Banyakin vote and coment kuy,biar lebih cepet upnya.
Tahan dulu bab ini sampai ada yang coment "next" 🙂
Masukin ke perpus aja dulu, 😂Selamat membaca:)
"Sepertinya, dia pemimpin bandit itu.” gumam Elena.
“ Kamu fikir, kami adalah domba gemuk yang bisa dengan mudah kamu rampok hanya karena kamu memiliki banyak orang bersamamu heh?” suara alkoholik hangat itu terdengar begitu santai dan meremehkan. Meskipun dikelilingi banyak bandit, wajah tenangnya tak sedikitpun berubah.
Tak hanya suaranya yang alkoholik, pria dengan jubah hitam itupun memiliki wajah tegas dan keras.tiap katanya seakan mendominasi lingkungan sekitar agar takluk dibawah naungannya.
Disamping pria itu, tampak seorang pria yang mengenakan jubah putih bersulam emas. Wajahnya lembut dan jernih. Sebuah benda yang mirip seperti kacamata bertengger indah dihidungnya menambah kesan cerdas. Meski samar, Elena dapat melihat jika mata pria persik itu berkedip. Anggun namun menyihir siapapun yang melihatnya.
Pemimpin bandit yang merasa jika mangsanya tidak mau menyerah dengan mudahpun berteriak, “ JADI KAU TAK MAU BEKERJA SAMA DENGAN KAMI?”
“ Bicaralah terus. Kalian itu seperti air beriak.”
Ekspresi pria berjubah hitam itu tetap sama sepanjang waktu. Dan pria berjubah putih itupun tak mengatakan apapun sedari tadi. Seolah berbicara dengan para bandit itu hanya membuang-buang waktu berharganya.
“ berhentilah bertele-tele. Cepat lakukan apa yang ingin kau lakukan. Mari akhiri semua ini dengan cepat!” akhirnya, pria berjubah putih itupun membuka mulutnya.
Wajah pemimpin bandit semakin suram. Dengan marah ia berteriak,” KALIAN BOCAH-BOCAH INGUSAN BERANI MEMBUATKU MARAH! AKAN AKU BERI KALIAN PELAJARAN TAMBAHAN HARI INI!”
Ta,..ta,..ta,...
Langkah kaki kuda perlahan menjadi lebih jelas. Kilatan kekhawatiran sedikit terlihat di mata komplotan bandit itu.
Sejenak, semua orang mematung. Tak ada yang bergerak seincipun. Sesaat kemudian, semua orang menoleh dan mendapati seorang wanita yang hampir seluruh wajahnya tertutup oleh jubah berwarna hijau lumutnya mendekat.
Pemimpin bandit memandang wanita yang menuju ke arahnya dengan mata berbinar. Seolah melihat harta karun di pagi buta. Tatapannya seperti tatapan ngiler.
” Ah, keberuntunganku hari ini sangat indah. Satu domba gemuk ternyata masih tertinggal di belakang.”
Elena yang bosan melihat basa-basi kedua bocah ingusan itupun mendekat ke arah keduanya. Gaunnya berkibar tertiup angin seperti sosok putri tangguh di negri dongeng.
Meskipun masih agak jauh, mereka masih bisa melihat sikap anggun dan meskipun hanya bibirnya saja yang terlihat di balik jubahnya,mereka dapat meyakini jika wanita di balik jubah itu pasti sosok yang mirip seperti dewi.
Yui memandang Elenoir dengan heran. Matanya cerah seperti bintang yang sudah puluhan tahun terbentuk. Sekuat tenaga ia mencoba menguatkan ekspresinya agar tidak berubah. Sekilat cahaya terlintas di matanya. Tatapan seperti menemukan minatnya.
Jika dia memang wanita normal, harusnya setelah melihat situasi penjambretan seperti ini akan kabur atau setidaknya bersembunyi menjauhi lokasi kejadian. Mengapa wanita aneh ini malah mendekat ke arah mereka? Bukankah lebih baik jika dia pergi melarikan diri?
“ dia bukan anggota perjalanan kami.” Ujar Yui.
Kepala bandit itupun tersenyum dingin.” Kau fikir ku bisa menipu kami? Wanita itu pasti kau sembunyikan tadi. Tapi setelah melihat pangerannya dalam bahaya, ia dengan bodohnya tak mau hidup sendiri hahaha.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Villain : The Stunt Antagonist
Fiksi Sejarah" Kau kira, ini akan berakhir?" ",.....Akan kujadikan kau menyesal dan memintaku kembali padamu!" tepat setelah mengucapkan kata terakhir itu, sebuah pedang menyayat lehernya secara perlahan tapi pasti. Slaaasshh,... Dan tak lama kemudian, tuas yang...