tak pernah menganggap serius rumor itu. Toh, selain adiknya itu masih kecil, adiknya itu juga masih memiliki keluarga yang mampu melindunginya tanpa harus menguras tenaga sang adik tercinta.

Kepulan api di tangan pangeran Axton perlahan memudar. Ia begitu rapuh saat mengingat segala hal yang berkaitan dengan ibunya. Apa lagi soal perjodohannya dengan putri bangsawan kelas bawah itu. (Baron adalah gelar kebangsawanan paling rendah. Hanya satu tingkat di atas rakyat jelata)

“ARRRGHHH.”

Seluruh benda – benda di ruangan itu terlempar ke sembarang arah. Guci-guci yang tadinya tertata rapih pecar berserakan. Beberapa perkamen bahkan terbakan dan berubah wujud menjadi abu ketika akan tejatuh ke lantai.

“ Ibu,.. “
“ Kembalilah!”

                              ❄️❄️❄️

Become a Villain : The Stunt AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang