tanggung jawab - republish

12 11 3
                                    

"ADA APA INI!?"

Suara barito pria menggema keseluruh penjuru cafetaria, scarlett bangkit setelah menghajar habis-habisan dino dan teman-teman reyhan lainnya

Wajahnya yang kembali ia tunjukan menjadi datar menatap pria tersebut, Gibran Gentala. Ia adalah kepala yayasan alias pemilik sekolah Seantara International School, kedatangannya sebenarnya hanya untuk berkunjung dengan damai tidak setelah ia mendapatkan bisik-bisik dari siswa dan siswi bahwa ada yang berekelahi dicafetaria sekolah.

Dan benar saja setelah ia telusuri lebih lanjut, ia tahu bahwa scarlett tidak akan bertindak seperti itu kalau tidak dengan keadaan yang mendesak. Gibran mengetahui itu dari arya, karena arya adalah sahabat arya sejak kecil.

"Ikut saya keruangan, untuk kalian semua bubar atau saya beri hukuman." Ujar gibran sambil memperhatikan sekitar, seluruh murid bubar dari tempatnya masing-masing. Dino bangkit, wajahnya juga ikut babak belur karena tadi scarlett sempat memukul beberapa kali.

"Dia duluan yang mulai pak!?" Elak dino, gibran hanya mengendus kasar sedangkan scarlett ia mengambil nampan lalu pergi terlebih dahulu berjalan kearah ruangan gibran.

Gibran membiarkan scarlett, ia tahu bahwa scarlett membutuhkan sedikit ketenangan. "Dino, dia tidak akan bertindak seperti itu kalau kalian mengikuti ucapannya."

Dino mengendus, "Ngikutin kemauan dia!? Mentang-mentang dari keluarga terpandang bisa seenaknya." Remeh dino seraya membantu yang lain bangun dari duduknya.

"Maksud kamu berbicara seperti itu untuk putri saya apa!?" Arya mendatangi mereka semua, ia sudah dikabarkan oleh gibran untuk datang dan arya tidak sendirian ia bersama rina.

Arya dengan setelan hitam beserta kaca mata hitamnya dan rina dengan pakaian feminim tetapi nampak sangat anggun dan tak terlalu terbuka.

"Mas," lirih rina sedikit memperingatkan suaminya agar mengontrol omongannya, rahang arya mengetat. Ia sudah bertahun-tahun dengan scarlett, bisa-bisanya orang-orang seperti mereka memandang remeh keluarga sekaligus scarlett yang notabenya sudah ia anggap seperti anak kandung sendiri.

Yang lain diam, "Maaf arya atas kecerobohan semua ini," arya tidak marah dengan gibran tapi ia hanya tidak suka saja dengan mereka. Ah! Sudahlah percuma saja kalau dideskripsikan.

"Kalian semua ikut saya keruangan atau ke Pak rahmat untuk meminta surat penyataan minta maaf sekaligus tanda tangan seluruh guru!?" Semua murid lebih memilih untuk untuk ikut keruangan dari pada meminta tanda tangan guru-guru.

Mereka semua berjalan bersama keruangan gibran, sedangkan scarlett dan juga earphone ditelinganya menatap kosong didapannya. Pikirannya mulai menyalahi dirinya sendiri, jauh dari alam sadar. Magnolia terus meminta scarlett agar tidak melakukan hal tersebut dan memintanya untuk melupakan dan jangan pernah menyakiti dirinya sendiri.

Mereka semua telah sampai, gibran membuka pintu ruangan sedangkan yang lain masuk scarlett dan rina memilih untuk duduk didepan saja.

Rina memeluk scarlett, "Kamu kenapa sayang?" Lirihnya, scarlett menahan tangisnya entahlah sihir apa yang dipakai oleh rina yang membuat scarlett langsung tersentuh setiap ucapan yang dilontarkan oleh rina.

"Ststs, mami ada disini." Ujarnya seraya mengelus oundak scarlett dengan lembut, kalau boleh jujur kenapa tidak rina dan arya saja yang menjadi orang tua untuk scarlett? (Yeu suka-suka author 😝)

"Scar jangan ingat kejadian itu, mami akan selalu bersama kamu." Peringat rina, scarlett melerai pelukan mereka. Ia menggeleng cepat, "Kalau boleh jujur, aku lebih kepingin kalau mami sama papi yang jadi orang tua aku. Dibanding mereka yang lebih suka dengan pekerjaan dibanding anak mereka"

Kepribadian Ganda - Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang