-𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮

730 70 4
                                    

"Ah! Maaf menganggu kegiatan kalian berdua," Petra dengan wajah tanpa bersalah itu dengan tidak sopannya masuk ke ruangan Levi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Maaf menganggu kegiatan kalian berdua," Petra dengan wajah tanpa bersalah itu dengan tidak sopannya masuk ke ruangan Levi

Tercetak jelas di wajah tegas Levi bahwa ia kesal dengan salah satu anggotanya ini.
[Name] yang melihat hanya bisa tersenyum tipis.
Memang sepertinya prajurit sang Kapten atau lebih tepatnya tangan kanan sang Kapten ini tidak suka dengan kehadirannya.

"Bukankah aku sudah bilang kepada Hange bahwa jangan ada yang masuk ke dalam ruanganku hari ini?" Suara Levi yang dingin masuk dengan tegasnya.
Petra hanya tersenyum lalu menatap [Name] yang kini sedang menatap dirinya dengan senyum kecil.

Melihat senyum itu, Petra kesal merasa dirinya dijatuhkan oleh gadis biasa.
Padahal [Name] tersenyum karena ia sangat menghormati gadis cantik di depannya.

"Hange-san tidak memberitahu saya heichou" Senyuman licik tertata di wajah gadis itu.
Levi mengangkat sebelah alisnya, Levi yakin bahwa Hange sudah pasti akan memberitahu siapa pun yang akan masuk ke dalam ruangan Levi.

"Cih. Ada apa kau kemari?" Tanya Levi dingin.
Wajah dingin itu membuat [Name] sedikit gemetaran karena takut. Jujur [Name] sendiri sudah takut jika Levi sudah mengeluarkan suara dinginnya.

"Ada yang ingin saya bahas. Hanya berdua saja Kapten" Petra melirik [Name] yang kini pucat.
Entah, hanya saja [Name] juga sedikit merasakan tidak enak badan.

"Hanya berdua? apa itu sangat penting? jika itu penting kekasihku juga harus ada disini. Ia berhak mengetahui segala hal tentangku." Levi seakan tuli, ia menarik tangan [Name] lalu merangkul pinggang kecil gadisnya.

"Iya kapten sangat penting." [Name] menatap Levi seakan berkata aku tidak apa apa.
Levi menghela nafasnya, melepaskan rangkulannya pada pinggang sang gadis.

Perlahan punggung [Name] hilang di balik pintu.

"Kapten kenapa anda selalu bersamanya?"

"EH! [Name] - chan!" Erwin yang sedang melihat lihat halaman belakang gedung pasukan Squad Levi terkejut melihat kekasih sahabatnya itu hampir terjatuh jika saja Erwin membantu memegang tangan kanan sang gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"EH! [Name] - chan!" Erwin yang sedang melihat lihat halaman belakang gedung pasukan Squad Levi terkejut melihat kekasih sahabatnya itu hampir terjatuh jika saja Erwin membantu memegang tangan kanan sang gadis.

"Ada ap- [Name ]- chan!" Belum sempat Erwin menyelesaikan omongannya, [Name] hampir terjatuh bahkan hampir tidak sadarkan diri.

Dengan sigap Erwin mengangkat kekasih sahabatnya itu dengan gaya bridal style, lalu berlari ke ruangan Levi.
[Name] yang ada di dalam gendongan Erwin hanya diam sembari tersenyum.

'Sahabat Kapten sangat baik ya..' pikirnya.
[Name] tersenyum melihat wajah tampan Erwin.
Tidak jangan salah paham dulu, [Name] tersenyum karena ingin mengucapkan terima kasih, namun sepertinya di artikan yang lain oleh pria yang menggendongnya ini.

Wajah Erwin memerah karena melihat senyuman ayu sang gadis.

Sampai di depan ruangan Levi, Erwin langsung mendesak masuk ke dalam. Namun pemandangan tak enak terpampang jelas di depan mata.

Brak!!!

"Levi!!" Betapa terkejutnya [Name] begitu pun Erwin.
Pemandangan di depannya, Petra dan Levi yang err...

Petra dengan bajunya yang acak acakan dan Levi yang sepertinya menikmati permainan panas dengan bawahannya itu.

[Name] perlahan turun dari gendongan Erwin, tersenyum tipis menahan air mata yang akan turun dari mata binarnya itu.

"K - kapten?" Levi terlonjak sadar apa yang sedang ia lakukan. Menyingkirkan Petra segera yang ada di pangkuannya lalu berjalan mendekati gadisnya dengan wajah bersalah, khawatir, dan acak acakannya itu.

"[Name] i - ini tidak seperti yang kau pikirkan!" Levi memegang pergelangan tangan sang gadis. Sentuhan lembut menyingkirkan tangan besar itu dari pergelangan tangannya membuat hati Levi mencelos kosong.

"Aku minta maaf menggangu kegiatan kalian berdua sebelumnya, dan untukmu Kapten dengan hormat aku berterima kasih atas beberapa tahun bersamaku dan menemaniku disaat aku mengerjakan beberapa perkerjaan rumahku.." [Name] menghela nafasnya, menunduk ke bawah membiarkan air mengalir di pipi mulus miliknya.

"Tidak, tidak kumohon jangan pergi [Name]. Maaf maaf maaf..." Levi bahkan berani menjatuhkan harga dirinya di hadapan perempuan yang ia jaga beberapa tahun ini.
Levi bahkan berani berlutut di kaki sang gadis, memohon maaf atas apa yang telah ia perbuat.

"Bangunlah Kapten, aku tidak apa apa.." Bohong. Levi tau bahwa gadisnya ini telah berbohong.

"Tidak. Sebelum kau memaafkanku, aku tidak akan melepaskannya." Bahkan wajah Levi yang biasanya tegas kini hancur berantakan karena penyesalan dan air matanya.

"Erwin bisa tolong bantu Levi bangun dari kakiku? aku sangat lemas untuk membantunya bangun," Erwin mengangguk membantu Levi berdiri.

"Kau? kau kenapa? jangan panggil namaku! kau selalu memanggil ku Kapten! Apa kau sakit? Wajahmu pucat sayang!" Levi bahkan memberontak dari tahanan Erwin.

[Name] tersenyum, sebelum mengatakan kata kata yang membuat Levi menjadi hancur bahkan lebih hancur dari kehilangan teman temannya.

"Aku tidak apa apa. Berbahagialah dengan Petra jika kau mencintainya, jangan sakiti dia. Dengan hormat sekali lagi aku pamit dari kehidupan Kapten Levi Ackerman."

: chap paling panjang yg pernah ku tulis ༎ຶ‿༎ຶ  ini ngetiknya sambil nahan sakit hati sama nangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

: chap paling panjang yg pernah ku tulis ༎ຶ‿༎ຶ
ini ngetiknya sambil nahan sakit hati sama nangis.
skip cengeng(╥﹏╥)

𝐁𝐚𝐜𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang