-𝐀𝐤𝐮

659 52 4
                                    

5 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 tahun kemudian..

Sang Pujangga terduduk bisu menatap cakrawala yang perlahan memudar menjadi oranye.

Sejak kejadian 5 tahun yang lalu, kehilangan sang kasih menjadikannya sesorang yang tidak berperasaan. Seakan hatinya menjadi batu dan mati rasa. Jika para anggota sudah berbahagia dengan bahagia milik mereka masing masing, lantas kapankah bahagia miliknya kembali?

Menunggu yang tak pasti dan hanya diam sampai kasihnya kembali. Manik miliknya kembali menatap cakrawala luas diatas sana.

Jika kasihnya tiada, maka ia akan mengikuti jejaknya agar mereka bisa bahagia di atas sana. Cakrawala, kau lihat betapa menyedihkannya manusia ini?

"Aku.. merindukanmu.." Ucapnya seraya melihat ke arah liontin yang terpasang di lehernya. Ia bisa saja berpaling, namun hatinya menolak itu. Nyatanya cinta miliknya bertahan sampai sekarang, menunggu kepastian sang kasih kembali ke dalam pelukannya.

Kasih, pujanggamu ini ingin kembali bercerita di hamparan rumput indah seraya menatap langit. Bercerita melepaskan bebannya seperti dulu yang selalu dilakukan saat pujangga kembali dari kewajibannya diluar sana.

"Aku, maafkan aku.. Aku hanya berharap kau masih hidup.." Pujangga mengakhiri kesedihannya sore ini, beranjak masuk ke dalam tempatnya.

"Tunggu sebentar lagi, Kaptenku."

Manik berwarna [e/c] itu mengelilingi sebuah perkotaan, sungguh berbeda saat ia tinggalkan dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Manik berwarna [e/c] itu mengelilingi sebuah perkotaan, sungguh berbeda saat ia tinggalkan dulu.

Dia [Name]. Gadis cantik yang telah hilang kembali, bersamaan dengan penampilannya yang berbeda jauh hingga tidak ada yang mengenalinya.

Tujuan ia kembali hanya satu, membalas kepastian sang pujangga yang menunggu di ujung sana. Rambut yang biasanya panjang terurai, kini pendek sebahu.

Manik indah miliknya mengedar melihat perbedaan yang sangat menonjol di dalam dinding. Ia dengar, Eren merumbling.
Sedikit merinding, membayangkan bagaimana hancurnya keadaan umat manusia kala itu.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Seorang pedagang menggunakan kereta kuda menghampirinya, menanyakan sesuatu.

Gadis itu menoleh, ia sedikit familiar dengan suara sang pedagang. Suara sahabatnya dahulu.

𝐁𝐚𝐜𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang