FWB. 55

252 18 0
                                    

Udah berbulan bulan dari kepergian Mark. Dan rutinitas Kana masih sama, gak pernah absen sama sekali buat dateng ke tempat Mark. Sendirian atau kadang ditemenin Haechan. Dan bahkan penjaga makam sampai hafal sama Kana, karena sangking seringnya dateng ke makam.

Dan hari hari Kana juga semakin sibuk. Kerjaan dia di kantor makin bikin dia gila. Ngurusin semuanya sendirian. Karena partner dia udah gak ada lagi. Yaitu Mark.

"Mbak Kana. Udah waktunya makan siang. Ayo makan dulu, mbak",

Kana yang tadi masih sibuk sama kerjaan dia jadi noleh ke arah bawahan dia yang manggil.

Kana lebih suka dipanggil mbak daripada ibu, walaupun posisi Kana itu atasan. Kana berasa tua aja kalau dipanggil ibu gitu. Jadilah dia minta buat dipanggil mbak aja. Lebih nyaman.

Kana sekilas lihat jam tangan yang ada di bagian tangan kirinya.

"Oh udah jam 12 ya?",

"Iya, mbak. Udah waktunya makan siang",

"Em... Kalian mau makan di mana?",

"Itu di depan ada cafe baru buka, mbak. Anak anak pingin ke sana katanya",

"Oh nana's cafe itu ya?",

"Iya, mbak",

"Boleh deh. Kalian jalan dulu aja. Saya beresin ini dulu",

"Oh iya, mbak. Kami dulu ya",

"Iya",

Serepot apapun kerjaan Kana. Dia selalu berusaha buat makan pada waktunya. Kana selalu keinget sama Mark yang selalu marah kalau dia lewatin jam makan dia. Jadilah Kana gak pernah lewatin jam makan, bahkan setelah Mark nya pergi.

Baru aja Kana mau keluar dari ruangan dia, tiba tiba udah ada orang yang buka pintu ruangan Kana.

"Loh. Tante mau kemana?",

"Echan? Makan siang",

"Oh udah waktunya makan siang ya?",

"Iya",

"Echan ikut deh",

"Boleh. Tapi tante makan bareng bawahan tante, gapapa?",

"Kuy lah",

Kana ketawa kecil karena respon Haechan. Harusnya Kana gak perlu tanya Haechan mau apa enggak, ya pasti mau Haechan mah.

Lagian bawahan Kana juga udah pada kenal sama Haechan. Jadi Haechan juga udah akrab sama semua orang di direksinya Kana.

"Loh? Ada cafe baru ya?",

"Iya. Dari luar bagus ya. Semoga dalamnya juga",

Dan tepat setelah Kana masuk. Kana suka banget sama desain interiornya. Selera Kana banget.

"Ini mah style nya tante",

"Hehe... Yok cari anak anak",

"Itu tuh. Di pojokan",

"Oh iya",

Kana sama Haechan langsung jalan ke arah meja rekan rekannya yang ada di pojokan cafe.

"Hallo kakak kakak yang cantik",

Sangking akrabnya, kadang Haechan suka gak tau diri sama bawahan Kana. Suka godain cewek ceweknya. Padahal udah punya pacar. Dasar. Udah tunangan juga.

"Hallo, mas Haechan",

"Udah pada pesen belum?",

"Udah, mbak. Maaf ya",

"Loh ya gapapa. Ngapain minta maaf segala... Menunya mana ya? Echan mau pesen apa?",

"Recommended cafenya aja deh, tan",

"Oke",

Kana jalan ke arah kasir. Buat pesen makanannya.

"Selamat siang, kak. Ada yang bisa dibantu?",

Kana celingukan sebentar, sebelum dia pesen makanan.

"Recommend cafenya apa ya, mbak?",

"Untuk main course nya ada pasta carbonara dengan smoke beef, ada chicken katsu, pineapple fried rice. Untuk dessert ada cocho pie, strawberry cake sama vietnam fruity. Kalau minumnya strawberry jus, pink lava sama cocho fusion",

Kana sedikit mengerutkan dahi dia. Kana ngerasa kalau semua menu recommend yang ada di cafe ini selera Kana banget.

"Em... Carbonara satu, chicken katsu satu, strawberry cake satu, vietnam fruity nya satu, jus strawberry sama lemon teanya satu. Udah",

"Ada lagi, kak?",

"Udah, itu aja",

"Baik. Totalnya 190k ya, kak",

"Oh iya",

Kana sodorin kartu debit dia ke mbak mbak kasir.

"Oh iya, mbak. Itu yang di meja 6, makanan udah dibayar belum ya?",

"Sudah, kak. Kebetulan disini sistemnya pesan sekaligus bayar",

"Oh gitu ya",

Padahal rencananya Kana mau bayarin anak anaknya makan siang. Malah udah dibayar duluan.

"Ini atas nama siapa, kak?

"Na-- ah, Kana",

"Baik. Ditunggu sebentar ya, kak",

"Iya",

Kana langsung balik ke meja dia. Dan lihat kalau Haechan udah heboh banget ngobrolnya sama anak buah Kana.

Kana sendiri udah gak heran. Soalnya emang Haechan itu public speaking nya bagus dan lancar, dan cara bersosialisasinya gak diragukan lagi. Sat set sat set pokoknya.

Makanya, Haechan banyak banget kenalannya dimana mana.

Pernah waktu itu Kana lagi jalan berdua sama Haechan di mall. Dan sepanjang jalan, selalu aja ada yang sapa Haechan. Kana jadi capek sendiri lihatnya. Karena belum apa apa, Haechan udah makan waktu sendiri pas ketemu sama kenalannya itu. Dan itu kadang bikin Kana sebel sendiri.

Gak lama, nama Kana dipanggil sama kasirnya.

"Atas nama Kana",

"Eh, itu, tan. Udah dipanggil. Echan ambil ya",

"Oh ayo",

"Echan sendiri bisa, princess",

"Banyak. Nanti kamu repot. Udah ayo",

Kana jalan sama Haechan ke arah kasir buat ambil pesenan mereka.

Mau sampai kapanpun, kayaknya Kana sama Haechan itu bakal kelihatan kayak orang pacaran. Semua orang yang lihat interaksi mereka itu selalu beranggapan begitu, bahkan yang udah kenal dan tau mereka sekalipun.

Karena Haechan sesayang itu sama Kana. Begitupun Kana. Mereka berdua itu saling menyayangi selayaknya saudara kandung. Bahkan Doyoung aja kadang suka kesel karena iri sama kedekatan adek dan ponakannya itu. Karena sekarang Kana lebih sering habisin waktunya sama Haechan dibanding sama Doyoung, kakaknya sendiri.

"Mbak Kana itu belum punya pacar lagi ya?",

"Pak Mark kan first love nya. Jadi kayaknya susah banget buat lupain dan gantiin gitu aja. Lagian mereka juga udah sampai jenjang yang serius. Pasti susah banget buat lepasin gitu aja. Walaupun pak Mark udah gak ada",

"Padahal gue suka banget sama couple mbak Kana pak Mark. Cocok banget",

Sangat disayangkan memang. Tau mau gimana lagi. Semuanya udah takdir. Takdir Kana Mark yang saling mencintai, berjanji sehidup semati, dan takdir juga yang memisahkan mereka.

FWB : Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang