-𝐊𝐨𝐬𝐨𝐧𝐠

591 63 0
                                    

: Ini side Levi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

: Ini side Levi.

Sungguh Levi kini membenci diri sendiri.
Ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya menyakiti gadisnya.
Di saat kejadian itu, Petra dengan paksa mencium dirinya dengan tanpa bersalah membuka kancing baju miliknya sendiri.

Levi sedikit menikmatinya, hanya saja ia masih waras karena memikirkan [Name] jika melihatnya seperti itu.
Levi hanya memejamkan mata agar tidak melihat pemandangan di depannya saat itu.
Levi menatap kosong di hadapannya kini.

Meringkuk, lalu menangis.
Sesak di dadanya mungkin tidak akan seberapa dengan sesaknya sang gadis melihatnya sedang di cumbu oleh wanita lain.

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu sebelum aku pergi untuk Ekspedisi ke 57 luar dinding, tapi mengapa?.. mengapa semuanya terjadi.." Sungguh Levi benar benar menyesal.

Langit berwarna jingga.
Langit kesukaan sang gadis yang berada di sisinya.

"Kapten! warna langitnya cerah sekali! aku suka langit! Jika nanti ada kesempatan, aku akan melihat langit yang lebih luas di luar dinding sana!" Seperti kaset lama yang diputar, perkataan sang gadis kala itu membuat Levi terus bersemangat dalam bertugas.

"Petra.. sialan!" Levi mengumpati gadis yang sepertinya terobsesi dengannya.

Ia menjatuhkan dirinya di hamparan rumput yang luas menatap langit.
Kenangan indah beberapa tahun lalu membuat Levi, menangis kembali.

Tapi sebelum itu, mari kita flashback ke saat kejadian Petra dan Levi terjadi.

"Kenapa Kapten selalu bersamanya?" Levi mengerutkan dahinya, bukankah sudah jelas?
[Name] selalu bersamanya karena mereka sepasang kekasih, itu jelas terlihat.

"Karena dia kekasihku." Levi duduk di kursi kerjanya.
Petra perlahan mendekat dan dengan sangat tidak sopannya duduk diatas pangkuan Levi.

"Kau ini apa apaan Petra!" Levi membentak gadis itu, balasan senyuman menggoda terlihat di wajahnya.

"Kapten, aku tahu kau menahannya bukan? Jangan berbohong." Dengan segera Petra mencium bibir pria tampan itu.
Yah, Levi juga seorang laki laki normal.

Membalas ciuman Petra adalah hal pertama yang fatal.
Petra terlihat tersenyum licik disela ciuman itu.

Decakan bibir yang saling bersentuhan terdengar nyaring di ruangan ini.
Petra yang mendapat kesempatan itu langsung membuka dua kancing bajunya, hampir mengarahkan tangan Levi yang bebas di kursinya itu ke dada miliknya.

Dan itu semua hampir terjadi jika Erwin dan [Name] masuk ke dalam ruangannya.

Kembali lagi ke laptop Levi yang sekarang.



"[Name]... Setiap sore kau akan selalu menemaniku kan? Aku ingin bercerita kepadamu.." Siapa pun yang melihat Levi kini sudah pasti akan menatapnya sedih.
Bahkan Hange dan Erwin pun tahu, bagaimana Levi sangat mencintai gadis dengan rambut berwarna hitam legam itu.

"Aku merindukanmu.."
Kata kata terakhir Levi sebelum ia pergi kembali ke dalam kamarnya sendiri.
Mengurung diri kembali, menyalahkan dirinya sendiri.

Mengurung diri kembali, menyalahkan dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐁𝐚𝐜𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang