WARNING!
Yang bandel, nekat, tanggung sendiri akibatnya. Tinggalkan sebelum terlambat karena mungkin bacaan ini tidak sesuai dengan minat kalian. Banyak maturenya!
————
Nam Jisa tidak mengerti bagaimana akhirnya ia bisa terjebak dengan Jimin. Tidak pernah terbesit dalam benaknya akan bertemu bahkan berhubungan dengan idol papan atas tersebut. Berhubungan dalam artian saling memanfaatkan. Benar, Jimin telah memanfaatkannya demi kesembuhan dan ia yang balik memanfaatkan pria itu demi sebuah tujuan—terbebas dari nerakanya.
Padahal, dengan begitu, Jisa sedang menambah penderitaannya. Memicu masalah lain sampai menunggu kapan akan meletus. Saat itu terjadi, ia akan menyadari bahwa neraka sesungguhnya telah ia ciptakan sendiri.
Sementara, bagi Jimin, sosok Jisa tadinya seperti asisten sebelumnya yang jelas menerima pekerjaan itu untuk lebih dekat dengannya. Seorang penggemar yang berpura-pura tidak mengenalnya, tetapi sebenarnya berjiwa sasaeng. Direktur Bang akan segera menyingkirkannya setekah memberikan beberapa pelajaran. Anggapan itu kini terpatahkan ketika Jisa menawarkan sebuah kerja sama. Gadis itu ingin keluar dari sana, dari tempat yang diinginkan jutaan wanita lain. Jimin tercengang. Dia tidak menyangka dengan Jisa—seperti kotak ajaib yang diharapkan segera terbuka—terlihat menarik.
Semakin menarik ketika seluruh tubuh Jisa basah. Dia bukan tidak bisa menilai, tetapi hanya minatnya terhadap sosok wanita terus berkurang. Dan Jisa tiba-tiba datang, lalu memunculkan sedikit minatnya. Hanya sedikit.
"A-aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya," akui Jisa secara jujur. Meskipun, tanpa mengatakannya, Jimin sudah mampu menebak hanya dari gestur yang terlihat amatir.
Jimin menunduk untuk melihat raut wajah Jisa. Belum ada pergerakan sejak lima menit yang lalu, sedangkan tubuhnya mulai kedinginan. "Lakukan seperti apa yang ada di video," titah Jimin.
Jisa menelan ludah susah payah. Pakaian mereka masih lengkap, bahkan kelewat lengkap dengan kancing kemeja putihnya hanya terbuka di satu bagian paling atas. Karena terkena guyuran air shower, memperlihatkan bra berwarna hitam yang membungkus dada berukuran tidak kecil itu.
"Kalau kau tidak siap lebih baik kita batalkan saja," ucap Jimin yang sudah mulai jengah. Tidak bisa menunggu lama.
Pria itu sempat bergerak dari posisinya, tetapi lengannya sudah lebih dulu ditarik kemudian dada bidangnya didorong. Terlalu kuat sampai tubuhnya membentur dinding, terimpit di antara tubuh Jisa yang menempel. Dia bisa merasakan payudara Jisa yang terasa empuk.
"K-kau—"
Jimin sulit melanjutkan kalimatnya sebab Jisa sudah bergerak untuk melepaskan pakaian yang melekat di tubuh gadis itu satu demi satu. Perlahan, tetapi terkesan sensual.
Kini Jimin yang dibuat gelagapan saat Jisa sudah meloloskan semua pakaiannya. Telanjang. Meskipun, ia tidak merasakan gairah itu hadir, tetapi cukup membuat degup jantungnya berpacu cepat.
Usai membuang pakaiannya ke sembarang arah, Jisa berlutut, beralih pada celana bokser yang menutupi aset Jimin paling penting. Tubuh bagian atas pria itu memang tidak tertutupi apa pun sejak pertama kali Jisa memasuki kamar Jimin. Dada dengan benjolan otot itu seakan menarik untuk dijamah menggunakan jari lentiknya. Namun, yang pertama Jisa lakukan adalah menurunkan celana bokser yang Jimin kenakan. Ragu dan sangat hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG DEAL (Remake Dari "Shit!")
Fiksi Penggemar"Apa idol-idol itu tak ingin berkencan? Di umur mereka, seharusnya seks sudah menjadi kebutuhan." "Mereka sudah memiliki kita." "M-maksudmu?" "Kau tak membaca surat kontraknya? Di sana menjelaskan bahwa pekerjaan kita tidak hanya menjadi asisten." N...