--Happy reading--
🌻🌻🌻
Luna duduk di sofa kulit hitam seolah-olah ia menempatkan dirinya di atas sepotong emas halus, duduk sedikit di tepi sofa, dengan tangannya diletakkan dengan kaku di tengah pangkuannya.
"Aku bilang buat dirimu nyaman, Loony," komentar Draco saat ia masuk ke ruangan itu.
"Aku nyaman," jawab Luna pelan.
Draco menjatuhkan diri di samping Luna, alisnya sedikit terangkat, "Kau gugup."
"Aku tidak gugup," jawab Luna cepat, memelototi Draco dengan kesal.
"Ya, kau gugup," Draco menyeringai, "Ini bukan pertama kalinya kau berada di rumahku. Ingat saat pagi kita—"
"Ya, aku ingat," sela Luna, "Itu satu-satunya hal yang sepertinya bisa kuingat dari malam itu," Ia tersenyum.
"Kita hanya harus membuat Ginny memutar rekamannya, kan? Aku tidak yakin bagaimana hasil teknologi Muggle, tapi itu pasti lucu," Draco tertawa.
Luna sedikit terkikik memikirkannya, sedikit lebih santai daripada yang ia rasakan sebelumnya. Ia merasa perutnya sedikit bergemuruh karena lapar, membuatnya langsung mengusap sisi perutnya, "Apa untuk makan malam?"
"Apa maksudmu 'apa untuk makan malam'?" Draco bertanya dengan bingung.
"Well, aku seorang tamu... aku sudah membayangkan bahwa kau akan membuatkanku makan malam..."
"Kau terlalu banyak 'membayangkan', Loony," Draco menyeringai, memainkan helaian rambut Luna tanpa berpikir.
"Aku akan menyiapkan makan malam kalau begitu," Luna menyarankan, perutnya bergemuruh pelan.
"Tidak perlu, aku punya peri rumah," ucap Draco.
"Tidak, aku yang akan menyiapkan makan malam," Luna bersikeras.
🌻🌻🌻
"Apa ini?" Draco mencemooh, menatap makanan yang telah diletakkan di depannya.
"Ini sup plumberry," jelas Luna dan duduk di seberang Draco di meja.
"Kelihatannya benar-benar menjijikkan, aku lebih suka memakan lapisan perutku sendiri," ucap Draco sarkastis, mendorong mangkuk itu sedikit menjauh darinya.
"Oke," komentar Luna, tidak mendongak dari mangkuknya.
Draco melirik ke arah Luna, dan menyadari bahwa seluruh postur tubuh Luna tampak menegang dan suasana menjadi kental dengan kecanggungan. Karena penasaran, Draco mengambil sendoknya dan memasukkannya ke dalam sup, lalu mendekatkan sendoknya ke mulutnya. Aromanya menghebohkan; ia sudah bisa merasakan perutnya bergejolak karena jijik.
Saat sup masuk ke mulutnya, Draco mengernyit sedikit tapi menutupinya dengan berpura-pura terbatuk. Rasa supnya hambar namun pahit pada saat yang bersamaan.
"Bagaimana menurutmu?" Luna berseri-seri dari seberang meja.
"Bukan masalah..." gumam Draco.
"Aku tahu kau akan menyukainya!"
Setelah makan malam, mereka berdua duduk di ruang tamu, minum anggur dan mengobrol satu sama lain lagi tentang masa lalu di Hogwarts.
"Apa kau ingat tahun di mana kau berjalan tanpa sepatu?" Draco tertawa, ia menuangkan segelas anggur lagi untuk Luna.
"Itu karena ada yang mencuri barang-barangku," Luna melotot sambil mengambil gelasnya.
"Oh, kurasa aku ingat, Zabini pernah melakukan itu," Draco menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vows | Druna | END✔
Fantasy[LENGKAP] Enam tahun setelah perang, Luna Lovegood bertemu teman lama sekaligus musuhnya. Mengingatkannya tentang kenangan di Hogwarts, bersama dengan anting-anting lobak itu. 🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻 Draco Malfoy x Luna Lovegood [ D R U N A ]