08. Not The Day

3K 110 28
                                    

"Good morning."

Sapaan dari suara berat itu milik Taehyung. Meskipun dengan penampilan khas bangun tidur, Taehyung tetap tampan dari berbagai sudut. Baju kusut, rambut acak-acakan tampak lucu, tidak mengurangi kadar ketampanannya yang nyaris tanpa celah sedikitpun.

Taehyung mengambil sehelai roti yang langsung dilahap tanpa topping selai penambah rasa. Mulutnya terlihat penuh. Dia ini memang terkadang masih seperti anak kecil, kebiasaan yang tergolong unik hingga mendapat julukan alien yang sangat pas dengan kepribadiannya.

Jisa membalik badan sebentar dari aktivitasnya memasak untuk membalas sapaan yang terlontar beberapa detik lalu.

"Good morning, Taehyung," ucapnya. Lalu, ia kembali melanjutkan untuk menata nori, ikan salmon dan nasi. Pagi ini ia sedang belajar membuat sushi.

"Ke mana Jimin?" tanya Taehyung setelah menyelesaikan sehelai roti masuk ke dalam perutnya.

"Jimin sedang ada keperlukan katanya."

Taehyung mengangguk pelan. "Kau tidak ikut?" tanyanya lagi sembari berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air minum. Meskipun ia baru saja bangun tidur, cola tetap menjadi pilihan utama. Diteguknya sebotol cola hingga tersisa setengah kemudian menaruhnya di tempat semula. Sensasi panas yang masuk ke tenggorakan adalah hal yang Taehyung suka.

Sementara karena terlalu serius, Jisa sampai tak mendengar ucapan Taehyung barusan. Tangan dan otaknya sejalan sedang menciptakan gulungan sushi yang lebih rapi. Beberapa kali percobaan Jisa selalu gagal.

Atensi Taehyung tergerak menetap pada punggung Jisa selama satu menit. Merasa jika Jisa memang tidak mendengarnya, Taehyung mengayun langkah untuk mendekat sampai tepat berada di belakang wanita yang masih belum menyadari keberadaannya.

"Sepertinya kau membutuhkan bantuan."

Suara berat Tehyung mendatangkan kejut. Jisa mengelus dadanya sembari mengembuskan napas.

"Taehyung, kau mengagetkanku tahu," keluhnya.

Tehyung hanya terkekeh, memamerkan gigi rapihnya.

"Maaf, Ji. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Tapi, kau tidak menjawab pertanyaanku tadi, jadi aku mendekatimu."

Ya ampun, mana mungkin Jisa bisa memarahinya jika ekspresi seorang Kim Taehyung semenggemaskan ini. Padahal, Taehyung bukan idol yang memiliki citra imut seperti Jimin. Bahkan, sekarang Taehyung lebih menunjukkan sisi dewasa di depan publik.

"Ah ... aku yang tidak mendengarmu, Tae."

"Ya, aku tahu, Ji."

Taehyung pun mengalihkan pandangannya pada apa yang sedang Jisa kerjakan. Pisau, sendok nasi dan tikar penggulung untuk membuat sushi. Taehyung tersenyum tipis. Pantas Jisa terlihat sangat sibuk sampai telinganya mendadak tuli.

"Aku akan membantumu."

Taehyung bicara dengan penuh percaya diri. Seolah ia ahli dalam hal ini. Satu demi satu sepuluh jarinya ditekuk sebagai pemanasan hingga berbunyi. Sebelum benar-benar memulai, ia mengenakan sarung plastik yang kebetulan belum terpakai di sisi wadah kotak nasi.

"Kau harus bersabar untuk menggulung sushi, Ji. Tidak perlu terburu-buru, pelan-pelan saja. Tekan yang kuat dan rapihkan seperti ini." Taehyung mempraktekkan apa yang ia katakan. Gerakannya lambat, tetapi ketika proses itu selesai Taehyung membuktikannya dengan hasil yang di luar ekspektasi.

"Wah kau sepertinya ahli membuat sushi," puji Jisa.

Taehyung itu tidak mau dipuji. Meskipun benar, tetapi ia tetap malu-malu ketika orang memujinya. Pipinya memerah meski tidak kentara.

BIG DEAL (Remake Dari "Shit!")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang